Wayang kulit tarik perhatian pengunjung Nght at the Museum di Oxford
News ID: 234151
London (ANTARA) -
Masyarakat Inggris yang tinggal di kota Oxford tidak ingin kehilangan momen untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit dan gamelan Jawa yang disajikan dalam kegiatan “Night at the Museum” di Museum Pitt Rivers, kota Owford, Inggris pada akhir pekan mulai jam 19.00 sampai pukul 10 malam
Minister Counsellor Pensosbud Thomas Siregar kepada Antara London, Minggu mengatakan menjelang pukul 19.00, sejumlah pengunjung berbaris dalam antrian menuju pintu masuk Museum Pitt Rivers yang terletak di jantung kota Oxford.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris merangkap Irlandia dan International Maritime Organization(IMO), Dr. Rizal Sukma yang datang dari London bersama Ibu Hana A. Satriyo, menyatakan rasa bangga melihat antusiasme warga Inggris yang mendatangi museum tersebut pada malam itu. “Penampilan seni budaya Indonesia berupa wayang kulit, gamelan Jawa dan tari Bali menjadi daya tarik tersendiri bagi orang Inggris” ujar Dubes Rizal Sukma.
Kedatangan Dubes Rizal Sukma disambut, Direktur Museum Pitt Rivers, Laura van Broekhoven didampingi Marina d’Alarcon, Head of Collectionsdan Andrew Mclellan, Head of Learning and Participation. Sambil mengajak Dubes Rizal Sukma berkeliling, Direktur Laura menerangkan sejumlah koleksi Indonesia yang dipajang di museum tersebut, diantaranya angklung yang berusia hampir 100 tahun, kain Sumbawa, model rumah miniatur Minangkabau, dll.
Disampaikan Museum Pitt Rivers memiliki 1.240 koleksi yang berasal dari Indonesia, 160 objek diantaranya dipajang di museum. Melihat banyaknya pengunjung pada malam itu, pihak museum menjelaskan sebanyak 1.400 tiket yang disediakan telah habis sejak dua hari sebelum “Night at the Museum” pada malam itu.
Pada pukul 19.15, pengunjung disuguhkan tarian Jawa dibawakan Ni Made Pujawati dengan iringan Oxford Youth Gamelanpimpinan Jasmine Godden. Sementara pada pukul 19.25, bertempat di balkon lantai satu, Dalang Ki Sujarwo mulai memainkan wayang kulitnya diiringi Oxford Gamelan Societypimpinan Peter Smith.
Gerakan-gerakan wayang kulit yang begitu lincah dipantulkan melalui layar yang dipasang di area balkon memberikan suasana istimewa bagi pengunjung yang mengeksplorasi ratusan ribu koleksi di Museum Pitt Rivers.
Pagelaran wayang kulit disajikan sebanyak tiga kali diselingi interval dengan masing-masing durasi selama 40 menit. Pada jam yang berbeda, pengunjung yang memiliki ketertarikan mendalami budaya Indonesia dapat mengikuti workshoptari Bali yang diadakan secara khusus di salah satu ruangan di museum.
Minister Counsellor Pensosbud Thomas Siregar bersama Sekretaris II Pensosbud Okky Palma yang hadir mendampingi Dubes Rizal Sukma, menyatakan kegiatan tersebut merupakan kerjasama KBRI London dengan Museum Pitt Rivers yang bertujuan untuk lebih mengenalkan kekayaan dan keindahan beragam budaya Indonesia pada warga Inggris yang tinggal di Kota Oxford.
Diharapkan melalui kegiatan tersebut, KBRI London dapat lebih mengembangkan dan meningkatkan kerjasama dengan Museum Pitt Rivers dan institusi budaya lainnya di Oxford.(ZG)-
Masyarakat Inggris yang tinggal di kota Oxford tidak ingin kehilangan momen untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit dan gamelan Jawa yang disajikan dalam kegiatan “Night at the Museum” di Museum Pitt Rivers, kota Owford, Inggris pada akhir pekan mulai jam 19.00 sampai pukul 10 malam
Minister Counsellor Pensosbud Thomas Siregar kepada Antara London, Minggu mengatakan menjelang pukul 19.00, sejumlah pengunjung berbaris dalam antrian menuju pintu masuk Museum Pitt Rivers yang terletak di jantung kota Oxford.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris merangkap Irlandia dan International Maritime Organization(IMO), Dr. Rizal Sukma yang datang dari London bersama Ibu Hana A. Satriyo, menyatakan rasa bangga melihat antusiasme warga Inggris yang mendatangi museum tersebut pada malam itu. “Penampilan seni budaya Indonesia berupa wayang kulit, gamelan Jawa dan tari Bali menjadi daya tarik tersendiri bagi orang Inggris” ujar Dubes Rizal Sukma.
Kedatangan Dubes Rizal Sukma disambut, Direktur Museum Pitt Rivers, Laura van Broekhoven didampingi Marina d’Alarcon, Head of Collectionsdan Andrew Mclellan, Head of Learning and Participation. Sambil mengajak Dubes Rizal Sukma berkeliling, Direktur Laura menerangkan sejumlah koleksi Indonesia yang dipajang di museum tersebut, diantaranya angklung yang berusia hampir 100 tahun, kain Sumbawa, model rumah miniatur Minangkabau, dll.
Disampaikan Museum Pitt Rivers memiliki 1.240 koleksi yang berasal dari Indonesia, 160 objek diantaranya dipajang di museum. Melihat banyaknya pengunjung pada malam itu, pihak museum menjelaskan sebanyak 1.400 tiket yang disediakan telah habis sejak dua hari sebelum “Night at the Museum” pada malam itu.
Pada pukul 19.15, pengunjung disuguhkan tarian Jawa dibawakan Ni Made Pujawati dengan iringan Oxford Youth Gamelanpimpinan Jasmine Godden. Sementara pada pukul 19.25, bertempat di balkon lantai satu, Dalang Ki Sujarwo mulai memainkan wayang kulitnya diiringi Oxford Gamelan Societypimpinan Peter Smith.
Gerakan-gerakan wayang kulit yang begitu lincah dipantulkan melalui layar yang dipasang di area balkon memberikan suasana istimewa bagi pengunjung yang mengeksplorasi ratusan ribu koleksi di Museum Pitt Rivers.
Pagelaran wayang kulit disajikan sebanyak tiga kali diselingi interval dengan masing-masing durasi selama 40 menit. Pada jam yang berbeda, pengunjung yang memiliki ketertarikan mendalami budaya Indonesia dapat mengikuti workshoptari Bali yang diadakan secara khusus di salah satu ruangan di museum.
Minister Counsellor Pensosbud Thomas Siregar bersama Sekretaris II Pensosbud Okky Palma yang hadir mendampingi Dubes Rizal Sukma, menyatakan kegiatan tersebut merupakan kerjasama KBRI London dengan Museum Pitt Rivers yang bertujuan untuk lebih mengenalkan kekayaan dan keindahan beragam budaya Indonesia pada warga Inggris yang tinggal di Kota Oxford.
Diharapkan melalui kegiatan tersebut, KBRI London dapat lebih mengembangkan dan meningkatkan kerjasama dengan Museum Pitt Rivers dan institusi budaya lainnya di Oxford.(ZG)-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar