PECINTA FILM INDONESIA DI LONDON
TERPAKU "SITI"
Oleh Zeynita Gibbons
London, 1/5 (Antara) - Beban yang selama
ini menghimpit Siti akhirnya lepas setelah Sekar Sari sebagai pemeran utama
film "Siti" mengungkapkan betapa tertekannya ia dalam memerankan
film disutradarai Eddie Cahyono.
Ia mengemukakan itu, usai acara
pemutaran primier film Siti yang digagas Dr Ben Murtagh dari SOAS, University
of London di London, Sabtu malam.
Pecinta film Indonesia di Inggris
temasuk istri Dubes RI di London Rizal Sukma, Hana Satryo terpaku dengan sosok
Siti digambarkan sebagai seorang wanita Jawa yang mengabdi kepada keluarga dan
suami mengalami lumpuh dan tidak mau
berbicara dan harus menghidupi keluarga serta mengurus buah hati mereka yang
dibantu sang mertua.
Pada kesempatan itu Ibu Hana Satryo
menyampaikan penghargaan dan selamat kepada Sekar Sari dengan film Siti-nya yang
menarik dan juga berhasil meraih berbagai penghargaan.
Namun, dilihat dari segi gender
presfektif, Ibu Hana yang juga seorang aktivis sangat tidak setuju dengan sikap
yang diambil Siti karena diperlakukan tidak adil oleh sang suami.
Ibu Hana Satryo menyebutkan bahwa
rasanya tidak "fair" seorang istri yang berjuang untuk menghidupi
keluarga mendapat perlakuan yang tidak wajar dari sang suami, karena tidak
setuju dengan istri yang bekerja menjadi pemandu karaoke."Film yang sangat
indah," ujar Hana Satryo.
Sementara itu Sekar Sari mengakui
awalnya ia tidak merasa kuatir dengan film Siti yang diperankannya karena film
itu khusus dibuat untuk festival, tetapi pada saat film Siti diputar di
bioskop, Sekar pun sempat merasa kuatir karena takut kalau sampai kedua orang
tuanya menonton film Siti yang ada adengan berjumbu dan buka baju.
Dikatakannya pada saat menerima skrip
film Siti merasa rada tercegang karena dialog banyak mengunakan Bahasa Jawa,
ujar Sekar Sari yang tengah mengambil master di University of Roehampton.
Apalagi film yang dibuat dengan dana
terbatas dan hanya dikerjakan dalam waktu seminggu dengan persiapan selama 10
hari, berhasil meraih banyak penghargaan.
Ia pun merasa tertantang dengan karakter
Siti dan akhirnya bisa menyatu dengan perempuan yang diperankannya, Sekar yang
tidak tahu kalau filmnya itu adalah film hitam putih. "Saya tidak tahu
kalau jadinya filmya hitam putih," ucapnya.
Banyak hal menarik yang dijumpainya
dalam proses pengampilan gambar yang juga karakter Siti sendiri, namun dengan
melakukan berbagai diskusi akhirnya film Siti bisa berhasil meraih "Best
Performance for Silver Screen Award" di Singapore International Film
Festival.
Menurut Sekar pemutaran film Siti yang
awalnya dibuat untuk film festival serta meraih berbagai penghargaan dan
akhirnya diputar juga di biaskop, dan bahkan terpilih sebagai film terbaik
Indonesia, di mana Sekar Sari terpilih sebagai artis
Pada akhirnya sang sutradara menyerahkan
kepada penonton apakah Siti akan bahagia dengan kekasihnya sang polisi atau
tetap mempertahankan perkawinannya, setelah utang sang suami lunas atau kisah
hidup Siti harus berakhir di Pantai Parangtritis.
Pelaksana Fungsi Ekonomi Kedubes RI di
London, Hastin Dumadi kepada Antara mengatakan setelah Siti diputar di London,
sineas Indonesia juga dapat menembus pangsa film Eropa dengan berpartisipasi di
London Film Festival yang tahun ini diselenggarakan untuk ke-60 kalinya.
Dikatakannya setiap awal bulan Oktober
British Film Institute menyelenggarakan London Film Festival. Saat ini
pendaftaran untuk mengikuti LFI tersebut sudah dibuka dan dapat diikuti oleh
film-film dari luar Inggris. Para peserta dapat mendaftar secara daring pada
laman www.bfi.org.uk. Pendaftaran untuk film internasional paling lambat adalah
tangal 17 Juni 2016.
Dua kategori utama LFI adalah film
yang berdurasi dibawah 40 menit dan film berdurasi lebih dari 40 menit. Syarat
utamanya adalah film tersebut belum pernah diputar di Inggris.
Uang pendaftarannya berkisar 30 pound.
Hastin mendorong ajang LFI dapat dimanfaatkan oleh sineas Indonesia untuk
menembus dunia perfilman Inggris dan Eropa pada umumnya.
***4*** (T.ZG)
(T.H-ZG/B/C. Hamdani/C. Hamdani)
01-05-2016 08:18:29
Tidak ada komentar:
Posting Komentar