Kamis, 17 Januari 2013

INDONESIANIS SWISS


               
KECINTAAN INDONESIANIS DARI SWISS

          London, 17/1 (ANTARA) - Kerinduan dan kecintaan Indonesianis Doktor Franz Dähler tidak pernah luntur meskipun telah meninggalkan Indonesia puluhan tahun.

         Mantan pendeta yang banyak mengarang buku "bestseller" mengenai Indonesia, salah satunya Indozeller karena alasan kesehatan dan bertambahnya usia menjadi penghuni panti werda jalan Grossfeld No. 6 Kriens di Bern, Swiss.

         Sekretaris Pertama KBRI Bern Oktavia Maludin kepada ANTARA London, Kamis, mengatakan bahwa Dr. Franz Dähler merasa senang mendapat kunjungan dari masyarakat Indonesia di Swiss.

         Salju yang turun di luar panti werda Jalan Grossfeld No. 6 Kriens berhasil menghangatkan suasana dan bincang santai antara warga Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Club Swiss dan Dr. Franz Dahler.

         Kunjungan Krisna Diantha, Sigit Susanto, Rosidi Komariyah, Rully Rudi, dan wakil KBRI Bern disambut hangat oleh Dr. Franz Dahler semenjak tahun lalu menjadi penghuni panti werda tersebut.

         "Sukmoku Jowo dan ich bin ein echt javaner" (saya adalah orang Jawa tulen) adalah kalimat kunci yang sering dilontarkan mantan pendeta yang pernah bertugas selama 18 tahun di Indonesia.

         Menurut Dr. Dahler yang merupakan seorang humanis, setiap orientasi untuk menjunjung tinggi kemanusiaan seharusnya menjadi tujuan dari setiap manusia tanpa melihat suku agama dan ras.

         Merugikan orang lain atas nama agama adalah hal harus dibuang jauh-jauh, ujar Dr. Dahler mengagumi Munir Said Thalib seorang muslim yang sangat fanatik namun memperjuangkan hak-hak asasi manusia tanpa memandang perbedaan.

         Dahler mengakui bahwa cita-cita yang belum terlaksana adalah mengarang buku yang berjudul kecintaannya dengan dunia Islam.

         Kedekatan Dahler dengan kalangan cendikiawan muslim Indonesia membuatnya meyakini ajaran Islam yang penuh dengan perdamaian dan toleransi.

         Dahler sering diundang menjadi pembicara di institusi pendidikan Islami dan tidak pernah menemui kesulitan berbicara di depan umat Islam.

         Bahasa yang digunakan adalah bahasa universal yang menjadi inti ajaran setiap agama, yaitu kebaikan, keutamaan, dan kebajikan bagi seluruh umat. ***4***
(T.H-ZG/B/D007/D007) 17-01-2013 06:14:48

Tidak ada komentar: