KARYA
SINTA TANTRA WARNAI KAWASAN BISNIS LONDON
London, 24/1 (ANTARA) - Kolaborasi karya seni modern seniman
kelahiran Indonesia berdarah Bali Sinta Tantra (30) bersama perupa
ternama (sculptor) asal Inggris Nick Hornby (33) memukau pengunjung
di kawasan elit pusat bisnis di London, Inggris.
Puluhan karya seni hasil kerja sama Sinta dan Nick terpajang elok
menyambut ratusan pengunjung yang datang ke acara pembukaan pameran,
ujar Ulung Putri salah satu pengamat seni kepada ANTARA London,
Kamis.
Sinta dan Nick menggelar pameran berjudul "Sculpture at Work",
di lobi gedung One Canada Square, Canary Wharf, London yang
berlangsung hingga 15 Maret mendatang.
Wakil Dubes RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia,
Harry Kandou menilai prestasi Sinta berhasil menembus pasar seni
Inggris menjadi kebanggaan bagi Indonesia dan bisa mengangkat nama
bangsa.
"Ini luar biasa, karena tidak hanya di London, tapi pameran
Sinta digelar di kawasan bisnis yang prestis Canary Wharf," kata
Harry Kandou pada saat acara pembukaan pameran.
Sinta dapat membuat Indonesia tidak hanya dikenal dengan batik atau
gamelan, tetapi membuktikan bahwa Indonesia juga punya seniman
berkelas internasional dengan karya seni lukis sekaligus instalasi,
katanya.
Jika
sebelumnya Sinta melukis jembatan sepanjang 150 meter di kawasan
Canary Wharf, kali ini giliran pahatan karya Nick Hornby yang menjadi
medium semprotan warna warna unik Sinta, ujar Ulung Putri.
Kolaborasi Sinta dan Nick tidak hanya melibatkan rancangan gambar
diatas kertas, tapi juga sketsa yang digarap secara digital oleh
komputer.
Menurut Nick, dirinya mengagumi lukisan karya Sinta Tantra yang
sangat indah dan terkesan kuat. "Saya iri pada kemampuan Sinta
menciptakan karya seni dengan skala yang besar dan penuh warna,"
ujar Nick.
Seniman yang sudah sering berpameran di Eropa, Amerika Serikat, dan
India ini merasa beruntung bisa bekerja sama dengan Sinta.
"Bekerja sama, dengan seniman bisa saling menilai sejauh mana ia
bekerja, dan menjadi lebih fleksibel karena harus menjaga ego
masing-masing agar tidak ada yang mendominasi," ujar Nick.
Perupa Nick Hornby terkenal akan karyanya yang sering kali berupaya
mendaur ulang pahatan atau instalasi karya maestro pahat atau
sculptor dunia lainnya, seperti karya Alexander Calder's `Flamingo,
Elisabeth Frink's `Horse and Rider dan Constantine Brancusi's The
Cock.
Dalam kolaborasi ini, pahatan Nick seakan di daur ulang atau recycle
dengan menyemprotkan warna pilihan Sinta.
Ini terlihat pada karya kolaborasi kedua seniman yang berjudul "The
Horizon Comes", yang kemudian di daur ulang dengan cara
mengaplikasikan warna dan motif pada pahatan yang tadinya putih
polos.
Karya seni ini pun mendapat nama baru "The Horizon Comes in
Chinese Blue, Hague Blue, Archive, Railings, Conforth, Bubblicious
and Firefly red".
***4***
(ZG/B/Z003)
(T.H-ZG/B/Z003/Z003)
24-01-2013 22:01:42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar