Kamis, 24 Mei 2018

DOHA

KBRI DOHA GELAR BUKA PUASA BERSAMA PEKERJA MIGRAN
     Zeynita Gibbons

       London,22/5 (Antara) - KBRI Doha bekerjasama dengan mahasiswa Universitas Terbuka Chapter Qatar (UTCQ) memanfaatkan momen bulan suci Ramadan dengan berbuka puasa bersama Pekerja Migran Indonesia (PMI) bermasalah yang berada di penampungan KBRI Doha, Qatar.
         Minister Counsellor KBRI Doha, Boy Dharmawan, kepada Antara London, Selasa menyebutkan acara tersebut merupakan awal dari rangkaian buka puasa komunitas diaspora Indonesia di Qatar dalam rangkaian safari Ramadhan  dilaksanakan setelah  mahasiswa mengikuti ujian akhir semester  di Doha College,  merupakan program kerja tahunan Universitas Terbuka Qatar Base.
       Dalam sambutannya, Dubes Indonesia untuk Qatar, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi memberikan suntikan semangat kepada mahasiswa UTCQ untuk terus belajar sehingga dapat berkontribusi  dalam mempromosikan citra Indonesia di Qatar. Mantan Anggota DPR ini sangat mendukung acara berbuka puasa bersama PMI bermasalah ini.   
      Menurut dubes  merupakan  salah satu dari bentuk perhatian pemerintah terhadap PMI di luar negeri guna menghibur para PMI yang umumnya didominasi wanita, sambil menunggu dipulangkan.  Mantan Irjen TNI menyampaikan rasa empatinya terhadap penderitaan yang dialami PMI  mempertaruhkan nyawa guna menghidupi keluarganya di tanah air.
          Sementara itu Ketua Senat Mahasiswa UTCQ, Mulyadi Tasha, mengatakan acara buka puasa bersama para PMI bermasalah sebagai bentuk kepedulian dan rasa kebersamaan juga solidaritas terhadap sesama bangsa Indonesia di Qatar khususnya PMI bermasalah di penampungan. "Mudah-mudah mereka turut merasakan kebahagian berbuka puasa bersama kita," ujar karyawan perusahaan petrokimia, QAPCO  pemilik restoran Indonesia "Central" sejak tahun 2005.
        Atase Tenaga Kerja KBRI Doha, Muhammad Yusuf, mengatakan jumlah PMI bermasalah di penampungan KBRI Doha saat ini mencapai 40 orang yang terdiri dari 36 wanita, dua pria dan dua anak-anak, berdasarkan data pemerintah Qatar, jumlah WNI di Qatar mencapai sekitar 43.000 WNI.   
       Jumlah pekerja domestik yang resmi terdaftar mencapai 7125 sedangkan 2000 orang unprosedural. Sedangkan jumlah PMI professional mencapai  sekitar 13.500. Sisanya keluarga PMI, lebih dari 95 % kasus yang tercatat di KBRI merupakan dampak dari pengiriman PMI yang unprosedural.
          Dalam ceramah Ustad Yahya, menyampaikan keistimewaan bulan Ramadan serta makna dan hikmah berpuasa berdasarkan  ajaran Islam sesuai Al Quran dan hadist agar menjadi manusia yang lebih baik di masa mendatang.
         Salah orang PMI bernama Tuti asal Indramayu yang bekerja dua tahun di Qatar, merasakan suasana Ramadhan. Diungkapkan alasannya kabur ke penampungan karena gajinya tidak dibayar dalam setahun terakhir.
          Menurut Minister Counsellor KBRI Doha, Boy Dharmawan, acara buka puasa bersama TKI di penampungan merupakan acara tradisi agar PMI merasakan sebagai saudara di rantau  menjadi bagian dari keluarga besar KBRI Doha. Kebijakan moratorium pengiriman tenaga kerja informal ke kawasan Timur Tengah yang diberlakukan sejak Mei 2015, agar para TKI Informal tidak lagi bekerja ke Timur Tengah khususnya Qatar. Namun demikian hanya 0,4 persen dari total jumlah PMI yang mengalami masalah di Qatar, demikian Boy Dharmawan

 

Tidak ada komentar: