EPIK
RAMAYANA "HANUMAN DUTA" PUKAU MASYARAKAT LISBON
Oleh
Zeynita Gibbons
London, 12/12 (Antara) - Potongan epik Ramayana berjudul
"Hanuman Duta" memukau sekitar 350 orang yang hadir dalam
Festival Seni Budaya Asia "Rota do Oriente" di Museum
Oriente Lisbon, beberapa waktu lalu.
"Penampilan sendratari Ramayana itu diawali dengan
rangkaian tari Bali dan Jawa selama 70 menit dengan koreografer dosen
tari ISI, Heni Winahyuningsih," demikian Pensosbud KBRI Lisbon,
Tri Wahyuni kepada ANTARA London, Kamis.
Sebanyak sepuluh seniman yang terdiri atas dosen
gamelan, penari dan penembang dari Institute Seni Indonesia (ISI)
Yogyakarta, berkolaborasi dengan lima anggota grup gamelan Portugis,
Yogistragong, mengiringi pementasan sendratari yang memukau penonton.
Tidak hanya masyarakat Indonesia yang menikmati
pertunjukan dan menyatakan rasa puasnya, tapi juga tamu dari kalangan
korps diplomatik, pencinta seni dan mahasiswa serta masyarakat umum
di Lisbon.
"Sosok kera putih, Hanuman, yang diperankan
mahasiswa ISI Yogya, Anter Asmorotedjo, tampil perkasa dan gemilang
dalam pertunjukan itu," katanya.
Kisahnya, Hanuman diutus Rama pergi ke Kerajaan Alengka
untuk menyelamatkan dan membawa pulang puteri elok Sinta, yang telah
diculik Rahwana.
Dalam lakon itu, Hanuman harus bertarung mati-matian
melawan putra Rahwana, Indrajit. Pertarungan heroik Hanuman mencapai
puncak, ketika panah api Indrajit menembus tubuhnya.
Keajaiban seketika terjadi pada kera sakti itu.
Alih-alih terbakar, justru Hanuman dengan kekuatan magisnya membakar
dan memusnahkan kerajaan penuh angkara, Alengka.
"Gamelan bunyinya unik, tapi tidak asing
ditelinga," kata sejumlah anak muda pemusik Portugis, yang ikut
menyaksikan pertunjukan Ramayana malam itu.
Bahkan, beberapa di antaranya bertanya dimana bisa
belajar gamelan di Lisbon atau di Indonesia.
Kesempatan itu tidak disia-siakan untuk mempromosikan
program workshop gamelan KBRI setiap bulan Februari-Mei di Museum
Oriente dan beasiswa Darmasiswa dari Kemendikbud RI.
Partisipasi Indonesia dalam pekan budaya Asia, Rota do
Oriente, diprakarsai KBRI Lisbon, Museum Oriente dan ISI Yogyakarta
sejak pertengahan tahun 2013.
Indonesia menjadi salah satu sponsor utama dalam pekan
budaya, yang juga diikuti perwakilan dari negara China, Jepang,
Qatar, India dan Portugal.
Sesi pertunjukan tari dari Indonesia tercatat menyedot
penonton paling banyak selama satu minggu pertunjukan.
Selain pertunjukan, tim ISI Yogyakarta selama sepekan
memberikan workshop gamelan dan tampil dalam malam budaya friends of
Museum Oriente.
Tim kesenian ISI Yogyakarta, yang juga dikenal dengan
nama Manis Rengga Tjakrawasita tersebut, sudah tiga kali bermuhibah
ke Portugal.
Grup
ini pula yang membidani kelahiran kelompok gamelan Portugis,
Yogistragong, bersama KBRI pada tahun 2009.
Uniknya, seluruh pemain gamelan Yogistragong merupakan
orang asing, yang diseleksi melalui kegiatan workshop tahunan gamelan
di Museum Oriente.
Untuk menarik minat di kalangan muda, gamelan Jawa
Yogistragong kerap tampil berfusi dengan drummer tradisional Jepang,
gitaris tradisional China dan musik Fado Portugis serta seni
kontemporer lainnya.
"Kami harapkan akan lebih banyak lagi peserta
pelatihan gamelan dari Portugal," demikian Tri Wahyuni. ***4***
(ZG)
(T.H-ZG/B/E.M.
Yacub/E.M. Yacub) 12-12-2013 05:24:34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar