Sabtu, 09 Mei 2009

RI KERJASAMA TIMUR JAUH RUSIA

RI KEMBANGKAN KERJASAMA DENGAN TIMUR JAUH RUSIA

London, 9/5 (ANTARA) - Indonesia mengembangkan kerjasama dengan wilayah timur jauh Rusia di Primorsky Krai, wilayah yang merupakan gerbang laut utama Rusia ke Asia Pasifik lebih dekat ke Indonesia dibanding Moskow atau St. Petersburg yang dapat menjadi pintu masuk perdagangan Indonesia ke wilayah Rusia.

Demikian kesimpulan dari kunjungan Dubes RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Hamid Awaludin bersama Tim KBRI Moskow ke Vladivostok, ibukota Primorsky Kray 6-8 Mei 2009, demikian Enjay Diana, Sekretaris III Pensosbud KBRI Moskow kepada ANTARA London, Sabtu.

Dalam kunjungan Dubes membahas kerja sama RI Rusia dengan Wali Kota Vladivostok, Gubernur Primorsky Kray, Ketua Parlemen Primorsky Kray, Kepala Perwakilan Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia di Vladivostok, Ketua dan pengurus KADIN setempat serta Rektor Far Eastern National University (FENU) Vladivostok.

"Kami memandang Indonesia yang juga anggota APEC, salah satu mitra kerja yang sangat penting, apalagi Vladivostok menjadi tempat penyelenggaraan pertemuan APEC tahun 2012 mendatang", kata Sergey M. Darykin, Gubernur Primorsky Kray saat menerima Dubes Hamid Awaludin di kantornya.

Menurut dia, Indonesia adalah suatu negara yang sangat berkembang dan menarik dalam bidang bisnis dan wisata.

"Vladivostok mengingatkan kita pada eratnya hubungan Indonesia-Rusia di era 1950-1960-an, ketika banyak perwira-perwira angkatan laut Indonesia berlatih di kota ini," kata Dubes Hamid Awaludin.

Sudah saatnya hubungan tersebut dibangun kembali. Dubes mengajak pengusaha dan investor Rusia berbisnis dan menanamkan modal di Indonesia.

Gubernur Darykin mengundang pebisnis Indonesia untuk berpartisipasi dalam pameran dan event internasional di wilayahnya.

RI-Rusia
Minister Counselor Berlian Napitupulu yang mendampingi Dubes mengatakan, menyongsong peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia tahun 2010 dapat diadakan pameran ekonomi dan budaya di Vladivostok, yang disambut positif Gubernur.

Gubernur sepakat atas usul Dubes bahwa salah satu kerjasama yang dapat dikembangkan adalah di bidang perkapalan, kelautan dan perikanan, mengingat Vladivostok memiliki keunggulan dalam bidang itu.

"Melalui Vladivostok, Indonesia dapat meningkatkan ekspor ikan ke pasar Rusia yang saat ini baru tercatat 4500 ton dari 8 juta ton produksi ikan Indonesia setiap tahunnya," kata Dubes Hamid.

Dalam kaitan itu, Gubernur tertarik akan eskpor ikan Indonesia, khususnya tuna. ?Arrangement on Quality Control and Hygiene Safety Import and Export Fish and Fishery Product yang ditandatangani di Moskow 23 April lalu diharapkan membantu meningkatkan ekspor Indonesia?, ujar Sekretaris Pertama Widjoseno Sastroamidjojo.

Gubernur Darkin menyambut baik usul Dubes untuk mengirimkan pelajar dan pengajar Indonesia guna memperoleh master dan doktor di sejumlah universitas ternama Vladivostok.

Dubes menawarkan program Darmasiswa kepada pemuda Vladivostok untuk belajar bahasa dan seni budaya Indonesia di 44 perguruan tinggi di Indonesia dengan biaya Pemerintah Indonesia serta menawarkan Program Famtrip untuk tour operator dan jurnalis Vladivostok.

Dalam kunjungan itu Dubes RI bertemu Wali Kota Vladivostok Igor S. Pushkarov yang menyampaikan terimakasih atas kerjasama yang terjalin selama ini khususnya fasilitasi atas Anak Buah Kapal Indonesia yang mengalami masalah di pelabuhan Vladivostok dan mengharapkan bantuan dan fasilitas diteruskan di masa datang.

Walikota Pushkarov menyatakan keinginannya untuk menjalin kerja sama dalam program kota kembar ?Sister City? dengan Surabaya. Untuk itu, Walikota Pushkarov menyampaikan usulan tertulis kepada Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartono melalui Dubes Hamid Awaludin.

Saat bertemuan dengan Kamar Dagang Primorsky, Ketua KADIN Vladimir Brezhnev menyarakan perlunya pengusaha kedua negara mengadakan seminar ?how to do business in Indonesia and Russia,?.

Selain itu, Vladimir Brezhnev juga memandang perlunya pembukaan kantor perwakilan Indonesia yang permanen di Vladivostok guna memfasilitasi peningkatan hubungan dangang kedua negara secara efektif di masa mendatang.

Dalam kunjungan ke Far Eastern National University, Dubes dan Rektor FENU, Vladimir Ivanovich Kurilov menyambut baik berdirinya Pusat Studi Bahasa Indonesia Institut Ketimuran FENU tahun lalu.

"Pusat studi ini merupakan jembatan yang menghubungkan kedua bangsa yang selama 30 tahun mengalami kebekuan," kata Dubes Hamid.

Kedua pihak sepakat akan perlunya kerjasama antara FENU dengan perguruan tinggi di Indonesia, antara lain dengan Universitas Padjadjaran. Kedua universitas diusulkan untuk mengadakan pertukaran siswa, pengajar dan penelitian.

Rektor usulkan agar mahasiswa/pengajar UNPAD dapat mengajar bahasa indonesia kepada mahasiswa Rusia pada saat belajar bahasa Rusia di FENU demikian sebaliknya. (U-ZG) ***5***
(T.H-ZG/B/S023/S023) 09-05-2009 17:52:59

Tidak ada komentar: