Selasa, 12 April 2011

KEMAJEMUKAN

KEMAJEMUKAN MASYARAKAT INDONESIA TARIK PERHATIAN MAHASISWA ATHENA

London, 12/4 (ANTARA) - Kemajemukan masyarakat Indonesia menjadi perhatian sekitar 150 mahasiswa Fakultas Teologi, National and Kaposditrian University of Athens, Yunani, dalam kuliah umum yang disampaikan Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Romo JB Heru Prakosa SJ.

"Kuliah Umum itu diselenggarakan KBRI di Athena bersama Kementerian Luar Negeri RI, Kementerian Agama RI dengan Universitas terbesar di Yunani itu," ujar Sekretaris Kedua KBRI Athena , Widya Sinedu dalam keterangannya kepada ANTARA London, Selasa.

Dalam ruang kuliah yang disesaki mahasiswa, Romo Heru Prakosa menekankan meskipun Indonesia merupakan negara yang sangat heterogen baik dari segi etnis, budaya dan agama, namun berhasil menyatukan perbedaan di bawah semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Kebebasan beragama dijamin Dasar Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45. Selain itu, terdapat unsur pemersatu yaitu bahasa Indonesia yang memungkinkan masyarakat dengan dialek berbeda dapat saling berkomunikasi dan memahami satu dengan lainnya.

Duta Besar RI di Athena, Ahmad Rusdi, dalam sambutan pembukaan, menyampaikan penghargaan atas kesediaan Universitas untuk bekerja sama dengan KBRI dalam melaksanakan Public Lecture dimaksud.

Dubes menekankan kegiatan tersebut merupakan sarana yang efektif untuk berbagi pengalaman (sharing of information and best practices) mengenai upaya Indonesia dalam menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman, damai dan harmonis.

Diungkapkan pula mengenai penyebarluasan semangat modernitas dan toleransi di kalangan generasi muda Indonesia.

Dalam kesempatan itu dubes menyampaikan informasi mengenai tawaran beasiswa untuk belajar seni, bahasa dan budaya di Indonesia sebagai tindak lanjut dari upaya untuk memperkenalkan budaya Indonesia di kalangan generasi muda.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teologi, Universitas Athena, Prof Helen Christinakis menyampaikan National and Kapodistrian University of Athens merupakan Universitas pertama dalam sejarah Yunani.

Sejak didirikan, Universitas tersebut berupaya mengikuti tradisi Yunani kuno dalam mengajarkan nilai-nilai tentang pentingnya menghargai perbedaan budaya.

Pihak universitas sangat menjunjung tinggi toleransi dan nilai-nilai persahabatan sebagai dasar hubungan antar manusia dan menyambut baik inisiatif dan kerja sama dalam mempromosikan "interfaith dialogue" atau dialog antaragama.

Ditekankan bahwa upaya "interfaith dialogue" di Indonesia dilakukan sejak tahun 1967 di tengah masyarakat Indonesia yang plural dan membuahkan hasil dalam mencegah konflik dan disintegrasi bangsa.

Romo Heru Prakosa menekankan dialog antaragama perlu dimanifestasikan dalam kehidupan, tindakan, pengalaman agama dan pengalaman teologi.

Dalam kaitan ini pemikiran utama untuk memulai dialog adalah bahwa setiap pihak berpegang teguh dengan keyakinan masing-masing dan dalam waktu yang bersamaan harus bersikap terbuka atas kepercayaan lainnya.

Romo Heru Prakosa juga menekankan tantangan yang dihadapi saat ini ialah bagaimana generasi muda melihat perbedaan dari segi positif.

Romo Heru Prakosa menyampaikan pengalaman yang dilakukan dalam rangka mengajarkan nilai-nilai multikultur terhadap generasi muda di Indonesia, yaitu melalui upaya peningkatan pemahaman mengenai agama lain dan berusaha menerima perbedaan yang ada.

Upaya untuk menanamkan pendidikan multikulturalisme telah diterapkan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dengan tujuan menciptakan generasi muda yang Pancasilais.

Selain itu, upaya juga dilakukan demi mendorong kerja sama dan aktifitas beragama yang mempelajari satu dengan yang lain.

Kuliah umum ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan dialog lintas agama dalam rangka "soft diplomacy" untuk memperkenalkan Indonesia melalui "empowering the moderates".

Indonesia sendiri diakui telah berhasil mengembangkan budaya dialog dan mempromosikan toleransi antara pihak-pihak yang berbeda agama, budaya dan latar belakang maupun antara kelompok moderat dan "less moderates".

Kuliah umum tersebut juga menampilkan Professor Marios Megzos, Professor for Comparative Philosophy of Religion, University of Athens dengan tema The Inter-religious Dialogue in an Orthodox Christian Perspective yang menekankan dialog merupakan tradisi agama dan menjadi esensi dari pengajaran Gereja Orthodoks dan telah menjadi isu yang penting saat ini.

Namun demikian perlu diluruskan bahwa "interfaith dialogue" tidak dikaitkan dengan isu politik dan ekonomi.

Di akhir kuliah disepakati pemahaman semua manusia mempercayai adanya satu Tuhan namun refleksi teologis dan ekspresi peribadatannya menjadi pilihan dari masing-masing umat manusia. Perwujudan atas keyakinan kepada Tuhan bisa menyatu melalui tindakan-tindakan nyata demi kebaikan bersama.

Misi dialog antaragama yang dibawa Kementerian Luar Negeri RI dan Kementerian Agama RI berupaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Yunani, yang mayoritas beragama Kristen Orthodox, mengenai keberhasilan Indonesia dalam menciptakan keharmonisan beragama yang kompatibel dengan demokrasi.

Indonesia dijadikan sebagai model yang mewakili tradisi Islam moderat dan terbukti dapat hidup berdampingan secara damai dengan penganut agama lain. ***6***
(H-ZG/B/A041)

(T.H-ZG/B/A041/A041) 12-04-2011 07:15:32

Tidak ada komentar: