KBRI MADRID-KEMENKO KEMARITIMAN PROMOSI INVESTASI |
Oleh Zeynita Gibbons
Seminar bertema "Indonesia: Investment Opportunities in Maritime Infrastructure and Tourism" yberlangsung secara berurutan, mulai dari Madrid , Vigo, Las Palmas dan Valencia.London, 25/5 (Antara) - KBRI Madrid bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan PT. Wijaya Karya (WIKA) meluncurkan serangkaian seminar promosi investasi sektor infrastruktur maritim dan pariwisata. Acara peluncuran yang berlangsung di Madrid dibuka Dubes RI di Madrid, Yuli Mumpuni Widarso dan Staf Ahli Kemenko Maritim Laksamana (Purn) Dr Marsetio, dihadiri 67 pimpinan perusahaan infrastruktur maritim, demikian keterangan KBRI Madrid yang diterima Antara London, Rabu. Pimpinan perusahaan hadir, baik investor, operator, maupun kontraktor yang belum pernah mempunyai kegiatan bisnis di Indonesia, dan media setempat. Direktur Internasional Kamar Dagang Spanyol, Alfredo Bonet bertindak sebagai moderator mengawali seminar menyampaikan pihaknya November tahun lalu menjadi anggota delegasi bisnis Spanyol ke Indonesia dalam rangka membuka Forum Bisnis Indonesia-Spanyol. Dalam sekesempatan itu, menyaksikan perkembangan di Indonesia yang sangat potensial, kaya akan sumber daya, stabil dan memiliki regulasi investasi yang bersahabat. Sementara itu Dubes Yuli Mumpuni Widarso menyatakan acara ini merupakan kelanjutan dari seminar yang sebelumnya diadakan KBRI Madrid, memperkenalkan potensi Indonesia kepada masyarakat Spanyol, yakni "Indonesia: Peluang Investasi Bisnis dan Infrastruktur" berlangsung di Madrid dan Barcelona tahun 2014 serta Madrid dan Bilbao tahun 2015. Dikatakannya dalam rangkaian seminar 2014-2015 tersebut berhasil meningkatkan nilai investasi Spanyol di Indonesia. Pada 2014 nilainya baru mencapai 15,70 juta dolar AS dengan 25 proyek, sementara pada 2015 mencapai 56,59 juta dolar AS dengan 65 proyek, meningkat 300 persen. Rangkaian seminar ini juga diselenggarakan untuk memelihara momentum positif tersebut, dan momentum keberhasilan kunjungan Menteri Negara Bidang Perdagangan Spanyol, Jaime García-Legaz ke Jakarta November tahun lalu yang membawa 35 pimpinan perusahaan besar Spanyol, ujarnya. Sementara rangkaian seminar 2016 lebih fokus pada potensi investasi di sektor infrastruktur maritim dan pariwisata karena Pemerintahan Presiden Joko Widodo Oktober 2014 menetapkan prioritas pembangunan nasional difokuskan pada sektor infrastruktur maritim. Hal itu tercermin pada meningkatnya alokasi anggaran pembangunan infrastruktur maritim yang mencapai lebih dari 100 persen, misalnya, pada 2015 dialokasikan hanya Rp250 miliar (18,5 juta dolar AS), pada 2016 dialokasikan Rp1,8 triliun (133,3 juta dolar AS). Sementara itu Laksamana (Purn) Dr Marsetio menyampaikan kebijakan nasional pembangunan infrastruktur maritim, antara lain Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki kapasitas untuk berkembang menjadi poros maritim dunia. Konsep strategis yang memvisikan pembangunan konektivitas antarpulau, industri pelayaran dan perikanan yang maju, transportasi laut terdepan serta pemerkuatan kapasitas pengamanan maritim. Pada sesi berikutnya telah ditayangkan film promosi dari Kementerian Perhubungan RI tentang kemajuan fasilitas dan kapasitas pelabuhan-pelabuhan laut di seluruh Indonesia, baik pelabuhan lama maupun baru. Film berdurasi lima menit tersebut memperjelas pemahaman pengusaha Spanyol yang hadir tentang kemajuan pembangunan konektivitas maritim di seluruh Indonesia. Pada panel diisi dengan presentasi Dr Muhammad Firdaus Manti, Asdep Infrastruktur Kemenko Maritim yang menyampaikan presentasi berjudul "A more Prosperous and Equal Indonesia Through Maritime Sector", Direktur BKPM London, Nurul Ichwan menyampaikam informasi "Updates on Indonesia: Investment Climate and Opportunity". Sementara itu, Pablo de la Puente, Direktur Urban Mobility System IDOM, perusahaan infrastruktur Spanyol yang lebih dari 20 tahun menanamkan modalnya di Indonesia menyampaikan presentasi tentang pengalaman IDOM berinvestasi di Indonesia. Sedangkan Gelora Yala Nusantoro DEA, Manajer Pemasaran Internasional PT Wijaya Karya (WIKA) yang menayangkan profil PT Wijaya Karya dan menyatakan kesiapan PT Wijaya Karya bekerja sama dengan perusahaan asing dalam mengerjakan berbagai proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia maupun di luar negeri. Dalam sesi tanya jawab, tercatat tujuh pertanyaan dari peserta seminar yang sebagian besar ditujukan kepada BKPM, termasuk kemungkinan BKPM membuka kantor di Madrid. Selain tentang kebijakan pembangunan proyek infrastruktur melalui skema PPP (Public Private Partnership). Perusahaan infrastruktur Spanyol umumnya memiliki teknologi maju, tetapi tidak memiliki sumber keuangan yang cukup sehingga membutuhkan dukungan dari pihak ke-3 seperti dari lembaga keuangan regional maupun internasional. Pada sesi terakhir berupa "One on One Business Meeting" peserta seminar mengadakan temu bisnis dengan narasumber dan KBRI Madrid, yang dimanfaatkan peserta seminar. Tercatat 16 perusahaan setelah berakhirnya sesi "One on One Business Meeting" sebagian besar berencana ke Indonesia, menindaklanjuti pembicaraan. KBRI Madrid mengharapkan penyelenggaraan seminar ini juga merupakan forum membangun jejaring kerja (networking) antara para pengusaha Spanyol dan para pemangku kepentingan (stakeholders) di Indonesia. ***3*** (T.ZG) (T.H-ZG/B/C. Hamdani/C. Hamdani) 25-05-20 |
Blog ini berisi liputan dan berita serta artikel sekitar kejadian yang ada hubungannya diplomasi Indonesia di luar negeri khususnya wilayah Eropa yang saya kirim dan dimuat di LKBN Antara. Terima kasih untuk seluruh nara sumber diplomat yang memberikan kontribusi kepada saya sebagai koresponden LKBN Antara di Kerajaan Inggris dan juga mencakup wilayah Eropa
Minggu, 12 Juni 2016
MADRID
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar