Belanda dorong Peningkatan Kerja sama Infrastruktur Kemaritiman
News ID: 204941
London (ANTARA) -
KBRI Den Haag menyelenggarakan promosi investasi dengan tema Indonesia Business Climate: Enhancing Indonesia-Netherlands Maritime Infrastructure Cooperation untuk mendorong peningkatan kerja sama infrastruktur kemaritiman Indonesia-Belanda, di Nieuwspoort, Den Haag, Selasa (30/4)
Promosi investasi diadakan Kementerian Infrastruktur dan Pengelolaan Air Belanda, dan lembaga pendidikan kemaritiman Belanda STC Nestra dibuka Dubes RI Den Haag, I Gusti A. Wesaka Puja yang menyampaikan Indonesia dan Belanda secara intensif telah membahas berbagai potensi kerja sama bidang infrastruktur kemaritiman, karena itu perlu untuk terus mendorong kerja sama konkret dari potensi tersebut. “Sejauh ini Belanda merupakan sumber investasi terbesar ke Indonesia dibanding negara-negara Eropa lainnya dan saya harap ini terus berlanjut, termasuk melalui bidang infrastruktur kemaritiman” ujarnya.
Sementara itu Wakil Dirjen bidang Maritim, Kementerian Infrastruktur dan Pengelolaan Air Belanda, Brigit Gijsbers, dalam sambutannya menekankan arti penting dan komitmen Belanda untuk mendorong dan mendukung peningkatan kerja sama infrastruktur kemaritiman, termasuk melalui penyelenggaraan Bilateral Maritime Forum yang menjadi platform kerja sama kemaritiman kedua negara.
Diskusi menghadirkan pembicara, Direktur Infrastruktur pelayaran, Perikanan dan Pariwisata Kemenko Kemaritiman, Rahman Hidayat dan
Kepala BI London, Doddy Hutabarat, CEO PT Pelindo II Elvyn G. Masassya, Deputi Direktur Sumatera dan Kalimantan, BKPM, Saribua Siahaan dan Netherlands Enterprise Agency/RVO, Linda Reijers dihadiri perwakilan lembaga pemerintah dan swasta terkait di bidang infrastruktur kemaritiman yang ada di Belanda.
Rahman Hidayat dari Kemenko bidang Kemaritiman, mengatakan infrastruktur kemaritiman akan tetap menjadi salah satu fokus pemerintah, selain fokus human development. Karena itu masih terbuka luas peluang bagi Belanda untuk secara konkret berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur kemaritiman di Indonesia.
Menurut Donny Hutabarat dari Bank Indonesia-London, potensi peningkatan kerja sama infrastruktur kemaritiman Indonesia dan Belanda didukung lingkungan yang kondusif untuk penguatan pertumbuhan ekonomi, baik melalui reformasi struktur ekonomi, investasi bidang infrastruktur yang meningkat, dan kondisi ekonomi yang stabil.
Pernyataan keduanya dilengkapi Saribua Siahaan dari BKPM yang menjelaskan tentang kemudahan dan peluang investasi di Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur dan maritim.
Sementara itu, CEO PT. Pelindo II, Elvyn G. Masassya menyampaikan visinya untuk mengembangkan transshipment hub, dan pemanfaatan perkembangan teknologi dan digitalisasi dalam pengelolaan pelabuhan di bawah pengelolaan PT. Pelindo II.
Elvyn membuka kesempatan bagi investor Belanda untuk menjadi mitra PT.Pelindo II di berbagai proyek yang akan dikembangkan oleh PT. Pelindo II, termasuk pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok, Inland Waterways/Cikarang-Bekasi-Laut (CBL).
Dalam diskusi terlihat antusiasme peserta yang ingin mengetahui lebih banyak peluang investasi di Indonesia dan bagaimana kebijakan Pemerintah Indonesia dalam lima tahun kedepan di bidang kemaritiman. Belanda merupakan salah satu mitra penting kerja sama di bidang infrastruktur kemaritiman. Melalui program tersebut diharapkan akan semakin mendorong peningkatan minat kerja sama dan investasi dari pelaku-pelaku usaha dari Belanda.
Menurut data tahun 2018, Belanda merupakan sumber investasi langsung terbesar ke Indonesia dibanding negara-negara Eropa lainnya, dengan nilai sebesar USD 943,12 juta untuk sekitar 840 proyek. Selama kurun waktu 2014-2018, nilai investasi Belanda ke Indonesia tercatat sebesar USD 6,9 milyar, atau investor terbesar ke-7 ke Indonesia setelah Singapura, Jepang, RRT, Malaysia, Hongkong RRT, dan Korea Selatan.(ZG)
KBRI Den Haag menyelenggarakan promosi investasi dengan tema Indonesia Business Climate: Enhancing Indonesia-Netherlands Maritime Infrastructure Cooperation untuk mendorong peningkatan kerja sama infrastruktur kemaritiman Indonesia-Belanda, di Nieuwspoort, Den Haag, Selasa (30/4)
Promosi investasi diadakan Kementerian Infrastruktur dan Pengelolaan Air Belanda, dan lembaga pendidikan kemaritiman Belanda STC Nestra dibuka Dubes RI Den Haag, I Gusti A. Wesaka Puja yang menyampaikan Indonesia dan Belanda secara intensif telah membahas berbagai potensi kerja sama bidang infrastruktur kemaritiman, karena itu perlu untuk terus mendorong kerja sama konkret dari potensi tersebut. “Sejauh ini Belanda merupakan sumber investasi terbesar ke Indonesia dibanding negara-negara Eropa lainnya dan saya harap ini terus berlanjut, termasuk melalui bidang infrastruktur kemaritiman” ujarnya.
Sementara itu Wakil Dirjen bidang Maritim, Kementerian Infrastruktur dan Pengelolaan Air Belanda, Brigit Gijsbers, dalam sambutannya menekankan arti penting dan komitmen Belanda untuk mendorong dan mendukung peningkatan kerja sama infrastruktur kemaritiman, termasuk melalui penyelenggaraan Bilateral Maritime Forum yang menjadi platform kerja sama kemaritiman kedua negara.
Diskusi menghadirkan pembicara, Direktur Infrastruktur pelayaran, Perikanan dan Pariwisata Kemenko Kemaritiman, Rahman Hidayat dan
Kepala BI London, Doddy Hutabarat, CEO PT Pelindo II Elvyn G. Masassya, Deputi Direktur Sumatera dan Kalimantan, BKPM, Saribua Siahaan dan Netherlands Enterprise Agency/RVO, Linda Reijers dihadiri perwakilan lembaga pemerintah dan swasta terkait di bidang infrastruktur kemaritiman yang ada di Belanda.
Rahman Hidayat dari Kemenko bidang Kemaritiman, mengatakan infrastruktur kemaritiman akan tetap menjadi salah satu fokus pemerintah, selain fokus human development. Karena itu masih terbuka luas peluang bagi Belanda untuk secara konkret berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur kemaritiman di Indonesia.
Menurut Donny Hutabarat dari Bank Indonesia-London, potensi peningkatan kerja sama infrastruktur kemaritiman Indonesia dan Belanda didukung lingkungan yang kondusif untuk penguatan pertumbuhan ekonomi, baik melalui reformasi struktur ekonomi, investasi bidang infrastruktur yang meningkat, dan kondisi ekonomi yang stabil.
Pernyataan keduanya dilengkapi Saribua Siahaan dari BKPM yang menjelaskan tentang kemudahan dan peluang investasi di Indonesia, khususnya di bidang infrastruktur dan maritim.
Sementara itu, CEO PT. Pelindo II, Elvyn G. Masassya menyampaikan visinya untuk mengembangkan transshipment hub, dan pemanfaatan perkembangan teknologi dan digitalisasi dalam pengelolaan pelabuhan di bawah pengelolaan PT. Pelindo II.
Elvyn membuka kesempatan bagi investor Belanda untuk menjadi mitra PT.Pelindo II di berbagai proyek yang akan dikembangkan oleh PT. Pelindo II, termasuk pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok, Inland Waterways/Cikarang-Bekasi-Laut (CBL).
Dalam diskusi terlihat antusiasme peserta yang ingin mengetahui lebih banyak peluang investasi di Indonesia dan bagaimana kebijakan Pemerintah Indonesia dalam lima tahun kedepan di bidang kemaritiman. Belanda merupakan salah satu mitra penting kerja sama di bidang infrastruktur kemaritiman. Melalui program tersebut diharapkan akan semakin mendorong peningkatan minat kerja sama dan investasi dari pelaku-pelaku usaha dari Belanda.
Menurut data tahun 2018, Belanda merupakan sumber investasi langsung terbesar ke Indonesia dibanding negara-negara Eropa lainnya, dengan nilai sebesar USD 943,12 juta untuk sekitar 840 proyek. Selama kurun waktu 2014-2018, nilai investasi Belanda ke Indonesia tercatat sebesar USD 6,9 milyar, atau investor terbesar ke-7 ke Indonesia setelah Singapura, Jepang, RRT, Malaysia, Hongkong RRT, dan Korea Selatan.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar