SEPASANG TKW BERHASIL DIEVAKUASI DARI LIBYA
London, 2/4 (ANTARA) - Sepasang TKI, suami istri, Yusup Kusnadi dan Kartini, berhasil dievakuasi ke Tunisia akhir Maret atas upaya yang dilakukan KBRI Tunis meskipun KBRI Tripoli telah tutup untuk sementara waktu.
Keduanya tiba di ibukota Tunis dan disambut di Wisma Duta RI pada Jumat pukul 21.30 waktu Tunisia, demikian keterangan pers KBRI Tunis yang diterima Antara, Sabtu.
Sekretaris Satu KBRI Tunis, Boy Dharmawan, mengatakan sejak ditutupnya KBRI Tripoli pada tanggal 27 Maret lalu Tim Evakuasi KBRI Tunis melakukan langkah-langkah melacak keberadaan WNI di Libya.
Lebih dari 40 orang TKW berhasil dilacak keberadaan mereka, dan sebagian berhasil dihubungi untuk mengkoordinasikan langkah-langkah evakuasi mereka ke Tunisia.
Namun begitu, dalam beberapa kasus, upaya koordinasi ini agak terhambat terutama karena kebanyakan dari para TKW tersebut bekerja pada orang-orang penting dalam jajaran pemerintahan Kadhafi.
Sejak diberlakukannya no-fly zone dan makin gencarnya serangan pasukan sekutu, kondisi keamanan di Tripoli semakin mencekam, ujarnya.
Evakuasi keduanya dari Libya menuju Tunisia berjalan lancar meski melewati puluhan check-point sebelum sampai di perbatasan.
Pemeriksaan di beberapa check-point cukup ketat, tertuama jika pemeriksaan dilakukan oleh tentara pro-Kadhafi.
Atas koordinasi antara KBRI Tunis kedua TKI tersebut diantarkan oleh sopir kendaraan yang membawa mereka langsung ke kota Sfax, kota terbesar di daerah Selatan Tunisia, di mana mereka sudah ditunggu untuk disambut dan diurus oleh Staf KBRI Tunis.
Meskipun kedatangan keduanya yang cukup mendadak, proses imigrasi dapat dilewati dengan lancar berkat kerjasama yang sudah terjalin baik antara KBRI Tunis dengan pihak otoritas imigrasi dan komandan militer Tunisia di perbatasan.
Seperti beberapa evakuasi darat terdahulu, perjalanan dua orang WNI dari Tripoli ke perbatasan Ras Jedir ini dimonitor dan dipandu secara terus-menerus oleh KBRI Tunis, guna memastikan keselamatan WNI dalam perjalanan sehingga sampai tujuan di Tunisia.
Boy juga menjelaskan bahwa, secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan KBRI Tunis antara lain mencakup pembentukan tim evakuasi KBRI Tunis yang bertugas melacak keberadaan WNI di Libya dan mengkoordinasikan strategi evakuasi mereka ke Tunisia.
Pembukaan posko evakuasi di dekat perbatasan Tunisia-Libya, Ras Jedir dan mencari petugas yang dapat membantu KBRI Tunis dalam memberikan perlindungan jika ada WNI yang datang di kantor KBRI Tripoli, dan membantu proses evakuasi WNI ke Tunisia.
KBRI Tunis juga melakukan koordinasi dengan International Organization for Migration (IOM), Imigrasi Tunisia dan Komandan Militer Ras Jedir, dan berbagai pihak yang berhubungan dengan akomodasi/logistik pengungsian di point-point dekat perbatasan, guna membantu WNI yang melintasi perbatasan Tunisia-Libya.
Menurut pejabat politik KBRI Tunis tersebut, tim evakuasi melacak keberadaan WNI yang masih berada di Libya umumnya berdasarkan informasi yang berasal dari para WNI yang sudah dievakuasi.
Meski KBRI Tripoli telah tutup sementara, namun pada hakekatnya masih berfungsi untuk menampung WNI sebelum dievakuasi ke Tunisia. Upaya tersebut yang dipantau dan dimonitor oleh KBRI Tunis berkoordinasi dengan petugas yang ditunjuk oleh KBRI Tunis.
Terkait dengan fungsi posko KBRI Tunis di kota Jerba, dekat perbatasan Ras Jedir, dikatakannya bahwa posko tersebut diperuntukan demi menjaga kesiapan petugas dalam menjemput WNI yang melintas memasuki Tunisia melalui jalan darat.
Dibutuhkan waktu sekitar delapan jam perjalanan dari ibukota Tunis menuju perbatasan Libya-Tunisia di Ras Jedir.
Adanya posko tersebut merupakan langkah antisipasi guna memastikan perlindungan WNI dapat terlaksana dengan baik hingga WNI yang melintasi perbatasan tidak terlantar, hal mana dialami para pengungsi dari banyak negara lainnya. Posko telah dibuka sejak tanggal 20 Maret lalu.
(T.H-ZG/B/A033/A033) 02-04-2011 22:06:07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar