MINYAK
SAWIT INDONESIA DOMINASI PASAR DUNIA
London, 1/12 (ANTARA) - Permintaan minyak sawit
Indonesia terus meningkat dan semakin mendominasi pasar dunia itu
menjadi topik hangat pembahasan dalam acara diskusi bersama Ketua
Dewan Minyak Sawit Indonesia, Derom Bangun, yang diselenggarakan
KJRI Hamburg, Sabtu(30/11).
Kehadiran Derom Bangun di Hamburg sebagai pembicara
dalam "Oil World Outlook Conference" yang diorganisir ISTA
Mielke GmbH (Oil World), perusahaan yang bergerak di bidang analisis
data dan menyediakan informasi mengenai perkembangan pasar minyak
dunia, demikian Minister Counselor Konsulat Jenderal RI Hamburg,
Andi D. Yudyachandra kepada Antara London, Sabtu.
Dalam diskusi mengenai Informasi Terbaru Industri Sawit
Indonesia, yang dihadiri sekitar 100 peserta terdiri berbagai
kalangan Derom Bangun mengatakan sebagai produsen kelapa sawit
terbesar dunia, isu minyak sawit merupakan hal yang sangat penting
bagi Indonesia.
Dikatakannya di pasar dunia, komoditi minyak sawit
semakin mengungguli minyak kedelai dan bersaing dengan minyak nabati
lain seperti minyak kanola dan minyak bunga matahari.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian RI, ekspor
komoditi minyak sawit Indonesia pada tahun 2012 senilai 26 juta dolar
AS, meningkat dari tahun 2010 dan 2011 masing-masing sebesar
20,394,174 dan 23,500,000 dolar AS.
Derom
Bangun menyampaikan informasi terbaru mengenai minyak sawit Indonesia
yang bermanfaat untuk menambah wawasan bagi masyarakat Indonesia di
luar negeri sekaligus masukan dari peserta untuk diteruskan kepada
stakeholders maupun kalangan petani dan pengusaha kelapa sawit di
Indonesia.
Menurut Derom Bangun, minyak sawit memberi manfaat bagi
petani dan masyarakat. Dari 9,1 juta ha lahan yang digunakan
untuk perkebunan kelapa sawit di Indonesia, 42 persen diantaranya
dimiliki petani dan membantu meningkatkan taraf hidup petani dan
keluarga.
Meskipun terdapat berbagai kritikan mengenai produksi
minyak sawit Indonesia, pada kenyataannya Pemerintah RI bersama
dengan pemangku kepentingan terkait terus meningkatkan perlindungan
lingkungan dalam industri kelapa sawit di Indonesia termasuk dengan
menerapkan praktek "zero burning" dalam membuka lahan
perkebunan kelapa sawit.
Diproyeksikan minyak sawit tetap akan mendominasi di Uni
Eropa mengingat salah satu keunggulan produksi minyak sawit adalah
kemampuan teksturnya untuk tetap bersifat padat dalam suhu ruangan
dibandingkan minyak-minyak jenis lain yang bersifat cair.
Kelapa sawit memiliki keunggulan efisiensi lahan dengan
tingkat produktivitas yang tinggi.
Sebagai contoh, berdasarkan data Oil World 2011, dari
perbandingan data untuk luas lahan perkebunan yang digunakan untuk
memproduksi minyak nabati, kelapa sawit hanya menggunakan lahan
sebanyak 12 juta ha atau 5 persen dari total lahan sebesar
253,923,000 ha, dibandingkan dengan kedelai sebanyak 41 persen,
kanola 13 persen, bunga matahari 10 persen dan lain-lain sebesar 3
persen.
Derom Bangun mengatakan bahwa Indonesia memiliki
pengaruh yang sangat besar di dunia, sehingga diharapkan Indonesia
dapat menghasilkan 42 juta ton minyak sawit untuk kebutuhan tahun
2020, meningkat dari estimasi produksi tahun 2014 sebesar 29,5 juta
ton.
Tantangan yang tengah dihadapi saat ini adalah
memasukkan komoditi minyak sawit dalam agenda APEC, yaitu dengan
merumuskan komoditi tersebut sebagai produk yang sustainable dan
inklusif, banyak melibatkan petani dan berperan mengurangi
kemiskinan.
Sementara itu Konsul Jenderal RI Hamburg, Marina
Estella Anwar Bey mengatakan kelapa sawit merupakan produk komoditi
primadona Indonesia dan Uni Eropa menempati peringkat ketiga dalam 10
besar negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia.
Dikatakannya pemberitaan mengenai dampak negatif produk
minyak sawit bagi kesehatan maupun pandangan konsumen di Eropa yang
mengaitkan produksi kelapa sawit penyebab berkurangnya populasi Orang
Utan atau menjadi penyebab deforestasi menghambat masuknya produk
minyak sawit Indonesia di negara-negara Uni Eropa.
Diskusi dihadiri berbagai kalangan diantaranya
pelajar Indonesia di wilayah kerja KJRI Hamburg yang tergabung dalam
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Hamburg, Göttingen, Hannover,
Kiel dan Bremen, anggota Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia di Jerman
(IASI), profesional Indonesia eks PT. Dirgantara Indonesia dan wakil
Organisasi Kemasyarakatan.
***1***(ZG)
(T.H-ZG/B/M.
Yusuf/M. Yusuf) 01-12-2013 09:00:43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar