Kamis, 19 Mei 2016

QATAR

MENAKER TEGASKAN PENGHENTIAN TKI INFORMAL KE QATAR
     Oleh Zeynita Gibbons              

   London, 4/5 (Antara) - Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri menegaskan kembali kebijakan pemerintah mengenai penghentian penempatan tenaga kerja Indonesia informal pada pengguna perorangan di Qatar dan negara-negara di kawasan Timur Tengah.

        Hal ini terungkap ketika Duta Besar RI untuk Qatar Muhammd Basri Sidehabi didampingi Staf Teknis Ketenagakerjaan Agus Widayat melakukan pertemuan dengan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, demikian  Pelaksana Fungsi Politik KBRI Doha, Boy Dharmawan kepada Antara London, Rabu.

        Pertemuan tersebut dilaksanakan dalam rangka konsultasi guna menindaklanjuti Kebijakan pemerintah untuk menghentikan pengiriman TKI pada pengguna perseorangan di Timur Tengah terutama di Qatar. Kebijakan tersebut berdampak terhadap para TKI informal  di Qatar khususnya tenaga kerja domestik khususnya terhadap TKI di Qatar yang masih bekerja.  
   Pada pertemuan yang dihadiri Sekjen Kemnaker Ir Abdul Wahab Bangkona,  Menaker Hanif menegaskan kembali mengenai kebijakan pemerintah saat ini yang memberlakukan pelarangan penempatan tenaga kerja pada pengguna perorangan di negara-negara  Timur Tengah.

        Guna mengantisipasi dampak kebijakan tersebut,  Menaker Hanif  menginstruksikan Perwakilan Indonesia lainnya di Timur Tengah  untuk  fokus dalam penanganan TKI. Perlu upaya TKI yang ada di Qatar mempunyai legalitas agar terlindungi keberadaannya.

        Menaker Hanif mengapresiasi kebijakan KBRI Doha terkait ketenagakerjaan, perlindungan dan penanganan TKI bermasalah di Qatar. 
   Menteri Hanif juga meminta perwakilan RI di Timur Tengah untuk mengupayakan dan  mendorong agar senantiasa menempatkan penempatan TKI terampil pada sektor formal  guna membantu mengatasi masalah pengangguran di Indonesia.

        Kunjungan kerja tersebut dimanfaatkan Dubes Sidehabi untuk bertemu dengan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Nusron Wahid guna membahas peningkatan tenaga terja formal ke Qatar pada 4 Mei 2016. 
   Dubes Sidehabi menjelaskan bahwa pemerintah Qatar telah menjanjikan tambahan kuota tenaga kerja dari 40 ribu saat ini menjadi 50 ribu tenaga kerja.  Dari jumlah sekitar 40 ribu, sekitar 10 ribu adalah tenaga kerja terampil dan sisanya 30 ribu tenaga kerja infomal. Diutarakan pula bahwa hanya 0,4 persen dari buruh migran Indonesia yang bermasalah di Qatar.

        Dengan kebijakan "look east policy" Qatar yang memfokuskan pada negara-negara Asia, termasuk Indonesia, diutarakan pula kiat-kiat dan rekomendasi agar BNP2TKI dapat mempersiapkan tenaga trampil untuk Qatar yang dianggap menjanjikan. ***4***



(T.H-ZG/C/S. Muryono/S. Muryono) 04-05-2016 19:08:25
SUVENIR PATUNG KAYU INDONESIA DIMINATI DI SOCHI
     Oleh Zeynita Gibbons

    London, 5/5 (Antara) - Suvenir patung kayu berbentuk gajah, badak, harimau, kucing dan kodok dengan punggung bergerigi buatan Indonesia dijual di toko "Sarkisyan" kawasan pantai Sochi, sekitar 40 kilometer dari lokasi balap Formula One, diminati wisatawan.

         Rombongan KBRI Moskow dipimpin Dubes Wahid Supriyadi yang berada di Sochi usai menonton Rio Haryanto mengikuti balapan Formula One menyempatkan mampir di toko yang menjual aneka suvenir asal Indonesia tersebut, demikian keterangan dari KBRI Moskow yang diterima Antara London, Kamis.

         Penjual merangkap pemilik toko, suami istri Arthur dan Yulia, menyambut rombongan dari KBRI Moskow tersebut karena Indonesia bukan negara asing baginya. Sebagian besar suvenir kayu yang ada di tokonya berasal dari Indonesia. Selain berupa gajah, badak, harimau, kucing juga ada mainan kodok dari kayu dengan punggung bergerigi.

         Apabila punggungnya ditarik tongkat kecil dan kemudian ditarik ke kanan maka akan mengeluarkan bunyi "rokotok kotok kotok" persis suara kodok. Selain itu, aneka topeng kayu dari Lombok, patung siluet pria dan wanita asal Bali dan puluhan suvenir lain dari mancanegara tertata apik di kios di tepian Laut Hitam tersebut. Harga suvenir kayu tersebut cukup terjangkau, sekitar 100 ribuan rupiah, itu pun masih bisa ditawar.

         Penjualan berbagai suvenir asal Indonesia sangat bagus, apalagi saat libur musim panas, ujar Yulia. "Topeng kayu Lombok ini misalnya, banyak yang bertanya makna di balik penampilan yang seram. Saya jawab, tidak ada makna apa pun, semata kreasi saja," ujar Yulia.

         Suami Yulia, Arthur, mengatakan sebelum krisis melanda Rusia, dalam setahun mereka bisa dua kali berkunjung ke Indonesia khususnya Bali. Namun akibat krisis menyebabkan harga tiket pesawat menjadi lebih mahal. Tahun lalu mereka hanya sekali ke Indonesia, dan akhir tahun ini pasangan ini akan berlibur ke Indonesia. Arthur  menyayangkan tidak adanya penerbangan langsung dari Moskow ke Jakarta.

         "Sebetulnya kami tinggal di Moskow. Namun karena perizinan dan pajak usaha sangat mahal di sana, kami memutuskan membuka usaha di Sochi yang izin dan pajaknya jauh lebih murah. Karenanya, tiap musim panas kami berlibur ke Sochi sekaligus berbisnis," ujar Arthur.

         Dubes Wahid Supriyadi mengusulkan agar selain produk kayu, Arthur dan Yulia juga dapat menjajagi impor produk tekstil terutama batik. Untuk itu Dubes Wahid mengundang keduanya hadir dalam kegiatan Festival Indonesia yang akan digelar KBRI Moskow di taman Hermitage, 20-21 Agustus mendatang yang akan diikuti beberapa UKM Indonesia.

         Sambil membungkus belanjaan yang dibeli rombongan, Arthur dan Yulia menyatakan akan mempertimbangkan usulan Dubes tersebut dan berjanji hadir pada acara Festival Indonesia bila kebetulan berada di Moskow. (ZG) ***3***

(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 05-05-2016 04:37:05

Tidak ada komentar: