MAHASISWA INDONESIA GAET PENGHARGAAN "THE BEST DELEGETE"
Zeynita Gibbons
London, 20/7 (Antara) - Lima mahasiswa Indonesia mengaet penghargaan Teimun 2017 yaitu sebagai "Best Delegete," dalam acara
"The European International Model of United Nations 2017" yang diadakan di Den Haag, Belanda.
London, 20/7 (Antara) - Lima mahasiswa Indonesia mengaet penghargaan Teimun 2017 yaitu sebagai "Best Delegete," dalam acara
"The European International Model of United Nations 2017" yang diadakan di Den Haag, Belanda.
Persiapan yang matang, penguasaan materi dan percaya diri yang kuat membawa kelima mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mendapatkan penghargaan Teimun 2017, yaitu sebagai Best Delegate, demikian Atase Pendidikan KBRI Den Haag Bambang Hari Wibisono kepada Antara London, Kamis.
Teimun adalah salah satu Model United Nations (MUN) tertua di Eropa untuk mahasiswa di berbagai belahan dunia, mahasiswa dapat belajar mengenai organisasi internasional, seperti PBB dan NATO serta memperoleh gambaran mengenai pola kerja dan proses pengambilan keputusan melalui simulasi PBB.
Acara diikuti ratusan mahasiswa dari puluhan negara sejak tahun 1987 dan tahun ini tidak kurang dari 300-an mahasiswa dari 70 negara berpartisipasi, termasuk dari Indonesia.
Ada tiga kategori yang dilombakan di Teimun 2017, yaitu best delegate, "most outstanding delegate", dan "honorable mention".
Lomba terbagi dalam tujuh dewan (councils), yaitu "Historic Crisis Council, Human Rights Council, Security Council, General Assembly Council, North Atlantic Council, European Council, dan International Court of Justice".
Penerima penghargaan dari universitas Indonesia adalah Joviana Huenza FHUI -angkatan 2016-, Juan Octavian Sidauruk FTUI 2013, Dominique Virgil Tuapetel FHUI 2015, Zahrana Nadifa Ramadhanty FISIP 2015 dan Fatih Angling Darmo, FEB 2016.
Sementara Joviana Henza dan Juan Octavian mendapat penghargaan "Best Delegate of Security Council", dengan Topik "South Sudan Civil War & Yaman Civil War".
Dominique Tuapetel di "Human Rights Council", mengambil topik "Statelessness and Harmful Traditional Practice against Women".
Menurut Joviana, berpartisipasi di Teimun 2017, selain memberi pengalaman berkompetisi ditingkat internasional, juga menjalin "network" (jaringan).
Latihan intensif yang dilakukan selama sembilan bulan membuahkan hasil. Di acara ini kami belajar bagaimana membuat resolusi, pidato dan melakukan negosiasi, ujarnya.
Sangat menantang dan juga berkesan, ujar Joviana yang awalnya sempat minder dengan delegasi dari negara maju yang bergelar master dan dari universitas ternama serta pengalaman mengikuti acara, tapi karena percaya diri dan penguasaan materi, maka dan teman-temannya sesama mahasiswa mendapat penghargaan Best Delegate.
Sementara itu Dominique Virgil Tuapetel, mengakui berdiskusi dengan orang dari luar negeri yang pintar dan kritis, sehingga setiap pendapat dan argumen harus sesuai dengan "logic base" yang kuat.
"Kompetisi yang tidak hanya menantang tapi juga menyenangkan dan menjadi tempat untuk mengembangkan," demikian Dominique.
***4*** (T.ZG)
(T.H-ZG/B/C. Hamdani/C. Hamdani) 20-07-2017 12:37:20
(T.H-ZG/B/C. Hamdani/C. Hamdani) 20-07-2017 12:37:20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar