TAMASYA
LESTARIKAN BUDAYA BANGSA DI BRUSEL
London, 13/12 (ANTARA) -
Melestarikan budaya bangsa di kalangan anak-anak yang tinggal di luar
negeri yang mengikuti kedua orang tua bertugas, dilakukan KBRI Brusel
dengan membentuk taman bermain kreatif anak Indonesia "Tamasya".
Hal itu diungkapkan Wakil
Kepala Perwakilan RI di Brussel Ignacio Kristanyo Hardojo pada
peringatan ulang tahun kedua Tamasya yang diadakan di aula KBRI
Brussel, kata Sekretaris Dua KBRI Brusel Diyah Ramadani Agustini
kepada Antara London, Jumat.
Menurut Kristanyo Hardojo,
melalui berbagai kegiatan kreatifnya, Tamasya turut melestarikan
kebudayaan Indonesia.
Dikatakan, Tamasya dibentuk
untuk memperkenalkan dan menumbuhkan kecintaan anak-anak keturunan
Indoneia - Belgia terhadap Indonesia
Menurut Kristanyo Hardojo, kerap
kali menjadi tantangan bagi para orangtua yang karena tuntutan
pekerjaan harus membesarkan dan mendidik anak-anak mereka di luar
Indonesia. Tantangan inilah yang dicoba dijawab "Tamasya"
di Brussel, Belgia, ujarnya .
Tamasya didirikan pada tanggal 7
Desember 2011 dan diprakarsai Ibu Sartika Oegroseno, Ketua DWP KBRI
Brussel dan Andi Yudha Asfandiyar yang dikenal dengan Kak Andi serta
I Made Wardana dan DWP KBRI Brussel bertindak selaku pembimbing.
Tamasya adalah program
pendidikan non formall yang rutin diselenggarakan di KBRI Brussel
bagi anak-anak masyarakat Indonesia di Belgia.
Tamasya bertujuan untuk
memberikan wadah kepada anak-anak untuk mengekspresikan
kreativitasnya dan untuk menanamkan kecintaan terhadap Indonesia.
Nilai budaya Indonesia yang
diekspresikan anak-anak dalam dalam bentuk gambar, gerak dan suara
ini diharapkan akan menumbuhkan kecintaan mereka terhadap Indonesia.
Rangkaian acara peringatan ulang
tahun ini antara lain diisi dengan kegiatan menggambar dengan tema
"Indonesia Tanah Airku" di atas spanduk ulang tahun Tamasya
ke-2 sepanjang 25 meter serta membuat ikan-ikan dan perahu/jukung
Bali dengan kertas bekas.
Selain itu demo one line drawing
oleh Kak Andi yang menggambarkan keanekaragaman budaya dan keindahan
alam Indonesia dan pertunjukan gamelan Bali dengan tari Juru Pencar
(Si Penjala Ikan) oleh anak-anak Indonesia-Belgia.
Annisa (6) dan Agus Widi (6)
tampak bersemangat saat tampil memainkan gamelan dan mementaskan Tari
Juru Pencar teman-temannya usia 6-13 tahun hari itu Keceriaan juga
terekspresikan ketika anak-anak beramai-ramai menggambar di spanduk
ulang tahun Tamasya.
Beberapa lukisan dan gambar
menarik yang dibuat anak-anak tersebut antara lain batik, instrumen
gamelan, pesawat Garuda Indonesia, peta Indonesia, Monas, bendera
merah putih, dan flora fauna Indonesia.
Bagi anak-anak WNI keturunan
Indonesia ¿ Belgia yang tinggal di Brussel dan sekitarnya, kehadiran
Tamasya selama dua tahun terakhir ini telah membantu mereka untuk
tidak melupakan jati diri sebagai orang Indonesia, walau mereka
tinggal jauh dari Indonesia.
***1***(ZG)
(T.H-ZG/B/M.
Yusuf/M. Yusuf) 13-12-2013 06:27:32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar