MENAKER TEGASKAN PENGHENTIAN TKI INFORMAL KE QATAR
Oleh Zeynita
Gibbons
London, 4/5
(Antara) - Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri menegaskan kembali kebijakan
pemerintah mengenai penghentian penempatan tenaga kerja Indonesia informal pada
pengguna perorangan di Qatar dan negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Hal ini
terungkap ketika Duta Besar RI untuk Qatar Muhammd Basri Sidehabi didampingi
Staf Teknis Ketenagakerjaan Agus Widayat melakukan pertemuan dengan Menteri
Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, demikian
Pelaksana Fungsi Politik KBRI Doha, Boy Dharmawan kepada Antara London,
Rabu.
Pertemuan
tersebut dilaksanakan dalam rangka konsultasi guna menindaklanjuti Kebijakan
pemerintah untuk menghentikan pengiriman TKI pada pengguna perseorangan di
Timur Tengah terutama di Qatar. Kebijakan tersebut berdampak terhadap para TKI
informal di Qatar khususnya tenaga kerja
domestik khususnya terhadap TKI di Qatar yang masih bekerja.
Pada pertemuan yang
dihadiri Sekjen Kemnaker Ir Abdul Wahab Bangkona, Menaker Hanif menegaskan kembali mengenai
kebijakan pemerintah saat ini yang memberlakukan pelarangan penempatan tenaga
kerja pada pengguna perorangan di negara-negara
Timur Tengah.
Guna
mengantisipasi dampak kebijakan tersebut,
Menaker Hanif menginstruksikan
Perwakilan Indonesia lainnya di Timur Tengah
untuk fokus dalam penanganan TKI.
Perlu upaya TKI yang ada di Qatar mempunyai legalitas agar terlindungi
keberadaannya.
Menaker Hanif
mengapresiasi kebijakan KBRI Doha terkait ketenagakerjaan, perlindungan dan
penanganan TKI bermasalah di Qatar.
Menteri Hanif juga
meminta perwakilan RI di Timur Tengah untuk mengupayakan dan mendorong agar senantiasa menempatkan
penempatan TKI terampil pada sektor formal
guna membantu mengatasi masalah pengangguran di Indonesia.
Kunjungan
kerja tersebut dimanfaatkan Dubes Sidehabi untuk bertemu dengan Kepala Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) Nusron Wahid guna membahas
peningkatan tenaga terja formal ke Qatar pada 4 Mei 2016.
Dubes Sidehabi
menjelaskan bahwa pemerintah Qatar telah menjanjikan tambahan kuota tenaga
kerja dari 40 ribu saat ini menjadi 50 ribu tenaga kerja. Dari jumlah sekitar 40 ribu, sekitar 10 ribu
adalah tenaga kerja terampil dan sisanya 30 ribu tenaga kerja infomal. Diutarakan
pula bahwa hanya 0,4 persen dari buruh migran Indonesia yang bermasalah di
Qatar.
Dengan
kebijakan "look east policy" Qatar yang memfokuskan pada
negara-negara Asia, termasuk Indonesia, diutarakan pula kiat-kiat dan
rekomendasi agar BNP2TKI dapat mempersiapkan tenaga trampil untuk Qatar yang
dianggap menjanjikan. ***4***
(T.H-ZG/C/S. Muryono/S. Muryono) 04-05-2016 19:08:25
SUVENIR PATUNG KAYU INDONESIA DIMINATI DI SOCHI
Oleh Zeynita
Gibbons
London, 5/5
(Antara) - Suvenir patung kayu berbentuk gajah, badak, harimau, kucing dan
kodok dengan punggung bergerigi buatan Indonesia dijual di toko
"Sarkisyan" kawasan pantai Sochi, sekitar 40 kilometer dari lokasi
balap Formula One, diminati wisatawan.
Rombongan
KBRI Moskow dipimpin Dubes Wahid Supriyadi yang berada di Sochi usai menonton
Rio Haryanto mengikuti balapan Formula One menyempatkan mampir di toko yang
menjual aneka suvenir asal Indonesia tersebut, demikian keterangan dari KBRI Moskow
yang diterima Antara London, Kamis.
Penjual
merangkap pemilik toko, suami istri Arthur dan Yulia, menyambut rombongan dari
KBRI Moskow tersebut karena Indonesia bukan negara asing baginya. Sebagian
besar suvenir kayu yang ada di tokonya berasal dari Indonesia. Selain berupa
gajah, badak, harimau, kucing juga ada mainan kodok dari kayu dengan punggung
bergerigi.
Apabila
punggungnya ditarik tongkat kecil dan kemudian ditarik ke kanan maka akan
mengeluarkan bunyi "rokotok kotok kotok" persis suara kodok. Selain
itu, aneka topeng kayu dari Lombok, patung siluet pria dan wanita asal Bali dan
puluhan suvenir lain dari mancanegara tertata apik di kios di tepian Laut Hitam
tersebut. Harga suvenir kayu tersebut cukup terjangkau, sekitar 100 ribuan
rupiah, itu pun masih bisa ditawar.
Penjualan
berbagai suvenir asal Indonesia sangat bagus, apalagi saat libur musim panas,
ujar Yulia. "Topeng kayu Lombok ini misalnya, banyak yang bertanya makna
di balik penampilan yang seram. Saya jawab, tidak ada makna apa pun, semata
kreasi saja," ujar Yulia.
Suami Yulia,
Arthur, mengatakan sebelum krisis melanda Rusia, dalam setahun mereka bisa dua
kali berkunjung ke Indonesia khususnya Bali. Namun akibat krisis menyebabkan
harga tiket pesawat menjadi lebih mahal. Tahun lalu mereka hanya sekali ke
Indonesia, dan akhir tahun ini pasangan ini akan berlibur ke Indonesia.
Arthur menyayangkan tidak adanya
penerbangan langsung dari Moskow ke Jakarta.
"Sebetulnya kami tinggal di Moskow. Namun karena perizinan dan
pajak usaha sangat mahal di sana, kami memutuskan membuka usaha di Sochi yang
izin dan pajaknya jauh lebih murah. Karenanya, tiap musim panas kami berlibur
ke Sochi sekaligus berbisnis," ujar Arthur.
Dubes Wahid
Supriyadi mengusulkan agar selain produk kayu, Arthur dan Yulia juga dapat
menjajagi impor produk tekstil terutama batik. Untuk itu Dubes Wahid mengundang
keduanya hadir dalam kegiatan Festival Indonesia yang akan digelar KBRI Moskow
di taman Hermitage, 20-21 Agustus mendatang yang akan diikuti beberapa UKM
Indonesia.
Sambil
membungkus belanjaan yang dibeli rombongan, Arthur dan Yulia menyatakan akan
mempertimbangkan usulan Dubes tersebut dan berjanji hadir pada acara Festival
Indonesia bila kebetulan berada di Moskow. (ZG) ***3***
(T.H-ZG/B/T. Susilo/T. Susilo) 05-05-2016 04:37:05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar