Ekonomi Digital Indonesia Jadi Sorotan APW Berlin
News ID: 234188
London (ANTARA) -
McKinsey, Firma Konsultan Global yang berpusat di New York, Amerika Serikat, memprediksi ekonomi digital Indonesia akan meningkat 8 kali lipat di tahun 2022.,dalam laporan yang dirilis pada tahun lalu, McKinsey memperkirakan ekonomi digital Indonesia akan tembus pada angka 65 Milyar USD.
Prospek ekonomi digital Indonesia yang menjanjikan tersebut menjadi sorotan kegiatan Asia Pacific Week (APW) yang secara resmi dibuka Wakil Walikota Berlin, berlangsung di Berlin dari tanggal 13 sampai 19 Mei, demikian Pensosbud KBRI Berlin, Hannan Hadi kepada Antara London, Minggu.
Acara pembukaan dihadiri antara lain oleh Presiden KADIN Jerman, Wakil Menteri Federal Jerman Bidang Ekonomi dan Energi ,CEO Siemens AG, serta Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno.
Dubes Oegroseno yang menjadi pembicara pada diskusi panel bertajuk “Asia meets Europe” menceritakan beberapa kisah sukses StartUp Indonesia. Diakuinya StartUp Indonesia merupakan aktor penting untuk menopang kemajuan digital ekonomi Indonesia.
Prioritas kedepan adalah bagaimana meningkatkan bisnis StartUP Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi yaitu bidang industri. Kalau melihat banyaknya mittelstand Jerman saat ini, saya optimis bahwa Jerman akan menjadi mitra yang tepat bagi StartUp Indonesia,” ujar Dubes Havas .
Optimisme akan prospek kerja sama tersebut juga dirasakan beberapa pelaku StartUp yang hadir. Adi Reza Nugroho, Co-Founder Mycotech, startup asal Bandung, antusias APW ini menjadi kesempatan untuk mencari mitra bagi pengembangan bisnisnya. Ia menyebutkan saat ini Mycotech butuh mitra untuk peralatan mesin guna meningkatkan hasil produksi.
Keinginan untuk mendapat mitra Jerman yang dapat mendukung peralatan mesin bagi peningkatan industri juga menjadi harapan David Kristian, CEO Evoware. Evo Ware merupakan Startup Indonesia yang bergerak di bidang packaging berbahan dasar rumput laut.
Indonesia menyiapkan dua kegiatan tambahan untuk melengkapi APW Berlin 2019. Pertama, forum diskusi panel , dengan tema Indonesia’s Urban Innovation and Smart City Development.
Pada diskusi Panel yang dihadiri sekitar 50 peserta ini, GOJEK yang diwakili SVP Global Transport Raditya Wibowo secara khusus mengulas perkembangan gojek dari startup hingga menjadi unicorn. Selain GoJek, ada pula Medis Online Indonesia (MOI), StartUp yang menggagas platform aplikasi Homecare service bagi pasien rumah sakit maupun lansia.
Dalam forum tersebut, CEO MOI, Kristina Sembiring, menceritakan pengalamannya melakukan bisnis StartUp yang sudah berjalan sejak 2017. “Kita ingin dengan pengalaman kisah sukses yang diceritakan para pelaku StartUp Indonesia , dapat lebih meyakinkan para pebisnis di Jerman akan potensi ekonomi digital yang dimiliki Indonesia, termasuk di bidang StartUp,” demikian Perry Pada, Wakil Dubes RI untuk Jerman saat membuka forum diskusi. Selain KBRI Berlin, juga hadir pejabat dari Bekraf, Pempov DKI dan Pemkot Berlin. Kita ingin bahwa dengan pengalaman kisah sukses yang diceritakan oleh para pelaku StartUp Indonesia tersebut, dapat lebih meyakinkan para pebisnis di Jerman akan potensi ekonomi digital yang dimiliki Indonesia, termasuk di bidang StartUp”.
Wakil Dubes RI untuk Jerman Perry Pada, saat membuka forum diskusi tanggal 15 Mei lalu tersebut. Selain KBRI Berlin, juga hadir pejabat dari Bekraf, Pempov DKI dan Pemkot Berlin.
Kegiatan tambahan lainnya yang disiapkan Indonesia adalah penantanganan MoU antara Bekraf RI dan StartUp Asia Berlin (SUAB).
Penandatangan MoU dari Bekraf diwakili Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari dan dari SUAB diwakili Enpact. SUAB merupakan lembaga non – profit yang bertujuan memfasilitasi kerjasama internasional, akses pasar dan pembangunan ekosistem startup.
Melalui MOU ini kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam pengembangan kapasitas SDM di bidang industri Kreatif guna mendorong startup berkiprah secara global.
Penandatangan MoU ini berlangsung di sela kegiatan diskusi panel yang berjudul “Scaling internationally: Do smart city startups have it harder?”. Pada diskusi ini Nodeflux, startup Indonesia pertama yang bergerak intelligent video analysis menjadi salah satu pembicara.(ZG)
McKinsey, Firma Konsultan Global yang berpusat di New York, Amerika Serikat, memprediksi ekonomi digital Indonesia akan meningkat 8 kali lipat di tahun 2022.,dalam laporan yang dirilis pada tahun lalu, McKinsey memperkirakan ekonomi digital Indonesia akan tembus pada angka 65 Milyar USD.
Prospek ekonomi digital Indonesia yang menjanjikan tersebut menjadi sorotan kegiatan Asia Pacific Week (APW) yang secara resmi dibuka Wakil Walikota Berlin, berlangsung di Berlin dari tanggal 13 sampai 19 Mei, demikian Pensosbud KBRI Berlin, Hannan Hadi kepada Antara London, Minggu.
Acara pembukaan dihadiri antara lain oleh Presiden KADIN Jerman, Wakil Menteri Federal Jerman Bidang Ekonomi dan Energi ,CEO Siemens AG, serta Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno.
Dubes Oegroseno yang menjadi pembicara pada diskusi panel bertajuk “Asia meets Europe” menceritakan beberapa kisah sukses StartUp Indonesia. Diakuinya StartUp Indonesia merupakan aktor penting untuk menopang kemajuan digital ekonomi Indonesia.
Prioritas kedepan adalah bagaimana meningkatkan bisnis StartUP Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi yaitu bidang industri. Kalau melihat banyaknya mittelstand Jerman saat ini, saya optimis bahwa Jerman akan menjadi mitra yang tepat bagi StartUp Indonesia,” ujar Dubes Havas .
Optimisme akan prospek kerja sama tersebut juga dirasakan beberapa pelaku StartUp yang hadir. Adi Reza Nugroho, Co-Founder Mycotech, startup asal Bandung, antusias APW ini menjadi kesempatan untuk mencari mitra bagi pengembangan bisnisnya. Ia menyebutkan saat ini Mycotech butuh mitra untuk peralatan mesin guna meningkatkan hasil produksi.
Keinginan untuk mendapat mitra Jerman yang dapat mendukung peralatan mesin bagi peningkatan industri juga menjadi harapan David Kristian, CEO Evoware. Evo Ware merupakan Startup Indonesia yang bergerak di bidang packaging berbahan dasar rumput laut.
Indonesia menyiapkan dua kegiatan tambahan untuk melengkapi APW Berlin 2019. Pertama, forum diskusi panel , dengan tema Indonesia’s Urban Innovation and Smart City Development.
Pada diskusi Panel yang dihadiri sekitar 50 peserta ini, GOJEK yang diwakili SVP Global Transport Raditya Wibowo secara khusus mengulas perkembangan gojek dari startup hingga menjadi unicorn. Selain GoJek, ada pula Medis Online Indonesia (MOI), StartUp yang menggagas platform aplikasi Homecare service bagi pasien rumah sakit maupun lansia.
Dalam forum tersebut, CEO MOI, Kristina Sembiring, menceritakan pengalamannya melakukan bisnis StartUp yang sudah berjalan sejak 2017. “Kita ingin dengan pengalaman kisah sukses yang diceritakan para pelaku StartUp Indonesia , dapat lebih meyakinkan para pebisnis di Jerman akan potensi ekonomi digital yang dimiliki Indonesia, termasuk di bidang StartUp,” demikian Perry Pada, Wakil Dubes RI untuk Jerman saat membuka forum diskusi. Selain KBRI Berlin, juga hadir pejabat dari Bekraf, Pempov DKI dan Pemkot Berlin. Kita ingin bahwa dengan pengalaman kisah sukses yang diceritakan oleh para pelaku StartUp Indonesia tersebut, dapat lebih meyakinkan para pebisnis di Jerman akan potensi ekonomi digital yang dimiliki Indonesia, termasuk di bidang StartUp”.
Wakil Dubes RI untuk Jerman Perry Pada, saat membuka forum diskusi tanggal 15 Mei lalu tersebut. Selain KBRI Berlin, juga hadir pejabat dari Bekraf, Pempov DKI dan Pemkot Berlin.
Kegiatan tambahan lainnya yang disiapkan Indonesia adalah penantanganan MoU antara Bekraf RI dan StartUp Asia Berlin (SUAB).
Penandatangan MoU dari Bekraf diwakili Deputi Infrastruktur Bekraf, Hari Santosa Sungkari dan dari SUAB diwakili Enpact. SUAB merupakan lembaga non – profit yang bertujuan memfasilitasi kerjasama internasional, akses pasar dan pembangunan ekosistem startup.
Melalui MOU ini kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam pengembangan kapasitas SDM di bidang industri Kreatif guna mendorong startup berkiprah secara global.
Penandatangan MoU ini berlangsung di sela kegiatan diskusi panel yang berjudul “Scaling internationally: Do smart city startups have it harder?”. Pada diskusi ini Nodeflux, startup Indonesia pertama yang bergerak intelligent video analysis menjadi salah satu pembicara.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar