Mengajak anak puasa di musim panas di Inggris
News ID: 216684
London (ANTARA) - Mengajak anak-anak menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan khususnya yang berada dan menetap di Inggris tidak lah mudah perlu kesabaran dan juga pengertian yang agar sang buah hati mau melaksanakan ibadah puasa ditenga-tengah teman sekolah nya.
Apalagi puasa yang berlangsung di wilayah Eropa khususnya di Inggris berlangsung cukup lama ketimbang di tanah air yang dimulai dari pukul 3.30 pagi hingga waktu berbuka pada pukul 8.30 lebih panjang dari waktu di. tanah air yang hanya berlangsung sekitar 12 jam.
Mungkin banyak yang bertanya kenapa Cullen (14) tidak ikut makan siang pada saat jam istirahat seperti biasanya atau tidak membawa botol minuman yang disiapkan dari rumah.
“Saya merasa anxious saat Ramadan datang pada musim panas, kuatir sulit bangun untuk sahur, karena pendeknya waktu selesai tarawih dengan waktu sahur. Mungkin saya bisa menjalani tanpa sahur, tetapi rasanya tidak tega untuk anak-anak menjalani puasa yang cukup panjang,” ujar ibu tiga anak yang usia sekolah, Dian Pangestuti Neilson kepada Antara London, Rabu.
Apalagi, ujar Dian anak-anak masih minoritas di lingkungan sekolahnya, muslim tidak banyak. Dan sekolah Enfield Grammar adalah ”Boys School” bisa jadi suatu tantangan yang tidak mudah saat Ramadan.
Diakuinya menahan lapar dan haus nomer dua, karena berpuasa pada musim panas jam tidur sangat sedikit sekali mereka cukup lelah disekolah selain itu juga waktu berbuka cukup panjang pada jam 8.30 malam.
“Alhamdulillah Ramadan pada musim-musim panas lalu mereka menjalani dengan baik. Putra mereka yang tertua, Shaun kini sudah di universitas mungkin dia lebih mudah menjalaninya tahun ini karena dapat ekstra tidur pagi hari,”ujar Dian.
Ia pun mengenang pada pada saat istirahat makan siang, semua teman-teman menikmati makan siang, sementara Shaun dan Cullen harus puasa. “Ingat dulu anak yang tertua pernah bercerita saat berpuasa sering tertidur di ‘bench’ ketika jam istirahat saat teman-temannya menikmati makan siangnya” kenang Dian.
Dian yang mempunyai tiga putra hasil pernikahannya dengan James itu mengatakan bahwa putra kedua Cullen yang kini berusia 14 tahun, dan Ewan 11 tahun berdua siap menjalani puasa. “Saya tidak memaksa banyak yang bungsu karena dia belum baligh, “Break your fast if you think you can’t do it, have some dates and water and if you can continue again until Maghreeb that would be really good” itu yang saya sarankan Dian kepada buah hati nya.
Cullen anak kedua cukup kuat, dia sudah mulai menjalani puasa sejak di year 7 dan musim panas sudah mulai saat itu, berpuasa hampir 19 jam. Semoga Allah memudahkan mereka menjalaninya karena memang sungguh tidak mudah dillingkungan sekolahnya.
Selain mendidik menjalani ibadah puasa, ketiga putra nya juga belajar agama Islam khususnya membaca ayat suci Alquran. “Sebenarnya mulai punya guru privat semenjak berhenti di Arabic School yang mereka datangin hampir 4 tahun setiap Sabtu seharian,” ujar Dian sayangnya di Arabic school mereka tidak belajar tajwid akhir nya Dian mendatangkan guru agar ketiga anaknya belajar tajwid sebelum belajar bahasa Arab
Menjalani ibadah puasa di musim panas khususnya di Inggris memang memerlukan kesabaran, apalagi cuaca sering tidak menentu kadang hujan atau panas itu tidak saja bagi orang tua tetapi juga buah hati mereka. (ZG)
Apalagi puasa yang berlangsung di wilayah Eropa khususnya di Inggris berlangsung cukup lama ketimbang di tanah air yang dimulai dari pukul 3.30 pagi hingga waktu berbuka pada pukul 8.30 lebih panjang dari waktu di. tanah air yang hanya berlangsung sekitar 12 jam.
Mungkin banyak yang bertanya kenapa Cullen (14) tidak ikut makan siang pada saat jam istirahat seperti biasanya atau tidak membawa botol minuman yang disiapkan dari rumah.
“Saya merasa anxious saat Ramadan datang pada musim panas, kuatir sulit bangun untuk sahur, karena pendeknya waktu selesai tarawih dengan waktu sahur. Mungkin saya bisa menjalani tanpa sahur, tetapi rasanya tidak tega untuk anak-anak menjalani puasa yang cukup panjang,” ujar ibu tiga anak yang usia sekolah, Dian Pangestuti Neilson kepada Antara London, Rabu.
Apalagi, ujar Dian anak-anak masih minoritas di lingkungan sekolahnya, muslim tidak banyak. Dan sekolah Enfield Grammar adalah ”Boys School” bisa jadi suatu tantangan yang tidak mudah saat Ramadan.
Diakuinya menahan lapar dan haus nomer dua, karena berpuasa pada musim panas jam tidur sangat sedikit sekali mereka cukup lelah disekolah selain itu juga waktu berbuka cukup panjang pada jam 8.30 malam.
“Alhamdulillah Ramadan pada musim-musim panas lalu mereka menjalani dengan baik. Putra mereka yang tertua, Shaun kini sudah di universitas mungkin dia lebih mudah menjalaninya tahun ini karena dapat ekstra tidur pagi hari,”ujar Dian.
Ia pun mengenang pada pada saat istirahat makan siang, semua teman-teman menikmati makan siang, sementara Shaun dan Cullen harus puasa. “Ingat dulu anak yang tertua pernah bercerita saat berpuasa sering tertidur di ‘bench’ ketika jam istirahat saat teman-temannya menikmati makan siangnya” kenang Dian.
Dian yang mempunyai tiga putra hasil pernikahannya dengan James itu mengatakan bahwa putra kedua Cullen yang kini berusia 14 tahun, dan Ewan 11 tahun berdua siap menjalani puasa. “Saya tidak memaksa banyak yang bungsu karena dia belum baligh, “Break your fast if you think you can’t do it, have some dates and water and if you can continue again until Maghreeb that would be really good” itu yang saya sarankan Dian kepada buah hati nya.
Cullen anak kedua cukup kuat, dia sudah mulai menjalani puasa sejak di year 7 dan musim panas sudah mulai saat itu, berpuasa hampir 19 jam. Semoga Allah memudahkan mereka menjalaninya karena memang sungguh tidak mudah dillingkungan sekolahnya.
Selain mendidik menjalani ibadah puasa, ketiga putra nya juga belajar agama Islam khususnya membaca ayat suci Alquran. “Sebenarnya mulai punya guru privat semenjak berhenti di Arabic School yang mereka datangin hampir 4 tahun setiap Sabtu seharian,” ujar Dian sayangnya di Arabic school mereka tidak belajar tajwid akhir nya Dian mendatangkan guru agar ketiga anaknya belajar tajwid sebelum belajar bahasa Arab
Menjalani ibadah puasa di musim panas khususnya di Inggris memang memerlukan kesabaran, apalagi cuaca sering tidak menentu kadang hujan atau panas itu tidak saja bagi orang tua tetapi juga buah hati mereka. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar