Gadis Jawa di Journalist Gathering Denhaag
News ID: 391156
London (ANTARA) - KBRI Den Haag mengadakan kegiatan “Journalists Gathering” di restoran bernuansa khas Indonesia, Ron Gastrobar Downtown, Amsterdam ditampilkan lukisan “Gadis Jawa” karya seniman ternama Italia, Romualdo Locatelli (1905-1943).
Hadir pada acara tersebut 20 wartawan Belanda dari berbagai media, diantaranya dari De Telegraaf, Travel Touristical Ambassador & Advisor, Dilomat Magazine, The Holland Times, Belindo Magazine, Groenteman met Veeninga, dan KPN Planet, demikian Counsellor Fungsi Pensosbud KBRI Den Haag, Fery Iswandy kepada Antara, Kamis.
Acara dibuka Dubes Indonesia untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja yang dalam sambutannya menyambut hangat kehadiran para jurnalis Belanda dan sekaligus menyampaikan kekagumannya terhadap berbagai lukisan karya Locatelli yang penuh unsur eksotisme, misteri, dan realis.
Gianni Orsini, penulis biografi yang juga pakar seni dan kurator Belanda berdarah Italia mempresentasikan buku biografi 'Romualdo Locatelli, Eternal Green under an Eternal Sun'. Biografi tersebut memfokuskan secara rinci empat tahun terakhir kehidupan Locatelli yang singkat namun penuh makna, dari tahun 1939 hingga menghilangnya secara tragis pada usia 37.
Biografi tersebut juga mengisahkan masa keemasannya pada periode ketika dia masih tinggal di Italia, Afrika Utara, Indonesia, Jepang dan Filipina. Setelah 75 tahun berlalu, kisah hidupnya yang menghilang secara misterius telah menjadi bagian dari dimensi mitologis.
Sebelum bepergian ke Indonesia (Hindia Belanda), Locatelli memiliki hubungan dekat dengan keluarga kerajaan, elit politik dan tokoh keagamaan. Hal tersebut membuat karirnya berada di titik tertinggi. Contoh lukisan terkenal karyanya di Eropa adalah sebuah lukisan dua putera dari pewaris tahta Kerajaan Italia dan juga lukisan puteri dari Benito Mussolini.
Selama masa hidupnya di Jawa (Januari-September 1939) dan Bali (September 1939-1940), Locatelli menghasilkan karya-karya yang langka dan berharga. Selain lukisan “Gadis Jawa” yang turut dipamerkan dalam acara ini, salah satu lukisannya tentang seorang gadis Bali berjudul “Smoking” telah terjual seharga 4.200.000 HKD pada 31 Maret 2019 pada lelang yang diadakan di Modern and Contemporary Southeast Asian Art Evening Sale, Hongkong.
Sementara Orsini, penulis biografi tersebut, memiliki ketertarikan yang kuat dengan seni dan Indonesia karena kakeknya merupakan pematung ternama Italia yang pada tahun 1892 tinggal di Batavia (Jakarta), kota dimana ayahnya dilahirkan. Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Teknik di Delft, Orsini selanjutnya memilih untuk lebih menekuni kesenian, khususnya lukisan. Buku-buku yang telah ia tulis diantaranya biografi G.P.Adolf (2008), W.G. Hofker (2013), Blackmann (2017), serta buku katalog kumpulan koleksi Museum Pasifika di Nusa Dua Bali (2017).
Pada kesempatan “gathering”, para jurnalis dijamu dengan masakan khas nusantara kontemporer. Sebagai hidangan pembuka tamu disuguhi taco, tuna tartar, daging tartar, serta sate yang dililitkan pada batang serai. Sementara untuk hidangan utama, disajikan sajian menu makanan Indonesia dengan penyajian khas belanda, rijsttafel. Suguhan yang sangat diminati oleh para jurnalis terdiri dari ikan balado, rendang, sate kambing, sate ayam, lalapan, sayur lodeh, telur balado, nasi goreng, dan tidak ketinggalan pisang goreng serta sambal. Dan untuk hidangan penutup disajikan es krim rasa buah markisa.
Dua jurnalis dari Groenteman met Veeninga, Djoeke dan Cora mengatakan sangat terkesan dengan program “gathering” ini. Cora juga memiliki ketertarikan khusus terhadap karya seni Hindia Belanda dan ia sendiri merupakan penulis biografi. Sementara Djoeke sangat senang dapat ikut serta dalam kegiatan ini. Dirinya pernah beberapa kali mengadakan aktivitas jurnalistik di Indonesia. Masakan Indonesia adalah salah satu masakan favoritnya, bahkan terkadang dia memasak sup ikan Indonesia.
Roy dari Diplomat Magazine mengatakan dia telah beberapa kali meliput kegiatan yang diadakan KBRI Den Haag. Dia juga merasa sangat senang dapat ikut serta dalam jamuan makan siang ini. Nanda dari The Holland Times juga menyatakan hal yang senada dengan tamu lainnya. Menurutnya acara “Journalist Gathering”kali ini dikemas dengan bagus.
Kegiatan “Journalists Gathering” adalah langkah yang dilakukan KBRI Den Haag untuk merangkul media Belanda dan mempererat hubungan dengan mereka. “Journalists Gathering” merupakan sarana mempromosikan budaya, dalam hal ini melalui keindahan lukisan, dan juga untuk semakin mempromosikan kelezatan masakan nusantara yang kaya dengan ramuan rempah-rempahnya.(ZG)
Hadir pada acara tersebut 20 wartawan Belanda dari berbagai media, diantaranya dari De Telegraaf, Travel Touristical Ambassador & Advisor, Dilomat Magazine, The Holland Times, Belindo Magazine, Groenteman met Veeninga, dan KPN Planet, demikian Counsellor Fungsi Pensosbud KBRI Den Haag, Fery Iswandy kepada Antara, Kamis.
Acara dibuka Dubes Indonesia untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja yang dalam sambutannya menyambut hangat kehadiran para jurnalis Belanda dan sekaligus menyampaikan kekagumannya terhadap berbagai lukisan karya Locatelli yang penuh unsur eksotisme, misteri, dan realis.
Gianni Orsini, penulis biografi yang juga pakar seni dan kurator Belanda berdarah Italia mempresentasikan buku biografi 'Romualdo Locatelli, Eternal Green under an Eternal Sun'. Biografi tersebut memfokuskan secara rinci empat tahun terakhir kehidupan Locatelli yang singkat namun penuh makna, dari tahun 1939 hingga menghilangnya secara tragis pada usia 37.
Biografi tersebut juga mengisahkan masa keemasannya pada periode ketika dia masih tinggal di Italia, Afrika Utara, Indonesia, Jepang dan Filipina. Setelah 75 tahun berlalu, kisah hidupnya yang menghilang secara misterius telah menjadi bagian dari dimensi mitologis.
Sebelum bepergian ke Indonesia (Hindia Belanda), Locatelli memiliki hubungan dekat dengan keluarga kerajaan, elit politik dan tokoh keagamaan. Hal tersebut membuat karirnya berada di titik tertinggi. Contoh lukisan terkenal karyanya di Eropa adalah sebuah lukisan dua putera dari pewaris tahta Kerajaan Italia dan juga lukisan puteri dari Benito Mussolini.
Selama masa hidupnya di Jawa (Januari-September 1939) dan Bali (September 1939-1940), Locatelli menghasilkan karya-karya yang langka dan berharga. Selain lukisan “Gadis Jawa” yang turut dipamerkan dalam acara ini, salah satu lukisannya tentang seorang gadis Bali berjudul “Smoking” telah terjual seharga 4.200.000 HKD pada 31 Maret 2019 pada lelang yang diadakan di Modern and Contemporary Southeast Asian Art Evening Sale, Hongkong.
Sementara Orsini, penulis biografi tersebut, memiliki ketertarikan yang kuat dengan seni dan Indonesia karena kakeknya merupakan pematung ternama Italia yang pada tahun 1892 tinggal di Batavia (Jakarta), kota dimana ayahnya dilahirkan. Setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Teknik di Delft, Orsini selanjutnya memilih untuk lebih menekuni kesenian, khususnya lukisan. Buku-buku yang telah ia tulis diantaranya biografi G.P.Adolf (2008), W.G. Hofker (2013), Blackmann (2017), serta buku katalog kumpulan koleksi Museum Pasifika di Nusa Dua Bali (2017).
Pada kesempatan “gathering”, para jurnalis dijamu dengan masakan khas nusantara kontemporer. Sebagai hidangan pembuka tamu disuguhi taco, tuna tartar, daging tartar, serta sate yang dililitkan pada batang serai. Sementara untuk hidangan utama, disajikan sajian menu makanan Indonesia dengan penyajian khas belanda, rijsttafel. Suguhan yang sangat diminati oleh para jurnalis terdiri dari ikan balado, rendang, sate kambing, sate ayam, lalapan, sayur lodeh, telur balado, nasi goreng, dan tidak ketinggalan pisang goreng serta sambal. Dan untuk hidangan penutup disajikan es krim rasa buah markisa.
Dua jurnalis dari Groenteman met Veeninga, Djoeke dan Cora mengatakan sangat terkesan dengan program “gathering” ini. Cora juga memiliki ketertarikan khusus terhadap karya seni Hindia Belanda dan ia sendiri merupakan penulis biografi. Sementara Djoeke sangat senang dapat ikut serta dalam kegiatan ini. Dirinya pernah beberapa kali mengadakan aktivitas jurnalistik di Indonesia. Masakan Indonesia adalah salah satu masakan favoritnya, bahkan terkadang dia memasak sup ikan Indonesia.
Roy dari Diplomat Magazine mengatakan dia telah beberapa kali meliput kegiatan yang diadakan KBRI Den Haag. Dia juga merasa sangat senang dapat ikut serta dalam jamuan makan siang ini. Nanda dari The Holland Times juga menyatakan hal yang senada dengan tamu lainnya. Menurutnya acara “Journalist Gathering”kali ini dikemas dengan bagus.
Kegiatan “Journalists Gathering” adalah langkah yang dilakukan KBRI Den Haag untuk merangkul media Belanda dan mempererat hubungan dengan mereka. “Journalists Gathering” merupakan sarana mempromosikan budaya, dalam hal ini melalui keindahan lukisan, dan juga untuk semakin mempromosikan kelezatan masakan nusantara yang kaya dengan ramuan rempah-rempahnya.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar