Rabu, 20 Mei 2009

PARC PARADISO DI BELGIA

MENBUDPAR RESMIKAN TAMAN INDONESIA PARC PARADISO DI BELGIA

London, 21/5 (ANTARA) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI, Jero Wacik didampingi Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Nadjib Riphat Kesoema, Menteri Urusan Ekonomi, Tenaga Kerja dan Warisan Budaya Wilayah Walonia-Begia, Jean Claude Marcourt, meresmikan Taman Indonesia (The Kingdom of Ganesha) di Parc Paradisio, Brugelette-Belgia.

Lebih dari 800 undangan memadati pelataran Taman Indonesia yang juga digelar pentas kesenian dalam acara pembukaan bernunsa Bali, ujar PLE Priatna, Counsellor Pensosbud KBRI Brussels kepada koresponden Antara London, Kamis.

Dalam acara yang dihadiri Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata, Dr Sapta Nirwandar, Staf Ahli Khusus Menbudpar Harbunangin serta Eric Domb, CEO Parc Paradisio juga dilakukan acara penyucian Pura Agung Shanti Buwana di Belgia ini.

Kompleks besar taman Indonesia seluas lima hektare merupakan hal yang langka dan unik serta istimewa tidak hanya bagi masyarakat Eropa tapi juga bagi warga Indonesia di Eropa.

Kompleks Taman Indonesia yang pertama kalinya dibangun di Eropa ini, berdiri Pura Bali yang bernama Puri Agung Shanti Buwana, yang ukurannya sama sebesar ukuran pura besar di Bali.

Pura tersebut seperti layaknya pura yang ada di atas tanah sawah bertingkat ala sawah Ubud dan candi besar seperti candi Prambanan dengan Roro Jongrang yang menjulang tinggi, dan bongkahan tembok batu besar berderet seperti yang ditemui di Gunung Kawi di balik tembok candi.

Di depan gerbang tampak Rumah Toraja, replika Candi Borobudur sementara di bagian belakang tampak rumah tradisional besar ala Nusa Tenggara Timur berderet melingkari ujung taman.

Beragam arca, patung, akar pohon tua, batang kayu pohon besar menjadi fosil dari daerah Banten, dan kandang gajah di mana gajah Sumatra akan tiba akhir bulan ini, akan memperkaya suasana Indonesia di taman tersebut.

Sepertinya memindahkan sebagian miniatur ciri khas dan identitas Indonesia di jantung Belgia, ibukota Uni Eropa ini, ujar PLE Priatna.

"Taman Indonesia di Belgia ini, tidak hanya pintu dan jendela untuk mengenal Indonesia tapi juga sebuah penghargaan dan kehormatan bagi bangsa Indonesia di Eropa ini", ujar Menbudpar Jero Wacik pada saat pembukaan taman Indonesia di Parc Paradisio Belgia.

Dubes RI Brussels, Nadjib Riphat Kesoema mengatakan proyek Taman Indonesia yang digagas Eric Domb di Belgia tidak hanya mendekatkan masyarakat Eropa pada Indonesia, tapi juga merupakan pengakuan bahwa Indonesia memiliki keunikan yang menarik bagi dunia dan menjadi perhatian bangsa lain.

Dikatakannya memasuki peringatan 60 tahun dibukanya hubungan diplomatik Indonesia-Belgia di tahun 2009, kerja sama KBRI Brussels dengan Eric Domb (Parc Paradisio) selama ini membuahkan hasil yang istimewa.

Taman Indonesia benar-benar terwujud berkat kecintaan seorang Eric Domb terhadap Indonesia, ujar Dubes.

Kompleks Taman Indonesia ini dibangun oleh seniman Bali dan pekerja yang didatangkan khusus dari Bali dan Jawa Tengah. Sebanyak 22 orang bekerja membangun taman sejak akhir tahun 2006 yang akhirnya dapat diwujudkan dalam dua tahun, ujar PLE Priatna.

Untuk menjaga keaslian dan aroma magis ke-Indonesiaan, batu-batu untuk membangun pura besar dan seluruh lapisan tempat berjalan berasal dari Indonesia. Sekitar 320 kontainer batu-batu candi diimpor dari lereng gunung Merapi, Jawa Tengah, ujar PLE Priatna, Counsellor Pensosbud KBRI Brussels di tengah kesibukan acara pembukaan
Parc Paradisio, taman konservasi flora dan fauna, dibangun di tengah sisa bangunan kastil tua (chateau) dengan koleksi sekitar 3500 species binatang dan sekitar 1.500-an species tanaman dan tumbuhan.

Sejak tahun 2000 Parc Paradisio, tidak saja menjadi menjadi pusat rekreasi yang menawarkan keakraban alam, manusia, budaya, tumbuhan dan binatang, tapi juga taman konservasi modern yang mengibarkan promosi permanen bagi pariwisata, ekonomi dan investasi Indonesia di jantung Uni Eropa ini, demikian Priatna. (U-ZG)***3***

(T.H-ZG/B/P004/P004) 21-05-2009 07:03:37

Tidak ada komentar: