KEBERHASILAN SELESAIKAN KONFLIK AMBON-POSO DIBAHAS DI RUSIA
London, 30/5 (ANTARA) - Indonesia dinilai piawai dalam penyelesaian kasus bernuansa agama seperti di Ambon dan Poso, beberapa waktu lalu dan keberhasilan itu akan dibahas di Rusia.
"Keberhasilan itu menjadi salah satu pembahasan penting dalam Interfaith Dialogue antara Indonesia dan Rusia di KBRI Moskow, 1-2 Juni," kata Koordinator Substansi Interfaith M Aji Surya kepada koresponden ANTARA London, Sabtu.
Pertikaian horizontal berdasarkan isu sensitif keagamaan dapat bereskalasi dan berdurasi panjang bila tidak ditangani secara serius dan tepat. Berdasarkan keseberhasilan menyelesaikan konflik poso dan Ambon, pemerintah Indoensia dinilai punya pengalaman.
Dia mengatakan, penyelesaian yang bermartabat pada kasus Ambon dan Poso akan mengawali kegiatan Indonesia-Russia Interfaith Dialogue yang digelar di Wisma Duta Moskow.
Dalam dialog akan diputar film berdurasi sepuluh menit tentang asal-usul, penderitaan hingga penyelesaian konflik pada perhelatan yang akan dihadiri pemuka berbagai agama dan wartawan baik dari Indonesia maupun negeri beruang putih.
Dubes RI untuk Rusia Hamid Awaludin mengatakan, film tersebut menunjukkan kepada kalangan umum di Rusia melalui mediasi pemerintah bersama pemuka masyarakat bahwa konflik yang mengerikan itu bisa dihentikan.
"Tanpa kebersamaan, sulit dibayangkan munculnya solusi," kata Dubes Hamid Awaludin yang menjadi salah satu mediator saat peristiwa itu terjadi.
Hamid menolak anggapan kasus seperti Ambon dan Poso dapat mudah selesai tanpa campur tangan pemerintah atau diserahkan sepenuhnya melalui mekanisme adat atau yang berlaku umum di masyarakat.
Untuk itu perlu ditengarai. Bila dibiarkan terus maka kasus seperti Ambon dan Poso akan memberikan multiplayer effect yang mengganggu pembangunan, kestabilan dan bahkan keutuhan bangsa.
"Konflik ini sangat serius dan pemerintah harus turut serta menyelesaiakan. Yang diperlukan dalam hal ini adalah pendekatan pemerintah harus tepat, yakni peningkatan keamanan di lapangan, negosiasi, rehabilitasi ekonomi serta pembauran," ujarnya.
Kenyataan konflik Ambon dan Poso dapat diselesaikan merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi Bangsa Indonesia sekaligus dapat ditularkan kepada bangsa lain seperti Rusia.
Sama
Meskipun berbeda, masyarakat Rusia adalah multietnik dan agama yang kadangkala menghadapi masalah yang sama. Kasus Chechnya merupakan contoh kongkrit bagaimana kesatuan nasional nasional bisa terkoyak karena sentimen agama.
Di Rusia saat ini mayoritas rakyatnya beragama Ortodoks dengan berbagai kelompok minoritas seperti muslim, Hindu, Budha dan yahudi.
Umat Islam jumlahnya mencapai 23 juta orang dari 141 juta penduduk Rusia. Untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya, didirikan Dewan Mufti Rusia dipimpin Mufti Gaynutdin. Rusia saat ini menjadi observer dalam Organisasi Konperensi Islam (OKI).
Dalam kegiatan interfaith mendatang, isu Ambon dan Poso menjadi bahasan hangat dalam sesi ?Managing Pluralism, Civil Society?s Perspective dan Building Multi-Cultural and Multi-Relegion Nation Sates.
Tukar-menukar pengalaman bagaimana membangun bangsa atas dasar pluralisme tersebut akan mengangkat tema-tema cukup panas dari kedua belah pihak.
Menurut Koordinator Substansi Interfaith M Aji Surya, susasana keterbukaan sengaja diciptakan dalam pertemuan di ujung bumi utara tersebut agar manfaat yang diraih semakin besar.
Hal ini menjadi tambah penting karena interaksi antara kedua bangsa semakin intens, baik di kalangan pemerintahan maupun "people-to-people contact". Tahun lalu terdapat 65 ribu turis Rusia datang ke Indonesia. (U-ZG) ***5***
(T.H-ZG/B/S023/S023) 30-05-2009 15:29:22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar