Kamis, 07 April 2011

BACA AL QURAN

MUSLIMAT TERTARIK METODE MEMBACA AL QURAN MAROKO

London, 7/4 (ANTARA) - Metode pengajaran membaca Al Quran secara tradisional, menggunakan lauh (kepingan kayu sebagai pengganti buku) dan risyah (pena yang dengan tinta celup) sebagai alat utama belajar di Maroko menarik perhatian.

Yayasan Taman Kanak-Kanak Muslimat Indonesia berkunjung ke institusi pendidikan TK Islam Maroko untuk melihat pengelolaan pendidikan Islam tingkat TK dan SD, SLTP dan SLTA di Maroko, demikian Sekretaris III/ Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Rabat, Rahmat Azhari kepada Antara London, Kamis.

Rombongan dipimpin Hj. Sufri Nelawati Sirath, diterima pejabat Kementerian Wakaf dan Urusan Islam, Kepala Wilayah Rabat-Sale-Zaers, Mohammed Moukkar, yang menerangkan secara singkat keberadaan institusi pendidikan Islam dibawah pengawasan Kementerian Wakaf dan Urusan Islam Maroko.

Menurut data, saat ini di Maroko terdapat 515 sekolah Islam di segala tingkat pendidikan dan sebagian besar masih menggunakan metode pengajaran tradisional, khususnya untuk pelajaran hafalan Al Quran.

Metode dengan menggunakan lauh (kepingan kayu sebagai pengganti buku) dan risyah (pena yang dengan tinta celup) sebagai alat utama belajar.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, sekolah tradisionil tersebut mulai mengajarkan materi umum lainnya.

Rombongan didampingi isteri Dubes RI, Ibu Mahsusoh Ujiati, melihat pesantren Hafal Quran untuk anak prasekolah (TK) berada dekat Mesjid Mohammed VI, Rabat.

Terlihat anak-anak dengan tekun belajar manggunakan lauh dan diawasi oleh seorang guru.

Metode tradisionil pengajaran hafal Quran dari usia dini tersebut, menempatkan Maroko sebagai negara Islam yang memiliki penghafal Al Quran terbanyak di negara Islam, demikian Mohammed Moukkar.(ZG)

(T.H-ZG/B/A033/A033) 07-04-2011 14:28:05

Tidak ada komentar: