PULUHAN JUDUL DITAWARKAN DI "MARCHE DU FILM"
Zeynita Gibbons
Cannes, 14/5
(Antara) - Indonesia menawarkan lebih dari 50
judul film di "Marche du Film", pasar film internasional dalam
rangkaian Festival Film Cannes yang berlangsung pada 11-22 Mei ini di kota
wisata Cannes, Riveare Prancis.
Film yang
dipasarkan selain yang sudah ditayangkan di bioskop seperti Siti, November 10,
A Copy of my mind dan Surat dari Praha, Ada apa dengan Cinta, juga film yang
belum diluncurkan, ujar Kepala Subbidang Fasilitas Pengembangan Perfilman,
Pusat Pengembangan Perfilman Kemendikbud, Dra Rr Prima Duria N, M.Hum kepada
Antara London, Sabtu.
Sementara
film yang belum ditayangkan di antaranya film Rudy Habibie yang menceritakan
kisah tentang Presiden RI ketiga, BJ Habibie yang merupakan lanjutan dari akan
ditayangkannya pada saat Hari Raya 2016.
Film Rudy
Habibie, yang mengisahkan masa muda sang visioner Rudy Habibie sebelum dia dikenal sebagai
teknokrat dan presiden Republik Indonesia Ke-3: BJ Habibie yang digarap
menyusul suksesnya Film Habibie & Ainun, selaim itu juga ada film My Stupit
Boss dan Undercover.
Dikatakannya
pada Festival Film Cannes, satu film Indonesia ikut dalam kompetisi Semaine De
La Critique Cannes yang berjudul Prenjak in the year of monkey yang akan ditayangkan
sebanyak tiga kali tayang yaitu pada tanggal 15 dan 16 Mei.
Sementara itu
Ketua Bidang Festival Luar Negeri Badan Perfilman Indonesia (BPI) Robby Ertanto
mengatakan La Semaine de La Critique, adalah program yang paralel dengan ajang
utama Festival Film Cannes, yakni The Official Selection.
Dikatakannya
Prenjak, film pendek garapan sutradara muda Wregas Bhanuteja, berhasil masuk
dalam Festival Film Cannes 2016 dalam program La Semaine de la Critique atau
International Critics' Week.
Selain film
Prenjak, In the Year of Monkey" terpilih dalam kategori film pendek
program La Semaine de la Crittique Festival Film Cannes 2016, film Indonesia lainnya Marlina, The Murderer in Four Acts"
terpilih dalam seleksi L'Atelier Cinefoundation karya sutradara Mouly Surya.
La Semaine de
La Critique digagas oleh Asosiasi Kritikus Film Prancis sejak penyelenggaraan
Festival Cannes 1962, yang bertujuan untuk menemukan bibit-bibit sineas baru
dari seluruh penjuru dunia.
Menurut Robby
Ertanto, lulusan Institut Kesenian Jakarta. menjual film Indonesia di pasar
film Cannes tidak mudah seperti dalam dunia fashion, karena mereka yang membeli
film membutuhkan waktu dan perlu proses
dalam pembuatan film.
Delegasi Indonesia
dalam festival film Cannes, festival film paling bergengsi di dunia, diketuai
Kepala Bidang Perizinan dan Pengendalian Film Pusat Pengembangan Perfilman
Kemendikbud, Muhammad Kholid Fathoni.
Delegasi
Indonesia dalam festival film Cannes juga
terdapat Sutradara terbaik FFI 2015, Joko Anwar, dan pemeran utama
wanita terbaik FFI 2015, Andi Mutiara Pertiwi Basro dikenal Tara Basro serta
sutradara film pendek, Raphael Wregas Bhanuteja dan Aktor film pendek, peserta
Cannes de la Critique, Yohanes Budyambara ikut dalam delegasi Indonesia. (ZG)
***4***
(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 14-05-2016 06:48:40
Tidak ada komentar:
Posting Komentar