Kamis, 17 Mei 2018

SWISS

DUBES SAMPAIKAN KESIAPAN INDUSTRI 4.0 INDONESIA DI SWISS
     Zeynita Gibbons

    London,12/5 (Antara) - Duta Besar RI untuk Swiss, Muliaman Hadad mengatakan Indonesia  menyusun Peta Jalan `Making Indonesia 4.0¿ yang memberikan arah dan strategi jelas bagi pergerakan industri Indonesia di masa yang akan datang.
          Hal itu disampaikan Dubes Muliaman Hadad pada 23rd Annual General Meeting atau pertemuan tahunan Swiss-Asia Chamber of Commerce (SACC) di Zurich, demikian Pensosbud KBRI Bern kepada Antara London. Sabtu.
          Revolusi Industri 4.0 tidak hanya berpotensi luar biasa dalam merombak industri, tapi juga mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. Peta Jalan Making Indonesia 4.0, berfokus pada lima sektor utama, yaitu makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, dan elektonik, ujarnya.
         Pertemuan tahunan SACC ke-23 juga dihadiri  duta besar dari negara-negara Asia, antara lain Malaysia, Veitnam, Thailand, Filipina, Uzbekistan, Mogolia, dan Taiwan. Acara tahunan ini dihadiri sekitar seratus anggota SACC terdiri dari kalangan perusahaan, perbankan, dan pelaku usaha terkemuka di Swiss.
          Pada diskusi panel bertema ¿The challenges ASEAN is facing with the Fourth Industrial Revolution¿ ini masing-masing kepala perwakilan mempresentasikan kesiapan negaranya  dalam menghadapi revolusi industry digital ini. Filipina mengutarakan tentang industri financial technology (fintech) bagi pekerja migran Filipina di seluruh dunia, Thailand mengundang investasi dan izin bagi tenaga kerja asing masuk ke Negeri Gajah Putih, dan Vietnam menjadi tuan rumah untuk World Economy Forum tingkat Asia.
           Patrick Kriesemer, vice presiden SACC, mengatakan, acara tahunan ini rutin diadakan sejak SACC berdiri tahun 1995 dengan tujuan  menjadi ajang sharing dan update negara-negara Asia bagi kalangan bisnis di Swiss, khususnya para anggota SACC.
        Pada sesi diskusi, anggota SACC terlihat sangat antusias menyampaikan concern dari pengusaha Swiss terhadap masing-masing negara Asia. Khusus untuk Indonesia, tekanan rupiah belakangan ini menjadi perhatian serius bagi kalangan bisnis di Swiss dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi dan kesinambungan dunia usaha, juga kesiapan Indonesia menghadapi revolusi industry 4.0.
         Dubes Muliaman mengatakan selain memiliki peta jalan `Making Indonesia 4.0¿, Indonesia juga memiliki 10 prioritas nasional  memperkuat struktur perindustrian, terdiri dari perbaikan alur aliran barang, material, desain ulang zona industry, memberdayakan UMKM, membangun infrastruktur digital nasional, menarik minat investasi asing, peningkatan kualitas SDM, pembangunan ekosistem inovasi, insentif untuk investasi teknologi, dan harmonisasi aturan dan kebijakan.

         Melalui komitmen serta partisipasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk kementerian dan lembaga pemerintah, kemitraan dengan pihak swasta dan industri, investor, institusi pendidikan dan lembaga riset, diharapkan Indonesia  dapat menang Industry 4.0,¿ demikian Dubes yang juga guru besar Universitas Diponegoro . (ZG) ***2*****

Tidak ada komentar: