PPI
BELANDA BAHAS KEBIJAKAN TEKNOLOGI INDONESIA
London, 15/12 (ANTARA) - Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI)
Belanda menggelar seminar "Evaluasi Kebijakan Teknologi
Indonesia", bertujuan untuk membangun hasrat intelektual di
kalangan pelajar Indonesia di Belanda.
Seminar yang diadakan di ITC International Hotel-Globe Room,
Kota Enschede, Belanda, diikuti sekitar 50 pelajar Indonesia dari
berbagai kota di Belanda, kata Sekretaris Jenderal PPI Belanda
Ridwansyah Yusuf Achmad kepada ANTARA London, Jumat, Sabtu.
Seminar menampilkan pembicara Andri Setiawan, kandidat Ph.D TU
Delft dan kandidat Ph.D University of Twente, Bayu Rahayudi,
dan
narasumber melalui teleconference, Dosen dan Peneliti di ITB Brian
Yuliarto, Ph.D.
Menurut Yusuf, seminar bertujuan untuk membuka wacana mengenai
posisi Indonesia dalam daya saing teknologi, dan bagaimana "best
practice" dari negara teknologi maju lainnya diadakan PPI
Belanda bekerjasama dengan PPI Enschede, juga diluncurkan dua program
unggulan PPI Belanda yaitu Bank Thesis dan Cerita Meneer dan Mevrow.
Dalam paparan Andri Setiawan, mengajak peserta berdiskusi
mengenai tantangan dan peluang pengembangan teknologi di Indonesia.
Tantangan daya saing yang menjadi titik tekan dari diskusi perlu di
sikapi dengan mendorong keunggulan kompetitif dari sumber daya
Indonesia.
Dikatakannya dengan teknologi, pemanfaatan akan sumber daya
alam dapat lebih bernilai tambah, dan inilah yang seharusnya menjadi
kepedulian pemerintah dan penggiat teknologi di Indonesia.
"Bagaimana mestinya kebijakan pengembangan dan penerapan
teknologi di Indonesia? Di mana gap-nya berada, apakah di konsep atau
kebijakannya atau kah di implementasinya? Dan bagaimana kita bisa
memperbaiki hal ini,", ujar Andri Setiawan.
Sementara itu Brian Yuliarto, menjadi pembicara kedua melalui
teleconference mengungkapkan data dan fakta negara teknologi
berkembang seperti Korea Selatan dan Taiwan, dan mengatakan `Dalam
era golablisasi Iptek tumbuh dengan sangat pesat.
Jarak antara penemuan ilmiah dengan teknologi yang bermuara pada
produk industri baru menjadi sangat dekat. Daur hidup produk industri
hasil olah Iptek semakin pendek.Akhirnya, memicu persaingan atas
kualitas dan ide kreatif, ujarnya.
Brian Yulianto memberi contoh tentang Taiwan, negara dengan
populasi dan luas wilayah kecil ini memiliki sembilan zona
teknologi yang tersebar di berbagai titik strategisi Taiwan. Selain
itu mereka fokus ke beberapa produk teknologi, khsusunya
semi-konduktor dan perangkat telekomunikasi.
Taiwan saat ini mengelola 121 Research and Development Centre
yang masing-masing memiliki fokus inovasi tertentu. Sementara Korea
Selatan, menurut Brian Yuliarto, menjadikan pertarungan dalam
teknologi ini sebagai pertarungan harga diri.
"Mereka lelah selalu tertinggal dari Jepang dan Cina, dan
mereka mempertaruhkan harga diri bangsanya dengan berjuang keras
mengejar teknologi. Kini produk Korea Selatan seperti Samsung dan
Hyundai menjadi produk andalan dari pasar dunia," ujarnya.
Sementara itu Bayu Rahayudi, pembicara terakhir menyampaikan
praktek risetnya mengenai interaksi manusia dengan komputer.
Mengilustrasikan tentang sistem permodelan yang bisa digunakan dalam
berbagai hal, termasuk pengambilan kebijakan.
Bayu Rahayudi menyampaikan kritiknya kepada pemerintah
Indonesia yang kurang memanfaatkan penggunaan data mapping,
permodalan, dan proyeksi melalui trend dalam pengambilan kebijakan
strategis untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Sebagai contoh, Bayu Rahayudi memaparkan model ketinggal air
pada wilayah tertentu. Permodelan ini bisa menjadi pertimbangan dalam
mengambil kebijakan terkait banjir atau pengelolaan sungai.
Ia membandingkan dengan Belanda, yang menggunakan sistem
permodelan dengan baik, dan dengan data yang valid, Belanda bisa
mengatur secara otomatis sistem perbendungan dan pengelolaan tinggi
air di negeri yang dikenal berada di bawah permukaan laut ini.
Program Unggulan
Usai sesi diskusi dan tanya jawab, PPI Belanda meluncurkan dua
program unggulannya, yaitu Bank Thesis dan Cerita Meneer dan Mevrow.
Sekjen PPI Belanda Ridwansyah Yusuf Achmad mengatakan Bank
Thesis merupakan upaya PPI Belanda untuk mendokumentasikan Abstraksi
Thesis dan Disertasi dari pelajar Indonesia di Belanda.
Kumpulan abstraksi ini kemudian akan digabungkan dalam sebuah
direktori yang ditata dengan baik sehingga mudah untuk diakses oleh
pelajar lain yang membutuhkan. Bersama dengan asbtraksi yang ada,
informasi mengenai penulis dan link untuk mengakses full paper dari
thesis atau disertasi akan diberikan, ujarnya.
PPI Belanda mengangkat Triadimas Arief Satria sebagai Direktur
Bank Thesis, yang diharapkan melalui Bank Thesis ini, karya pelajar
Indonesia di Belanda bisa terdokumentasi dengan baik dan bisa
memberikan kebermanfaatan bagi kemajuan keilmuan Indonesia.
Sementara itu mengenai Cerita Meneer dan Mevrow adalah sebuah
video pendek 4-7 menit yang disutradarai dan produser Ryvo Octaviano
berisikan paparan secara inspiratif dan menarik dari mahasiswa Ph.D
Indonesia di Belanda.
Dalam episode pertama Cerita Meneer dan Mevrow, Reyhan Zanis,
kandidat Ph.D di Electrical Engineering Department, TU Eindhoven
menyampaikan penelitianya tentang Inovasi Motor Listrik.
***1***
(T.H-ZG/B/M019/M019)
15-12-2012 06:39:13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar