Festival Indonesia di Pairi Daiza pukau ribuan publik Eropa
News ID: 380408
London (ANTARA) - KBRI Brussel mengelar Festivale d’Indonésie (Indonesian Festival) menarik ribuan pengunjung Pairi Daiza yang datang dari Belgia dan berbagai negara di Eropa yang menampilkan penari dari Payakumbuh Sumatera Barat dan Banyuwangi menjadi hiburan menambah keceriaan liburan musim panas bagi masyarakat Belgia dan Eropa yang berkunjung ke Pairi Daiza.
Sekretaris Pertama Fungsi Pensosbud, KBRI Brussel, Dara Yusilawati, kepada Antara London, Senin mengatakan Festival berlangsung selama tigahari penampilan budaya dari Payakumbuh Sumatera Barat, Banyuwangi dan Bali.
Berbagai kuliner khas nusantara seperti rendang, sate padang, soto padang, sate ayam dan kopi menjadi rebutan pengunjung Taman Pairi Daiza. Tidak hanya itu, workshop randai dan talempong, line dance, penampilan angklung dan Band Nusantara memeriahkan kegiatan.
Dubes RI untuk Belgia, Uni Eropa dan Luksemburg, Yuri O. Thamrin menyampaikan bahwa festival ini merupakan kegiatan tahunan untuk terus mempromosikan budaya dan produk Indonesia.
Diharapkan kegiatan ini dapat mendorong peningkatan wisatawan dari Belgia dan Eropa ke Indonesia dan meningkatkan people-to-people contact antar kedua negara.
Dubes Yuri menyampaikan apresiasinya kepada CEO Pairi Daiza, Mr. Eric Domb, yang karena kecintaannya terhadap Indonesia, membangun taman bertema Indonesia sebagai ajang yang sangat strategis untuk lebih mengenalkan Indonesia kepada masyarakat di Eropa.
Terletak di jantung Eropa di kota Brugelette, berjarak sekitar 80 kilometer dari Brussels, Taman Safari Pairi Daiza memiliki luas sekitar 65 hektar dan dikunjungi dua juta orang setiap tahunnya. Ini merupakan satu-satunya taman di Eropa menghadirkan tema Indonesia.
Di Kerajaan Ganesha, sebuah Pura Bali berdiri megah lengkap dengan hamparan sawah berundak selayaknya di Ubud Bali. Rumah khas Sumba di Desa Timor, dilengkapi dengan sejumlah satwa khas Indonesia seperti komodo, orang utan dari Sumatera dan gajah Sumatera, menjadikan Kerajaan Ganesha sebagai ‘Indonesia’ mini di Eropa.
Selain Festival Indonesia, KBRI Brussel juga menggelar berbagai kegiatan lainnya dalam rangka 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia, di antaranya Pameran foto di Parlemen Belgia, Peresmian Rumah Budaya Indonesia, Pagelaran Gamelan, Seminar, dan promosi pencak silat. Sebelumnya, dilakukan kegiatan sosial dalam bentuk kunjungan ke panti jompo dan kalangan tunawisma.
Tahun ini, Indonesia dan Belgia merayakan 70 tahun hubungan persahabatannya. Pada tahun 1949, Belgia merupakan salah satu negara Eropa pertama mengakui kemerdekaan RI (17 Agustus 1945). Pada tahun yang sama, tepatnya Bulan Desember 1949, Pemerintah Republik Indonesia membuka Perwakilannya di Brussel. Sejak saat itu, hubungan keduanya semakin kuat dan berkembang di berbagai bidang, secara bilateral maupun multilateral, dalam rangka menghadapi berbagai tantangan global. Tahun ini Indonesia dan Belgia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.
Tahun 2017, terdapat sedikitnya 47 ribu wisatawan dari Belgia ke Indonesia, meningkat 6000 orang dibanding tahun sebelumnya. Festival ini diharapkan dapat membantu Pemerintah Indonesia untuk mencapai target wisatawan 20 juta tahun. (ZG)
Sekretaris Pertama Fungsi Pensosbud, KBRI Brussel, Dara Yusilawati, kepada Antara London, Senin mengatakan Festival berlangsung selama tigahari penampilan budaya dari Payakumbuh Sumatera Barat, Banyuwangi dan Bali.
Berbagai kuliner khas nusantara seperti rendang, sate padang, soto padang, sate ayam dan kopi menjadi rebutan pengunjung Taman Pairi Daiza. Tidak hanya itu, workshop randai dan talempong, line dance, penampilan angklung dan Band Nusantara memeriahkan kegiatan.
Dubes RI untuk Belgia, Uni Eropa dan Luksemburg, Yuri O. Thamrin menyampaikan bahwa festival ini merupakan kegiatan tahunan untuk terus mempromosikan budaya dan produk Indonesia.
Diharapkan kegiatan ini dapat mendorong peningkatan wisatawan dari Belgia dan Eropa ke Indonesia dan meningkatkan people-to-people contact antar kedua negara.
Dubes Yuri menyampaikan apresiasinya kepada CEO Pairi Daiza, Mr. Eric Domb, yang karena kecintaannya terhadap Indonesia, membangun taman bertema Indonesia sebagai ajang yang sangat strategis untuk lebih mengenalkan Indonesia kepada masyarakat di Eropa.
Terletak di jantung Eropa di kota Brugelette, berjarak sekitar 80 kilometer dari Brussels, Taman Safari Pairi Daiza memiliki luas sekitar 65 hektar dan dikunjungi dua juta orang setiap tahunnya. Ini merupakan satu-satunya taman di Eropa menghadirkan tema Indonesia.
Di Kerajaan Ganesha, sebuah Pura Bali berdiri megah lengkap dengan hamparan sawah berundak selayaknya di Ubud Bali. Rumah khas Sumba di Desa Timor, dilengkapi dengan sejumlah satwa khas Indonesia seperti komodo, orang utan dari Sumatera dan gajah Sumatera, menjadikan Kerajaan Ganesha sebagai ‘Indonesia’ mini di Eropa.
Selain Festival Indonesia, KBRI Brussel juga menggelar berbagai kegiatan lainnya dalam rangka 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Belgia, di antaranya Pameran foto di Parlemen Belgia, Peresmian Rumah Budaya Indonesia, Pagelaran Gamelan, Seminar, dan promosi pencak silat. Sebelumnya, dilakukan kegiatan sosial dalam bentuk kunjungan ke panti jompo dan kalangan tunawisma.
Tahun ini, Indonesia dan Belgia merayakan 70 tahun hubungan persahabatannya. Pada tahun 1949, Belgia merupakan salah satu negara Eropa pertama mengakui kemerdekaan RI (17 Agustus 1945). Pada tahun yang sama, tepatnya Bulan Desember 1949, Pemerintah Republik Indonesia membuka Perwakilannya di Brussel. Sejak saat itu, hubungan keduanya semakin kuat dan berkembang di berbagai bidang, secara bilateral maupun multilateral, dalam rangka menghadapi berbagai tantangan global. Tahun ini Indonesia dan Belgia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.
Tahun 2017, terdapat sedikitnya 47 ribu wisatawan dari Belgia ke Indonesia, meningkat 6000 orang dibanding tahun sebelumnya. Festival ini diharapkan dapat membantu Pemerintah Indonesia untuk mencapai target wisatawan 20 juta tahun. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar