Kamis, 30 Juni 2016

YUZA

PERAN PEMUDA DI KOMUNITAS INTERNET GLOBAL RENDAH
          Zeynita Gibbons

   London 29/6  (Antara) - Peran pemuda Indonesia dalam komunitas internet global dinilai masih rendah padahal kemampuan dan potensi secara teknis mumpuni.
        Mahasiswa program master di Universitas Oxford asal Indonesia Dirgayuza Setiawan kepada Antara London, Rabu mengatakan keterlibatan peminat teknologi informasi khususnya internet asal Indonesia yang berkecimpung di komunitas global masih sedikit.
        Dirgayuza yang akan mengikuti forum Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) 56 Policy Forum yang berlangsung di Helsinki, Finlandia,  dari tanggal 27 hingga 30 Juni mengatakan keterlbatan kaum muda Indonesia dalam komunitas itu akan membawa banyak manfaat bagi perkembangan internet di dalam negeri.
        ICANN sendiri, katanya,  merupakan organisasi nirlaba yang menjaga stabilitas dan keamanan jaringan Internet dunia.
        Dikatakan ada beberapa hal yang bisa, dan tidak bisa dilakukan di jaringan Internet seperti hasil dari keputusan bersama banyak pemangku kepentingan di forum pemerintahan Internet dunia seperti ICANN.
        Siapa saja, pengguna Internet yang tertarik dengan pemerintahan Internet dunia dapat terlibat dan ikut menentukan masa depan dari teknologi yang digunakan oleh lebih dari tiga milyar orang setiap hari.
        Partisipasi dalam pembentukan kebijakan Internet dapat dilakukan secara virtual atau hadir secara fisik di forum seperti ICANN 56 ini, ujar Dirgayuza.
        Pada forum ICANN 56, Dirgayuza yang telah menulis 11 buku tentang teknologi memaparkan hasil riset terbarunya tentang kebijakan usia minimal untuk menggunakan media sosial. Seperti diketahui, banyak perusahaan media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter dan Snapchat tidak mengijinkan anak di bawah 13 tahun untuk menggunakan layanan mereka.
        Sebagai studi kasus, Dirgayuza menemukan bahwa pengguna Internet di Inggris yang berusia 18-24 tahun tidak banyak mengetahui kebijakan usia minimal ini - padahal sebagian besar dari mereka menggunakan media sosial setiap hari.
        Dirgayuza Setiawan menyebutkan bagi pemuda Indonesia yang tertarik dengan Internet governance, ada dua kesempatan untuk belajar pemerintahan Internet secara gratis tahun ini di India dan di Korea Selatan.
        Syaratnya pemuda Indonesia yang berusia antara 18 sampai 30 tahun, dan sedang kuliah di Indonesia atau negara lain di kawasan Asia Pasifik bisa mengikuti program NextGen@ICANN untuk ICANN 57 di Hyderabad yang diadakan dari tanggal 3 sampai 9 November sedangkan, bagi yang berusia 18 sampai 35 tahun, bisa mengikuti Asia Pacific Internet Governance Academy di Seoul tanggal 8-12 Agustus, ujarnya.
        Sebagai pemuda Indonesia yang sudah beberapa kali mewakili Indonesia di forum internasional, Dirgayuza mengingatkan pentingnya penguasaan bahasa Inggris, serta keberanian untuk mengenalkan diri dan berteman dengan orang asing.
        "Ini dua kemampuan yang krusial yang menurut saya harus dimiliki oleh semua pemuda Indonesia. Banyak kesempatan dapat terbuka bagi mereka yang punya dua ini. Dunia membutuhkan perspektif Indonesia, dan Indonesia juga membutuhkan dunia", demikian Dirgayuza.
    ***4***

(T.H-ZG/C/P.H. Prabowo/P.H. Prabowo) 29-06-2016 12:28:15

Tidak ada komentar: