Kamis, 19 Mei 2016

QATAR


KADIN BAHAS PELUANG EKONOMI DI QATAR
     Oleh Zeynita Gibbons
   
    London, 18/5 (Antara) - Peluang ekonomi perdagangan dan kerja sama ekonomi syariah antara Indonesia dan Qatar menjadi topik pembahasan dalam kunjungan Ketua Komite Tetap Hubungan dengan Lembaga Swasta (KTHLS) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Ikang Fawzi.

         Ikang yang didampingi Pejabat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Dr Marissa Haque Fawzi, MBA, MSi ketika diterima Dubes RI untuk Qatar, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi, Selasa (17/5).

         Kunjungan tersebut merupakan rangkaian tindak lanjut pertemuan Dubes Sidehabi dengan Ketua Kadin, Rosan P. Roeslani di Jakarta baru baru ini, demikian Counsellor KBRI Doha, Boy Dharmawan kepada Antara London, Rabu.

         Kadin merencanakan berkunjung ke Qatar bulan September mendatang guna membahas nota kesepahaman (MoU) Pembentukan Dewan Bisnis (Business Council) RI-Qatar dengan Kadin Qatar. MoU tersebut menjadi payung yang menjembatani komunikasi antara kamar dagang dan pelaku usaha kedua negara.

         Dubes Sidehabi mengharapkan peran dan kontribusi Kadin dalam meningkatkan kerja sama antara pelaku usaha RI-Qatar. Diutarakan pula, MoU akan memudahkan upaya pelaku usaha untuk memanfaatkan kebijakan "look east policy" Qatar yang memfokuskan pada negara-negara Asia, termasuk Indonesia.

         "Kebijakan tersebut merupakan upaya diversifikasi ekonomi guna mengurangi ketergantungan terhadap produk migas yang menjadi sumber utama devisa Qatar," ujarnya.

         Diharapankannya MoU tersebut dapat ditandatangani pada saat kunjungan kehormatan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani ke Jakarta yang akan menjadi momentum bagi peringatan hubungan diplomatik RI-Qatar ke-40.

         Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan bersahabat, dibahas pula peluang kerja sama ekonomi syariah RI-Qatar. Delegasi Kadin  mengadakan pertemuan dengan Qatar Foundation.

         Ketika bertemu dengan Assisten Profesor, Nana Sofyan disepakati kerja sama riset tandem ekonomi syariah, "best practices" sistem riba pada perbankan syariah dan potensi kerja sama bank syariah RI-Qatar.

         Nana yang juga diaspora Indonesia di Qatar, menyampaikan perkembangan perbankan syariah Qatar didukung finansial yang masif, yang merambah mancanegara, termasuk Asia seperti Malaysia.

         Dikatakannya modal Qatar Islamic Bank (QIB) mencapai Rp400 triliun atau setara dengan modal seluruh perbankan syariah di Indonesia. Menurut Dr Marissa, pesatnya ekspansi perbankan syariah di Qatar menjadikannya rujukan bagi perkembangan bank syariah di Indonesia.

         Kunjungan Delegasi Kadin ini terkait dengan kunjungan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) pada akhir April lalu guna membahas kerja sama perbankan syariah RI-Qatar, sekaligus mempersiapkan tenaga perbankan syariah untuk memasok kebutuhan tenaga kerja terampil di Qatar.

         Terkait tenaga kerja, Dubes Sidehabi menyampaikan peluang bagi tenaga kerja terampil dan semiterampil terkait dengan masifnya pembangunan infrastruktur dalam rangka persiapan Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Diutarakan, dari jumlah sekitar 40 ribu tenaga kerja Indonesia, hanya 0,4 persen yang mengalami masalah.

         Ikang Fawzi yang juga merupakan pengusaha properti dan musisi ini mengunjungi dua kota fenomenal baru hasil reklamasi di Qatar, Pearl dan Lusial City guna melihat potensi kerja sama di bidang properti dan infrastruktur.

         Lusail City merupakan kawasan kota reklamasi yang fenomenal  untuk menopang Kota Doha, yang menjadi ajang sirkuit balap MotoGP.

         Qatar melakukan pembanguanan besar-besar dengan alokasi anggaran sekitar 200 miliar dolar AS untuk berbagai sarana infrastruktur, stadion dan jaringan kereta api guna menyukseskan kejuaraan Sepak Bola Piala Dunia 2022.

         Dubes Sidehabi, yang juga mantan pertama pilot F-16 itu mengharapkan sinergi antara KBRI Doha dan Kadin dalam penetrasi pasar.

         Diutarakan pula kiat-kiat merambah peluang usaha serta upaya menarik investasi Qatar. "Diperlukan langkah kongkrit dan 'quick win' agar potensi ekonomi dapat dimaksimalkan," demikian Dubes Sidehabi.

    ***3*** (T.ZG)
(T.H-ZG/B/C. Hamdani/C. Hamdani) 18-05-2016 12:04:26




Tidak ada komentar: