KBRI MOSKOW LANCARKAN DIPLOMASI PENYELESAIAN MASALAH
London, 29/5 (ANTARA) - Indonesia dan Rusia saling tukar pengalaman dalam penyelenggaraan kenegaraan karena bnyaknya kemiripan masalah dan cara penyelesaiannya.
Untuk itu, KBRI Moskow bersama Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik (IDP) melaksanakan "Indonesia-Russia Interfaith Dialogue" pada tanggal 1-2 Juni mendatang, ujar Penanggungjawab Pensosbud KBRI Moskow, M. Aji Surya, kepada koresponden Antara London, Jumat,
Dikatakannya kegiatan yang digelar untuk pertama kali mendapatkan sambutan hangat dari kedua belah pihak.
Menurut rencana "Interfaith Dialogue" itu akan dihadiri para pemuka agama dari Indonesia seperti KH. Hasyim Muzadi, Prof. Dr. Franz Magnis Suseno, Pendeta Natan Setiabudi, Prof. Dr. Bahtiar Effendy, Ignas Kleden dan juga Dirjen IDP, Andri Hadi.
Dari pihak Rusia direncanakan hadir dan menjadi pembicara Wakil Menlu, Aleksey N. Borodavkin, Direktur Center for Arab and Islamic Studies, Prof. Dr. Naumkin, Grand Mufti Rusia, Ravil Gaynutdin, Ketua Komunitas Protestan Rusia, Riahovsky Sergey dan Wakil Kepala gereja ortodoks, pendeta Georgy Ryabykh.
Menurut Dubes Hamid Awaluddin, baik Indonesia maupun Rusia belum lama melakukan perombakan sistem kenegaraannya dan menghadapi berbagai tantangan yang mirip, sehingga tukar pengalaman merupakan sebuah kebutuhan yang tidak terelakkan.
"Aneka konflik di akar rumput yang dapat mengkoyak pembangunan dialami Indonesia dan Rusia. Keduanya memiliki cara pendekatan yang berbeda dan unik. Kita juga dianggap berhasil meredam dan menyelesaikan konflik yang relatif berlatar belakang keyakinan," ujarnya.
Sistem demokrasi yang dibangun Indonesia dan Rusia merupakan suatu hal yang baru dan memerlukan aneka polesan agar menjadi sistem yang cocok bagi kesejahteraan rakyat. Berbagai konsekuensi sistem demokrasi yang diterapkan memerlukan pencermatan dalam pelaksanaanya, termasuk di dalamnya masalah kebebasan pers.
"Itulah sebabnya kita akan melakukan dialog terbuka yang membicarakan masalah pembangunan kehidupan multi etnis dan agama, etika jurnalistik dalam masyarakat multi kultur serta pemahaman konsep pluralisme dan toleransi melalui mekanisme pendidikan," ujar Dubes Hamid.
Beberapa wartawan dari Jakarta juga akan hadir dalam perhelatan dua hari di kota ujung bumi utara tersebut, di antaranya Pemred Republika, Ikhwanul Kiram Mashuri, Redaktur Majalah TEMPO, Idrus F. Shahab, Sri Hartati dari Kompas, dan Ida Rosdiana dari Sinar Harapan. Mereka akan langsung berhadapan dengan perwakilan dari Asosiasi Waratawan Rusia seperti V. Chelsyshev dan Dr. Hirzieva Galina.
Menurut M. Aji Surya, Penanggungjawab Pensosbud KBRI Moskow, kegiatan interfaith ini akan dipusatkan di gedung KBRI Moskow dan Wisma Duta dalam suasana yang santai namun serius.
Hal ini semata-mata untuk meningkatkan "ownership" sambil mendukung program penghematan anggaran, namun tetap tidak mengurangi sisi substansinya. Khusus untuk konferensi pers, dilaksanakan di kantor berita terbesar di Rusia, Ria Novosty, kata M Aji Surya. ***1***
(T.H-ZG/C/A027/A027) 29-05-2009 23:36:41
Tidak ada komentar:
Posting Komentar