Kamis, 17 Januari 2013

DUBES RETNO


DUBES BERUPAYA PERTAHANKAN MUSEUM NUSANTARA DI BELANDA

          London, 17/1 (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda Retno Marsudi akan berupaya mempertahankan agar Museum Nusantara di Delf Belanda yang menyimpan benda-benda bersejarah dari berbagai kepulauan di Indonesia.

         Museum Nusantara yang berumur lebih dari 100 tahun itu merupakan satu-satunya museum di luar Indonesia yang hanya menampilkan benda-benda bersejarah dari berbagai kepulauan di Indonesia sejak 6 Januari lalu ditutup.

         Penutupan Museum Nusantara di kota Delft menyusul isu hangat tentang penghematan besar-besaran oleh KITLV (perpusatakaan dengan literatur nusantara terbesar di dunia) beserta Museum Volkerkunde, Leiden, dan Tropenmuseum, Amsterdam tahun lalu.

         "Saya sudah bertemu dan membicarakan dengan Wali Kota," ujar Dubes Retno kepada ANTARA London, Rabu, dan menambahkan bahwa alasan penutupan karena masalah anggaran.

         Menurut Dubes, beberapa alternatif sedang dibahas, antara lain, memakai beberapa artefak untuk dipajang di museum kota Delf, yaitu Prinsenhoff Musuem.

         Selain itu, kata dia, ada inisiatif warga untuk mengelola kembali tanpa subsidi. "Ide ini sedang dibahas internal oleh para inisiator," katanya.     
    Diakuinya Museum Nusantara Delf merupakan satu-satunya museum di luar negeri yang khusus menampilkan koleksi Indonesia, seperti seperangkat gamelan yang sudah berusia ratusan tahun.

         "Jadi, semua kemungkinan masih terbuka," ujarnya.

         Ia menjelaskan bahwa mereka memang belum jelas memberikan garansi akan "take care" barang-barang tersebut dengan baik.

         Menurut Dubes Retno, kehadirannya di Museum Nusantara Delf itu juga mendapat perhatian dari media masa setempat yang menunjukkan bahwa Indonesia sangat memperhatikan barang-barang peninggalan sejarahnya.

         Diakuinya meskipun penutupan museum Nusantara dikarenakan adanya pemotongan anggaran termasuk fasilitas budaya karena selain museum Nusantara juga museum Delf Blauw  juga akan ditutup. Selain itu Army Museum juga akan di lokalisir di museum militer Soesteberg.

         Keputusan Dewan Kota Delft untuk menghentikan subsidi dan menutup museum itu dikarenakan Pemerintah Kota Delft tidak punya dana lagi untuk perawatan museum yang membutuhkan subsidi sekitar 100.000 euro setiap tahunnya.

         Dari hasil pemasukan tiket yang 3,5 euro bagi orang dewasa dan 1,5 euro bagi anak-anak dan remaja pada tahun lalu dikunjungi 11.000 orang tidak cukup untuk membiayai perawatan gedung museum dan isinya. Museum Nusantara pernah ditutup selama 1,5 tahun untuk renovasi dan kembali dibuka pada bulan Maret 2011.

         Museum Nusantara yang berumur lebih dari 100 tahun ini merupakan satu-satunya museum di luar Indonesia yang  hanya menampilkan benda benda bersejarah dari berbagai kepulauan di Indonesia di antaranya  koleksi berbagai macam keris, wayang kulit, kepala perahu Jawa, juga seperangkat wayang kulit dengan lakon Willem van Oranje karya Ki Ledjar yang dibuat atas permintaan khusus museum Nusantara.

         Seperangkat wayang itu menampilkan tokoh-tokoh sejarah Belanda dari abad ke-16. Pangeran Willem van Oranj, tokoh revolusi Belanda yang memberontak terhadap kekuasaan raja Spanyol itu pernah tinggal di gedung yang sekarang menjadi Museum Prinsenhof.

         Satu set gamelan slendro dan pelog berumur hampir 200 tahun bernama Kiai Parijata menjadi salah satu daya tarik museum itu.

         Selain itu, beberapa koleksi kain batik yang berusia lebih dari 100 tahun, seperti koleksi "Batik Belanda" karya Eliza van Zuylen (1880), Jan Jans, Lien Metzelaar, dan Franquemont, serta beberapa batik Hokkokai yang merupakan batik pada zaman pendudukan Jepang.

         Salah satu koleksi, selendang Banyumas yang pernah dipamerkan pada Colonial World Exhibition di Amsterdam tahun 1883.

         Museum Nusantara itu juga menyimpan artefak dari Sumatera utara, Asmat, Toraja, dan Kalimantan, serta memiliki lima puluh hingga seratus objek dari pulau Nias.

         Museum yang diresmikan 1911 merupakan bagian dari Museum Prinsenhof bernama Delfts Etnografische Museum yang pada tahun 1977 berubah menjadi Indonesisch Ethnografisch Museum, Volkerkundig Museum Nusantara.

         Dalam perjalanannya selama lebih dari 100 tahun, museum itu sudah menggelar berpuluh pameran, khusus mengenai perkembangan budaya Indonesia, di antaranya pameran lukisan Affandi, Keris Pusaka, Koffie in Nederland, Reformasi Indonesia, protest in beeld.

         Kota Delft memiliki tiga museum utama, yaitu Museum Prinsenhof, Museum Lambert van Meerten yang menampilkan rumah dan furnitur asli bergaya "Oud Holland", dan Museum Nusantara.

         Delft yang berpenduduk sekitar 96.000 jiwa ini tengah membutuhkan banyak biaya untuk merampungkan proyek jalur kereta bawah tanah modern. ***4***
(T.H-ZG/B/D007/D007) 17-01-2013 06:06:58

               

Tidak ada komentar: