BUKA PUASA DPD-TKI BERMASALAH DI DOHA
|
Zeynita Gibbons
London,30/5 (Antara) - Delegasi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) atau senator yang dipimpin Wakil Ketua Komite III DPD, Abdul Aziz memanfaatkan bbulan suci Ramadhan dengan mengunjungi tempat penampungan atau shelter TKI bermasalah di Doha. Para senator juga mengunjungi berbagai komunitas Indonesia di berbagai kota Qatar antara lain Wakrah dan Al Khor dan berbuka puasa bersama pekerja migran Indonesia (PMI) termasuk diantaranya PMI bermasalah di penampungan KBRI Doha, Qatar, demikian Minister Consellor KBRI Doha, Boy Darmawan kepada Antara London, Rabu.
Menurut Abdul Aziz, kunjungannya ke Qatar dilakukan dalam rangka pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan PMI.
"Sebagai salah satu alat kelengkapan DPD di bidang Ketenagakerjaan, kami berkomitmen melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU dengan berkunjung langsung," ujarnya.
Acara buka puasa dengan PMI termasuk dengan tenaga kerja wanita (TKW) bermasalah yang berada dipenampungan juga dimanfaatkan untuk menggali informasi langsung permasalah yang dihadapi TKW yang kini disebut pekerja migran Indonesia (PMI).
Dubes Indonesia untuk Qatar, Muhammad Basri Sidehabi yang mendampingi delegasi mengharapkan PMI di penampungan merasakan keberadaan pemerintah dan sekaligus merasakan suasana Ramadhan meski jauh dari tanah air.
Menurut Senator asal Sumatera Selatan ini, acara buka puasa dengan TKI juga untuk menghibur para TKI yang umumnya didominasi TKW, sambil menunggu dipulangkan.
"Kunjungan ini merupakan wujud dari bentuk perhatian pemerintah terhadap PMI di luar negeri," ujar Senator asal Sumatera Selatan ini. Para TKI bermasalah di shelter tampak bersemangat menyambut kunjungan para anggota legislatif. Para TKW mempersiapkan diri, tak lupa bersolek menyambut para wakilnya.
Menurut Aziz, pertemuan dengan PMI bermasalah bersama anggota DPD yang terdiri atas Rosti Uli Purba (Daerah Pemilihan Riau) GKR Ayu Koes Indriyah (Jateng), Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna (Bali), Habib Hamid Abdullah (Kalsel) H. Rafli (Aceh), KH. Muslihuddin Abdurrasyid, (Kaltim) Ir. H. ABD. Jabbar Toba (Sultra) merupakan bagian dari rasa empatinya terhadap penderitaan yang dialami PMI, pahlawan devisa yang mempertaruhkan nyawa guna menghidupi keluarganya di Tanah Air. Dikatakannya acara ini merupakan salah satu wujud solidaritas dengan PMI di penampungan agar merasakan rasa persaudaraan, bersama dalam suka dan duka.
Minister Consellor KBRI Doha, Boy Darmawan mengatakan meski pemerintah melakukan penghentian sementara atau moratorium terhadap pengiriman pekerja migran ilegal di Qatar, ternyata masih sering terjadi pengiriman tak resmi.
Kehadiran pekerja migran ilegal berdampak pada rentannya kasus-kasus kekerasan, penipuan, upah tidak dibayar dan pelanggaran hak asasi pekerja migran di negara penempatan.
Atase Tenaga Kerja KBRI Doha, Muhammad Yusuf, mengatakan jumlah PMI bermasalah di penampungan KBRI Doha saat ini mencapai 40 orang yang terdiri 36 wanita, dua pria dan dua anak-anak. Menurut dia, berdasarkan data pemerintah Qatar, jumlah WNI di Qatar mencapai sekitar 43.000 WNI. Jumlah pekerja domestik yang resmi terdaftar mencapai 7125 sedangkan 2000 orang nonprosedural. Sedangkan jumlah PMI profesional mencapai sekitar 13.500 Sisanya merupakan keluarga PMI. Lebih dari 95 % kasus yang tercatat di KBRI merupakan dampak dari pengiriman PMI yang unprosedural. ***4***
zg/b/a011 (T.H-ZG/B/A.F. Firman/A.F. Firman) 30 |
Blog ini berisi liputan dan berita serta artikel sekitar kejadian yang ada hubungannya diplomasi Indonesia di luar negeri khususnya wilayah Eropa yang saya kirim dan dimuat di LKBN Antara. Terima kasih untuk seluruh nara sumber diplomat yang memberikan kontribusi kepada saya sebagai koresponden LKBN Antara di Kerajaan Inggris dan juga mencakup wilayah Eropa
Rabu, 30 Mei 2018
DOHA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar