Raja Lesotho Inginkan Kerja Sama Lebih Erat RI-Lesotho
News ID: 218916
London (ANTARA) - Sejuk dan cerahnya musim dingin di Lesotho serta meriahnya pasukan istana mengiringi penyerahan Surat-surat Kepercayaan (credentials) Duta Besar Salman Al Farisi kepada Raja Lesotho, Yang Mulia Raja Letsie III. Prosesi kenegaraan untuk Dubes LBBP RI yang memiliki akreditasi Republik Afrika Selatan dengan rangkapan Kerajaan Lesotho, Kerajaan Eswatini, dan Republik Botswana berlangsung di Maseru, ibu kota Kerajaan Lesotho, tepat pukul 11.00 waktu setempat, Kamis (9/5)
Pada upacara tersebut, Raja Lesotho didampingi para pejabat pemerintahan Kerajaan Lesotho, sementara Dubes RI di Pretoria didampingi Ibu Umi Al Farisi beserta pejabat KBRI Pretoria, demikian KBRI Pretoria dalam keterangan yang diterima Antara London, Jumat.
Upacara dimulai dengan penyerahan Surat-surat Kepercayaan Dubes LBBP RI dari Presiden Republik Indonesia kepada Raja Lesotho, kemudian dilanjutkan dengan prosesi militer. Dubes RI di Pretoria berkesempatan menginspeksi pasukan militer Kerajaan Lesotho yang tampil dengan seragam berwarna-warni.
Penyambutan militer dilaksanakan di area taman utama istana, dilanjutkan dengan mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Kerajaan Lesotho.
Saat penyerahan credentials, Dubes menyampaikan berbagai potensi yang belum tergali dan berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama RI-Lesotho selama masa penugasannya.
Salah satu bukti keseriusan Indonesia untuk meningkatkan engagement dengan Lesotho adalah mengundang kehadiran Pemerintah Lesotho dan pelaku usaha terkait untuk berpartisipasi pada Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) yang akan berlangsung bulan Agustus mendatang.
IAID merupakan tindak lanjut penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) yang sukses dilaksanakan tahun 2018, dimana Lesotho berpartisipasi dengan mengirimkan wakilnya.
Sementara itu dalam sambutannya, Raja Letsie III mengapresiasi semangat Asia-Afrika yang selalu mendasari hubungan baik kedua negara. Raja Lesotho mengharapkan kerja sama yang lebih erat di sektor perdagangan, pariwisata, pertanian, teknologi informasi, dan telekomunikasi.
Setelah penyerahan Surat-surat Kepercayaan berlangsung, Raja Lesotho berkenan untuk berbincang-bincang dengan Dubes Salman Al Farisi secara pribadi, dan kembali menegaskan pentingnya kedua negara meningkatkan kerja sama di berbagai sektor.
Disela-sela kunjungan kedinasannya, Dubes Salman Al Farisi berkesempatan melakukan pertemuan dengan pejabat tinggi Kerajaan Lesotho, diantaranya Wakil Perdana Menteri serta Wakil Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional.
Dubes dalam pernyataannya kepada para pejabat tinggi Lesotho menyampaikan keinginannya untuk memajukan kerja sama di sektor industri strategis seperti infrastruktur, persenjataan, tekstil hingga ekonomi digital. Dubes menggarisbawahi peran RI sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB yang mengarusutamakan agenda Afrika.
Wakil Perdana Menteri Lesotho. Monyane Moleleki, menyambut baik undangan IAID dan mengharapkan Indonesia untuk meningkatkan berbagai program peningkatan kapasitas. Wakil PM Lesotho juga mengakui peran Indonesia dalam Pasukan Penjaga Perdamaian, dan menjadikan Indonesia sebagai role model dalam upaya Lesotho untuk ikut aktif dalam program serupa di Afrika.
Sementara itu, Wakil Menlu dan Kerja Sama Internasional Lesotho, Halebonoe Sets’abi, meyakinkan timnya akan mendukung penuh pelaksanaan tugas Dubes di Pretoria dalam upaya peningkatan hubungan kedua negara, termasuk menyambut baik usulan untuk memulai diskusi perjanjian bebas visa bagi pejabat diplomatik dan kedinasan.
Lesotho adalah landlocked country di bagian selatan Republik Afrika Selatan. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Lesotho telah berlangsung sejak tahun 1993. Duta Besar Salman Al Farisi yang tiba di Pretoria, Afrika Selatan pada 9 Juni tahun lalu, merupakan Duta Besar LBBP RI di Pretoria yang ketujuh.
(ZG)
Pada upacara tersebut, Raja Lesotho didampingi para pejabat pemerintahan Kerajaan Lesotho, sementara Dubes RI di Pretoria didampingi Ibu Umi Al Farisi beserta pejabat KBRI Pretoria, demikian KBRI Pretoria dalam keterangan yang diterima Antara London, Jumat.
Upacara dimulai dengan penyerahan Surat-surat Kepercayaan Dubes LBBP RI dari Presiden Republik Indonesia kepada Raja Lesotho, kemudian dilanjutkan dengan prosesi militer. Dubes RI di Pretoria berkesempatan menginspeksi pasukan militer Kerajaan Lesotho yang tampil dengan seragam berwarna-warni.
Penyambutan militer dilaksanakan di area taman utama istana, dilanjutkan dengan mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Kerajaan Lesotho.
Saat penyerahan credentials, Dubes menyampaikan berbagai potensi yang belum tergali dan berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama RI-Lesotho selama masa penugasannya.
Salah satu bukti keseriusan Indonesia untuk meningkatkan engagement dengan Lesotho adalah mengundang kehadiran Pemerintah Lesotho dan pelaku usaha terkait untuk berpartisipasi pada Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) yang akan berlangsung bulan Agustus mendatang.
IAID merupakan tindak lanjut penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) yang sukses dilaksanakan tahun 2018, dimana Lesotho berpartisipasi dengan mengirimkan wakilnya.
Sementara itu dalam sambutannya, Raja Letsie III mengapresiasi semangat Asia-Afrika yang selalu mendasari hubungan baik kedua negara. Raja Lesotho mengharapkan kerja sama yang lebih erat di sektor perdagangan, pariwisata, pertanian, teknologi informasi, dan telekomunikasi.
Setelah penyerahan Surat-surat Kepercayaan berlangsung, Raja Lesotho berkenan untuk berbincang-bincang dengan Dubes Salman Al Farisi secara pribadi, dan kembali menegaskan pentingnya kedua negara meningkatkan kerja sama di berbagai sektor.
Disela-sela kunjungan kedinasannya, Dubes Salman Al Farisi berkesempatan melakukan pertemuan dengan pejabat tinggi Kerajaan Lesotho, diantaranya Wakil Perdana Menteri serta Wakil Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional.
Dubes dalam pernyataannya kepada para pejabat tinggi Lesotho menyampaikan keinginannya untuk memajukan kerja sama di sektor industri strategis seperti infrastruktur, persenjataan, tekstil hingga ekonomi digital. Dubes menggarisbawahi peran RI sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB yang mengarusutamakan agenda Afrika.
Wakil Perdana Menteri Lesotho. Monyane Moleleki, menyambut baik undangan IAID dan mengharapkan Indonesia untuk meningkatkan berbagai program peningkatan kapasitas. Wakil PM Lesotho juga mengakui peran Indonesia dalam Pasukan Penjaga Perdamaian, dan menjadikan Indonesia sebagai role model dalam upaya Lesotho untuk ikut aktif dalam program serupa di Afrika.
Sementara itu, Wakil Menlu dan Kerja Sama Internasional Lesotho, Halebonoe Sets’abi, meyakinkan timnya akan mendukung penuh pelaksanaan tugas Dubes di Pretoria dalam upaya peningkatan hubungan kedua negara, termasuk menyambut baik usulan untuk memulai diskusi perjanjian bebas visa bagi pejabat diplomatik dan kedinasan.
Lesotho adalah landlocked country di bagian selatan Republik Afrika Selatan. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Lesotho telah berlangsung sejak tahun 1993. Duta Besar Salman Al Farisi yang tiba di Pretoria, Afrika Selatan pada 9 Juni tahun lalu, merupakan Duta Besar LBBP RI di Pretoria yang ketujuh.
(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar