DUBES BERUPAYA PERTAHANKAN MUSEUM
NUSANTARA DI BELANDA
London, 17/1 (ANTARA) - Duta Besar RI
untuk Kerajaan Belanda Retno Marsudi akan berupaya mempertahankan agar Museum
Nusantara di Delf Belanda yang menyimpan benda-benda bersejarah dari berbagai
kepulauan di Indonesia.
Museum Nusantara yang berumur lebih
dari 100 tahun itu merupakan satu-satunya museum di luar Indonesia yang hanya
menampilkan benda-benda bersejarah dari berbagai kepulauan di Indonesia sejak 6
Januari lalu ditutup.
Penutupan Museum Nusantara di kota
Delft menyusul isu hangat tentang penghematan besar-besaran oleh KITLV
(perpusatakaan dengan literatur nusantara terbesar di dunia) beserta Museum
Volkerkunde, Leiden, dan Tropenmuseum, Amsterdam tahun lalu.
"Saya sudah bertemu dan
membicarakan dengan Wali Kota," ujar Dubes Retno kepada ANTARA London,
Rabu, dan menambahkan bahwa alasan penutupan karena masalah anggaran.
Menurut Dubes, beberapa alternatif
sedang dibahas, antara lain, memakai beberapa artefak untuk dipajang di museum
kota Delf, yaitu Prinsenhoff Musuem.
Selain itu, kata dia, ada inisiatif
warga untuk mengelola kembali tanpa subsidi. "Ide ini sedang dibahas
internal oleh para inisiator," katanya.
Diakuinya Museum Nusantara Delf merupakan
satu-satunya museum di luar negeri yang khusus menampilkan koleksi Indonesia,
seperti seperangkat gamelan yang sudah berusia ratusan tahun.
"Jadi, semua kemungkinan masih
terbuka," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa mereka memang
belum jelas memberikan garansi akan "take care" barang-barang
tersebut dengan baik.
Menurut Dubes Retno, kehadirannya di
Museum Nusantara Delf itu juga mendapat perhatian dari media masa setempat yang
menunjukkan bahwa Indonesia sangat memperhatikan barang-barang peninggalan
sejarahnya.
Diakuinya meskipun penutupan museum
Nusantara dikarenakan adanya pemotongan anggaran termasuk fasilitas budaya
karena selain museum Nusantara juga museum Delf Blauw juga akan ditutup. Selain itu Army Museum
juga akan di lokalisir di museum militer Soesteberg.
Keputusan Dewan Kota Delft untuk
menghentikan subsidi dan menutup museum itu dikarenakan Pemerintah Kota Delft
tidak punya dana lagi untuk perawatan museum yang membutuhkan subsidi sekitar
100.000 euro setiap tahunnya.
Dari hasil pemasukan tiket yang 3,5
euro bagi orang dewasa dan 1,5 euro bagi anak-anak dan remaja pada tahun lalu
dikunjungi 11.000 orang tidak cukup untuk membiayai perawatan gedung museum dan
isinya. Museum Nusantara pernah ditutup selama 1,5 tahun untuk renovasi dan
kembali dibuka pada bulan Maret 2011.
Museum Nusantara yang berumur lebih
dari 100 tahun ini merupakan satu-satunya museum di luar Indonesia yang hanya menampilkan benda benda bersejarah dari
berbagai kepulauan di Indonesia di antaranya
koleksi berbagai macam keris, wayang kulit, kepala perahu Jawa, juga
seperangkat wayang kulit dengan lakon Willem van Oranje karya Ki Ledjar yang
dibuat atas permintaan khusus museum Nusantara.
Seperangkat wayang itu menampilkan
tokoh-tokoh sejarah Belanda dari abad ke-16. Pangeran Willem van Oranj, tokoh
revolusi Belanda yang memberontak terhadap kekuasaan raja Spanyol itu pernah
tinggal di gedung yang sekarang menjadi Museum Prinsenhof.
Satu set gamelan slendro dan pelog
berumur hampir 200 tahun bernama Kiai Parijata menjadi salah satu daya tarik
museum itu.
Selain itu, beberapa koleksi kain
batik yang berusia lebih dari 100 tahun, seperti koleksi "Batik
Belanda" karya Eliza van Zuylen (1880), Jan Jans, Lien Metzelaar, dan
Franquemont, serta beberapa batik Hokkokai yang merupakan batik pada zaman
pendudukan Jepang.
Salah satu koleksi, selendang Banyumas
yang pernah dipamerkan pada Colonial World Exhibition di Amsterdam tahun 1883.
Museum Nusantara itu juga menyimpan
artefak dari Sumatera utara, Asmat, Toraja, dan Kalimantan, serta memiliki lima
puluh hingga seratus objek dari pulau Nias.
Museum yang diresmikan 1911 merupakan
bagian dari Museum Prinsenhof bernama Delfts Etnografische Museum yang pada
tahun 1977 berubah menjadi Indonesisch Ethnografisch Museum, Volkerkundig
Museum Nusantara.
Dalam perjalanannya selama lebih dari
100 tahun, museum itu sudah menggelar berpuluh pameran, khusus mengenai perkembangan
budaya Indonesia, di antaranya pameran lukisan Affandi, Keris Pusaka, Koffie in
Nederland, Reformasi Indonesia, protest in beeld.
Kota Delft memiliki tiga museum utama,
yaitu Museum Prinsenhof, Museum Lambert van Meerten yang menampilkan rumah dan
furnitur asli bergaya "Oud Holland", dan Museum Nusantara.
Delft yang berpenduduk sekitar 96.000
jiwa ini tengah membutuhkan banyak biaya untuk merampungkan proyek jalur kereta
bawah tanah modern. ***4***
(T.H-ZG/B/D007/D007) 17-01-2013 06:06:58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar