Selasa, 29 Januari 2013

SINTA TANTRA

KARYA SINTA TANTRA WARNAI KAWASAN BISNIS LONDON

London, 24/1 (ANTARA) - Kolaborasi karya seni modern seniman kelahiran Indonesia berdarah Bali Sinta Tantra (30) bersama perupa ternama (sculptor) asal Inggris Nick Hornby (33) memukau pengunjung di kawasan elit pusat bisnis di London, Inggris.

Puluhan karya seni hasil kerja sama Sinta dan Nick terpajang elok menyambut ratusan pengunjung yang datang ke acara pembukaan pameran, ujar Ulung Putri salah satu pengamat seni kepada ANTARA London, Kamis.

Sinta dan Nick menggelar pameran berjudul "Sculpture at Work", di lobi gedung One Canada Square, Canary Wharf, London yang berlangsung hingga 15 Maret mendatang.

Wakil Dubes RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Harry Kandou menilai prestasi Sinta berhasil menembus pasar seni Inggris menjadi kebanggaan bagi Indonesia dan bisa mengangkat nama bangsa.

"Ini luar biasa, karena tidak hanya di London, tapi pameran Sinta digelar di kawasan bisnis yang prestis Canary Wharf," kata Harry Kandou pada saat acara pembukaan pameran.

Sinta dapat membuat Indonesia tidak hanya dikenal dengan batik atau gamelan, tetapi membuktikan bahwa Indonesia juga punya seniman berkelas internasional dengan karya seni lukis sekaligus instalasi, katanya.
Jika sebelumnya Sinta melukis jembatan sepanjang 150 meter di kawasan Canary Wharf, kali ini giliran pahatan karya Nick Hornby yang menjadi medium semprotan warna warna unik Sinta, ujar Ulung Putri.

Kolaborasi Sinta dan Nick tidak hanya melibatkan rancangan gambar diatas kertas, tapi juga sketsa yang digarap secara digital oleh komputer.

Menurut Nick, dirinya mengagumi lukisan karya Sinta Tantra yang sangat indah dan terkesan kuat. "Saya iri pada kemampuan Sinta menciptakan karya seni dengan skala yang besar dan penuh warna," ujar Nick.

Seniman yang sudah sering berpameran di Eropa, Amerika Serikat, dan India ini merasa beruntung bisa bekerja sama dengan Sinta.
"Bekerja sama, dengan seniman bisa saling menilai sejauh mana ia bekerja, dan menjadi lebih fleksibel karena harus menjaga ego masing-masing agar tidak ada yang mendominasi," ujar Nick.

Perupa Nick Hornby terkenal akan karyanya yang sering kali berupaya mendaur ulang pahatan atau instalasi karya maestro pahat atau sculptor dunia lainnya, seperti karya Alexander Calder's `Flamingo, Elisabeth Frink's `Horse and Rider dan Constantine Brancusi's The Cock.

Dalam kolaborasi ini, pahatan Nick seakan di daur ulang atau recycle dengan menyemprotkan warna pilihan Sinta.

Ini terlihat pada karya kolaborasi kedua seniman yang berjudul "The Horizon Comes", yang kemudian di daur ulang dengan cara mengaplikasikan warna dan motif pada pahatan yang tadinya putih polos.

Karya seni ini pun mendapat nama baru "The Horizon Comes in Chinese Blue, Hague Blue, Archive, Railings, Conforth, Bubblicious and Firefly red".

***4***
(ZG/B/Z003)

(T.H-ZG/B/Z003/Z003) 24-01-2013 22:01:42

Tidak ada komentar: