BRI
BERN GELAR SEMINAR DENGAN LEMBAGA SWISS
London, 13/12
(ANTARA) - Seminar "Negotiating with a Nuclear North Korea a Failed
International Response" diselenggarakan KBRI Bern bekerja sama dengan
"International Relations and Security Network" (ISN) dan Center for
Security Studies (CSS), lembaga di Swiss di bawah naungan ETH Zurich, di kampus
ETZ Zurich, Selasa, berhasil menarik perhatian media masa Swiss.
Fungsi Politik
KBRI Bern, Renata Siagian, selaku koordinator acara, dalam keterangannya kepada ANTARA London,
Kamis, menyebutkan seminar ini ditujukan
untuk mengisi kerangka kerja sama yang dibentuk antara KBRI Bern dan ISN-CSS
dengan tujuan berbagi informasi.
Seminar yang
diselenggarakan tidak lama setelah pemberitaan mengenai peningkatan kemampuan
reaktor nuklir Korea Utara tersebut telah perhatian media Swiss ini,
diantaranya Neue Zürcher Zeitung (NZZ), surat kabar tertua di Swiss serta
stasiun radio Swiss, Schweizer Radio Fernsehen (SRF).
Dikatakannya
seminar mengundang pembicara asal Indonesia dalam berbagai kegiatan dengan ISN,
KBRI Bern berupaya memasyarakatkan politik luar negeri Indonesia dan organisasi
ASEAN kepada masyarakat Swiss dan dunia, sekaligus mempromosikan kelompok
intelektual dan pakar Indonesia.
Pada seminar
ini, Dr Makmur Keliat, Dosen Hubungan Internasional di FISIP UI, yang juga
merupakan Ketua Center for East Asian Cooperation Studies (CEACOS) UI
memberikan pandangannya sehubungan dengan isu nuklir Korea Utara, terutama
dalam hubungannya dengan ASEAN, dan khususnya dengan Indonesia.
Selain
membahas mengenai faktor-faktor pencetus program nuklir Korea Utara, Dr Keliat
juga mengupas kepentingan ASEAN atas perdamaian di Semenanjung Korea dan upaya
yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut.
Sementara itu,
Dr Simon Mason, peneliti senior dan Kepala Mediation Support Team di CSS,
membahas upaya penyelesaian krisis Semenanjung Korea dari sudut pandang upaya
dan hambatan negosiasi yang dilakukan selama ini dan strategi untuk mencapai
"win win solution" bagi para pihak yang terlibat dalam isu tersebut.
Peter Faber, Kepala ISN, bertindak sebagai moderator pada seminar ini.
Seminar
dihadiri oleh civitas akademika Swiss, perwakilan pemerintah Swiss dan wakil
dari Kedutaan Besar Korea Selatan di Bern.
Dalam kesempatan ini, KBRI telah pula menggali kemungkinan kerja sama
antara ISN dengan lembaga think tank Pacivist dan CEACOS.
Kepala ISN
Peter Faber menyambut baik kemitraan antara ISN dengan lembaga akademis dan
think tank di Indonesia. Melalui upaya ini, diharapkan Asia, khususnya
Indonesia lebih dikenal oleh masyarakat Swiss, di bidang kebijakan luar
negerinya.
Pemikiran dan
pandangan para pakar Indonesia kiranya dapat memberikan sumbangan kepada
masyarakat global dalam menghadapi isu-isu yang menjadi perhatian dan
kepentingan bersama masyarakat dunia.
ISN-CSS
didirikan tahun 1994 dengan misi memfasilitasi dialog maupun kerja sama di
bidang terkait keamanan internasional dalam suatu jaringan organisasi, pelaku,
maupun pakar di bidang hubungan internasional.
Selain itu,
badan ini juga memberikan layanan informasi terbuka dalam bentuk digital bagi pelaku
maupun pemerhati isu-isu hubungan internasional maupun keamanan
internasional. ***1*** (ZG)
(T.H-ZG/C/S023/S023) 13-12-2012 08:57:14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar