Sabtu, 02 April 2011

DUBAI TAWARKAN KEMUDAHAAN

DUBAI TAWARKAN KEMUDAHAAN BAGI PENGUSAHA INDONESIA

London, 2/4 (ANTARA) - Direktur Jenderal Fujairah Free Zone Authority (FFZA) Sharief Habib Al Awadhi memberikan tawarkan kemudahan berbisnis bagi pengusaha Indonesia di Fujairah, yang merupakan salah satu Emirat (Propinsi) di Persatuan Emirat Arab (PEA).

Tawaran itu disampaikan Sharief Habib Al Awadhi ketika menerima Konsul Jenderal RI Dubai, Mansyur Pangeran di kantor Fujairah Free Zone Authority (FFZA) Fujairah Port, Emirat Fujairah, sekitar 180 kilometer dari Dubai, demikian Sekretaris Pertama Fungsi Pensosbud KJRI Dubai Adiguna Wijaya kepada Antara London, Sabtu.

Dalam pertemuan tersebut dibahas berbagai peluang kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi antara pelaku usaha Indonesia dan Fujairah, serta dalam rangka Fujairah International Business Forum yang akan diadakan selama dua hari 4 dan 5 April mendatang.

Perekonomian Fujairah bersumber dari subsidi dan grant pemerintah Federal PEA yang diberikan oleh Pemerintah Abu Dhabi.

Industri utama Fujairah meliputi pabrik semen, pemecah batu (stone crushing) dan pertambangan.

Fujairah memiliki pelabuhan laut satu-satunya di PEA yang terletak di Laut Arab tanpa melewati Selat Hormuz yang berbatasan dengan Iran, merupakan kawasan perdagangan bebas di Fujairah.

Hal ini menjadikan salah satu keunggulan Pelabuhan Fujairah, dimana dapat menekan biaya transportasi menjadi lebih murah dan proses transportasi yang lebih cepat dibandingkan melalui pelabuhan lain di PEA.

Pemerintah Abu Dhabi telah memilih Fujairah sebagai pintu ekspor minyak Abu Dhabi dan membangun proyek pipa minyak raksasa sepanjang 400 km dari Abu Dhabi ke Fujairah.

Sebelumnya, jalur ekspor minyak Abu Dhabi melalui Selat Hormuz yang berbatasan dengan Iran memakan waktu selama sehari.

Jumlah minyak yang diekspor Abu Dhabi melalui pelabuhan Fujairah sebanyak 1,8 juta barrel perhari. Dengan berkembangnya pelabuhan Fujairah sebagai pelabuhan ekspor minyak diperkirakan perekonomian Fujairah akan semakin berkembang dan maju di masa mendatang.

Konjen Mansyur menyampaikan perkembangan hubungan bilateral, terutama di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi Indonesia dengan PEA pada umumnya dan Fujairah khususnya, serta informasi mengenai produk-produk ekspor unggulan Indonesia.

Konjen juga menyampaikan beberapa hal yang masih dalam tahap penjajakan kerja sama ekonomi dan perdagangan Indonesia dengan Fujairah, seperti keinginan Fujairah Cement Industry untuk mengekspor semen dan mengimpor batu bara dari Indonesia bagi keperluan pembangkit tenaga listrik dan pabrik semen.

Selain pembelian mesin dan perlengkapan penghancur batu dari Indonesia oleh perusahaan Fujairah Rock and Aggregate Co, tawaran berinvestasi di perkebunan dan pabrik pengolahan jagung sehubungan dengan keinginan perusahaan Fujairah mengimpor jagung dan coconut oil dari Indonesia.

Dirjen Sharief menilai bahwa produk unggulan Indonesia seperti produk tambang (alumunium, batu bara, emas), produk kayu (furniture, kayu olahan), produk pertanian (jagung, gandum, CPO) memiliki potensi yang besar di pasar PEA dan di kawasan sekitarnya.

Dirjen juga menyampaikan informasi seputar FFZA. Saat ini terdapat sekitar 1.800 perusahaan dari berbagai sektor berada di FFZA dengan volume perdagangan mencapai Dhs 4,5 milyar/ tahun (1,23 milyar dollar AS per tahun).

FFZA merupakan kawasan perdagangan bebas terbesar ketiga di PEA, setelah Jebel Ali Free Zone di Dubai dan Sharjah Free Zone.

Disampaikan pula bahwa letak FFZA sangat strategis dengan dukungan segala kemudahan pelayanan serta kelengkapan fasilitas infrastruktur dan transportasi. FFZA dapat dimanfaatkan sebagai hub bagi para pengusaha untuk melakukan re-ekspor produk atau komiditi mereka ke negara-negara di kawasan Teluk, Asia Selatan, Afrika dan sekitarnya.

Dirjen Sharief menawarkan kemudahan dan fasilitas bagi para pengusaha Indonesia yang akan memanfaatkan FFZA.

Secara lebih rinci, Dirjen Sharief mengajukan skema "business trial" bagi pengusaha Indonesia untuk membuka kantor secara kolektif atau sharing basis hingga maksimal 10 pengusaha/ perusahaan dengan fasilitas warehouse seluas 500 m2 di kawasan FFZA.

Melalui skema ini selama tenggang waktu enam bulan hingga setahun para pengusaha Indonesia tersebut hanya akan dikenakan biaya minimum (sekitar 6.850 dolar AS).

Fasilitas telepon dan faksimil, serta pengurusan visa juga akan disediakan oleh pihak FFZA. Dirjen Sharief berharap kiranya para pengusaha Indonesia dapat memanfaatkan tawaran ini.

Saat ini terdapat satu perusahaan Indonesia yang telah beroperasi di FFZA sejak tahun 2008, yaitu PT Sinar Mas yang bergerak di sektor komoditi minyak kelapa sawit (CPO).

Konjen menyambut baik tawaran pihak FFZA dan menyatakan akan meneruskan tawaran ini kepada pihak terkait di Indonesia serta berharap para pengusaha Indonesia akan bergerak cepat dalam memanfaatkan tawaran ini.

Konjen mengharapakan melalui pemanfaatan fasilitas FFZA oleh pengusaha Indonesia dapat turut mendorong peningkatan hubungan ekonomi, investasi dan perdagangan dengan Fujairah serta mendekatkan berbagai produk unggulan Indonesia ke pasar PEA dan negara-negara di kawasan Timur Tengah serta Afrika.

Sehubungan dengan itu, Konjen Mansyur juga menginformasikan mengenai rencana partisipasi sejumlah pengusaha Indonesia dalam pameran bisnis negara-negara anggota OKI (Organisasi Konferensi Islam), "OIC Expo" tanggal 24 sampai 29 April mendatang di Emirat Sharjah.

Konjen Mansyur akan mengupayakan pertemuan antara pihak FFZA dengan sejumlah pengusaha Indonesia tersebut.

Menutup pertemuan, baik Konjen Mansyur maupun Dirjen Sharief menyampaikan harapan yang sama, kiranya hubungan ekonomi, investasi dan perdagangan antara Indonesia dengan Fujairah dapat lebih ditingkatkan lagi, serta berbagai rencana kerja sama dapat terealisasikan.
Hal ini mengingat masih banyak peluang dan potensi perekonomian kedua negara yang dapat dikembangkan lebih lanjut.***5*** (ZG)

(T.H-ZG/B/B013/B013) 02-04-2011 19:02:58

Tidak ada komentar: