PENJELAJAH DUNIA JEFFREY POLNAJA TIBA DI KANADA
London, 13/12
(ANTARA) - Penjelajah dunia asal
Indonesia, Jeffrey Polnaja masih menjalankan misi perdamaian dunia "Ride
for Peace" (RFP) di atas sepeda motor BMW seri R1150GS.
"Birokrasi
pemerintah di Korea Selatan dalam urusan pengiriman kendaraan asing ke luar
negeri ternyata sangat rumit, selain itu biaya pengiriman juga sangat
tinggi," kata Jeffrey kepada ANTARA London dalam surat elektronik yang
dilayangkan dari Kanada, Kamis.
Dia memasuki
Vancouver (Kanada) setelah sebelumnya di Busan (Korea Selatan) sejak Oktober
yang selama musim dingin di Vancouver, banyak mengisi kegiatan RFP dengan
agenda sosial.
Jeffrey yang
meninggalkan Indonesia untuk memulai perjalanan keliling dunia keduanya dari
Paris pada Juni silam yang dilepas oleh Duta Besar RI di Paris, sempat
mengalami hambatan ketika mengirim sepeda motor dari Busan ke Vancouver.
Menurut
penjelajah yang telah melintasi negara-negara Eropa, termasuk Siberia hingga
Jepang, itu ongkos pengiriman yang diberlakukan di Korea Selatan tidak wajar.
"Saya hanya bisa menego dari tarif 4.750 menjadi 4.500 dolar AS untuk
sebuah sepeda motor. Bandingkan dengan di Monggolia, di mana untuk tujuan
Vancouver hanya dikenakan tarif 1.600 dolar AS. Padahal jaraknya lebih jauh dari
Korea ke Vancouver," katanya.
Selain itu,
perbedaan waktu antara Kanada dan Korea Selatan yang mencapai 14 jam juga
menjadi hambatan dalam proses pengiriman sepeda motor. Sedang Jeffrey meninggalkan Korea Selatan menuju
Kanada dengan pesawat terbang, sementara sepeda motornya menyusul lewat laut
dari Busan.
Perbedaan
waktu antara Korea dan Kanada menjadi masalah dalam urusan pengiriman e-mail
(surat elektronik). "Saya kirim jawaban hari ini, pihak penerima di Korea
baru membalas dua hari kemudian. Begitu seterusnya mengingat proses negosiasi
melalui e-mail tidak sekali dua kali," ujarnya.
Di tengah
masalah ini, Jeffrey mendapat bantuan dari pihak BMW Belgia. Melalui kontak
antara BMW Belgia dengan keagenan resmi BMW di Korea Selatan, sepeda motor
R1150GS milik Jeffrey berubah status dari "Dangerous Good" menjadi
"Customer Good".
Status ini
sangat menolong proses ekspor dan dapat menekan biaya pengiriman. Apalagi rekan
Jeffrey dari Afrika Selatan, Duncan Johnson, ikut menolong dengan mengenalkan
perusahaan ekspedisi terpercaya.
Jeffrey baru
bisa mengapalkan R1150GS menuju Vancouver
pada November lalu setelah
melalui proses negosiasi alot dan berkepanjangan. Ketika menerima sepeda motor
berkelir peraknya di Vancouver pada 29 November, Jeffrey harus merogoh kocek 2.000 dolar AS, termasuk biaya
penyimpanan di gudang pelabuhan.
Meski
mengalami hal itu, Jeffrey merasa misi RFP tetap konsisten dan bersemangat dalam menjalankan tujuan
mengibarkan bendara promosi Indonesia di kancah dunia. "RFP tak akan surut
hanya karena kendara birokrasi seperti itu, saya akan terus menggerakkan
roda-roda sepeda motor ini berbagai negara demi nama Indonesia yang harum di
internasional," ujarnya.
Bahkan Jeffrey
sempat berbicara di depan perkumpulan mahasiswa Korea Selatan di Kanada, Busan
University of Foreign Studies, atas undangan Prof Kim Soo Il dari
Busan-Indonesia Center. Di tengah para pelajar asing Jeffrey banyak bercerita
tentang pengalaman perjalanan keliling dunianya serta mempromosikan Indonesia.
Di samping
itu, selama berada di Vancouver, Jeffrey bekerjasama dengan Bidang Sosial
Budaya KJRI Vancouver melakukan paparan dan berdiskusi dengan sekitar 200
mahasiswa asal Indonesia yang menimba ilmu di wilayah British Colombia, Kanada.
Ia juga
menghadiri pemutaran perdana film Naga Sari,
film hasil karya anak bangsa yang menetap di Vancouver yang dihadiri
Konsul Jendral KJRI Vancouver, Bambang Hiendrasto.
Menurut
Jeffrey, lamanya proses pengiriman motor
telah menghambat jadwal keliling dunia RFP. Memasuki musim dingin di Kanada misi berkendara untuk
sementara dihentikan, ujarnya.
Jeffrey
mengganti kegiatan mengendarai motor dengan program dialog dan presentasi
dengan sejumlah tempat dan komunitas, termasuk hingga ke negara Asia.
Saat musim
dingin maka berbagai daerah tertutup salju. Secara teknis kondisi itu bisa di
atasi. "Saya bisa saja tetap riding, meski risiko sangat tinggi,"
ujar Jeffrey.
Namun dia
memilih tidak melakukannya. Apalagi banyak jalur menuju Alaska saat ini ditutup pemerintah Kanada untuk tujuan
keselamatan pengguna jalan.
"Kalau
dilanggar sanksinya berat, dan RFP lebih baik patuh pada aturan di sebuah
negara. Misi ini bertujuan baik, maka sewajarnya dijalankan dengan cara yang
baik pula," ujarnya.
Jeffrey
berjanji akan kembali menunggang R1150GS di sekitar bulan Maret 2013 setelah
banyak jalur di utara Kanada dibuka kembali untuk dilewati kendaraan. Pria yang
telah berkeliling dunia dua kali seorang diri ini berharap perjalanan
lanjutannya menuju Amerika Selatan tidak mengalami hambatan berarti.
Jeffrey
Polnaja berada di Eropa, tepatnya di Paris, Prancis, sejak 27 April silam guna
memulai perjalanan keliling dunia .
Jeffrey seharusnya mulai penjelajahan dengan sepeda motornya sejak 3 Mei
lalu dari kota Paris, Prancis.
Namun karena
mengalami masalah kehilangan sepeda motor di Amsterdam, Belanda pada Mei, misi perjalanan terhambat. Jeffrey
bahkan terpaksa kembali ke Jakarta guna mengurus ulang seluruh dokumen
perjalanan serta menyiapkan sepeda motor pengganti.
Perjalanan Jeffrey
kali ini merupakan penjelajahan keliling dunia seorang diri yang kedua dengan
sepeda motor. Sebelumnya, pada tahun 2006 hingga 2008, Jeffrey menaklukkan 72
negara mulai dari Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa.
Pada
kesempatan kedua ini, Jeffrey mengemban misi "Ride for Peace - Solo Riding
Exploring Five Continents on Two Wheels." Pelepasan Jeffrey dilakukan di Jakarta pada 23 April lalu dan
rencananya, Jeffrey akan berkelana sejauh 220.000 kilometer melintasi beberapa
negara di Eropa, Amerika Utara, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Australia.
Tidak kurang
dari 30 negara akan disinggahi, mulai dari Perancis, Belgia, Belanda, Jerman,
Skandinavia, Polandia, Rusia, Korea Selatan, Jepang, Kanada, Amerika Serikat,
Meksiko, Kuba, Kolombia, Nikaragua, Bolivia, Brasil, Argentina, Peru, Selandia
Baru, Australia, dan Timor Leste. Jeffrey direncanakan tiba kembali di Jakarta
pada tahun 2014. ***1*** (ZG)
(T.H-ZG/B/S023/S023) 13-12-2012 08:19:24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar