Industri dirgantara Indonesia perluas jaringan di Jerman
News ID: 168166
London (ANTARA) - Indonesia untuk pertama kalinya berpartisipasi pada Pameran Industri Dirgantara, Aero Expo 2019, di Friedrichshafen, Jerman yang diwakili oleh lima perusahaan nasional, yaitu PT Aering, PT Cakra Vimana Diinamyck, PT Chroma International, PT Enggal Makmur Abadhi, dan PT Merpati Maintenance Facility (MMF), pada pameran berlangsung sejak tanggal 10-13 April memdatang.
Pensosbud KBRI Berlin, Hannan Hadi kepada Antara London, Kamis menyebutkan ide awal keikutsertaan Indonesia di pameran ini dilontarkan Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, saat menerima wakil Ikatan Alumni Sarjana Indonesia (IASI) Jerman pada September tahun lalu.
Hal ini setelah mengamati banyaknya peluang kerja sama industri dirgantara yang bisa dimanfaatkan Indonesia dari Jerman.
Dubes Oegroseno menyebutkan industri dirgantara perlu ditampilkan di Hannover Messe 2020, langkah awal dengan mengundang beberapa pelaku industri dirgantara nasional untuk ikut Aero Expo 2019.
Pada 2 April lalu, Indonesia resmi menerima estafet Negara Mitra Hannover Messe 2020 dari Swedia. Sektor industri dirgantara akan melengkapi lima sektor lain yang difokuskan Indonesia di Hannover Messe 2020. Kelima sektor itu adalah makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronika, dan kimia/farmasi.
Stand Indonesia di Aero Expo 2019 difasilitasi KBRI Berlin, kelima perusahaan Indonesia memamerkan sejumlah produk dan jasa dirgantara nasional. Diantaranya maintenance, repair, overhaul (MRO), aeronautical engineering service, drones serta flight data monitoring. Dadali (Multi Purpose Aerial Vehicle Drone) yang merupakan prototype kendaraan masa depan produksi Indonesia memikat perhatian pengunjung. Umumnya berasal dari Jerman, Swiss, Rusia, Polandia, Perancis, dan Cina.
Kelima perusahaan nasional yang mengikuti Aero Expo Friedrichshafen 2019, tergabung dalam beberapa asosisasi, antara lain Indonesia Aircraft Maintenance Services Association (IAMSA), Indonesia Aeronautical Engineering Center (IAEC), Indonesia Aircraft Component Manufacturer Association (INACOM). Asosiasi-asosiasi ini membentuk ekosistem industri dirgantara tanah air.
Melalui keikutsertaan di pameran ini, diyakini jejaring UMKM industri dirgantara Indonesia dengan pelaku di Eropa semakin luas dan meningkat.
Hal senada diungkapkan Direktur Utama MMF yang juga Ketua Umum IAMSA, Rowin H. Mangkusubroto. Rowin yang mengapresiasi inisiatif KBRI Berlin mengajak ikut pameran. “Ini pertama kali bagi kami ikut pameran dirgantara di Jerman. Dari sini kami bisa mengenalkan bahwa Indonesia memiliki ekosistem penerbangan yang sudah berkembang, dan kami juga bisa memperluas jejaring ke Eropa,” ujarnya.
Dikatakan bisnis dirgantara di Asia saat ini melejit pesat. Dari pameran ini diketahui peluang yang bisa dikembangkan. Bidang MRO training maupun drones cukup potensial bagi pasar Jerman maupun Eropa.
Aero Expo Friedrichshafen adalah pameran industri dirgantara yang setiap tahunnya menarik perhatian 35.000 pengunjung yang berasal dari 60 negara. Sekitar 700 peserta pameran yang berasal dari 40 negara hadir dalam pameran 2019 ini.
(ZG)
Pensosbud KBRI Berlin, Hannan Hadi kepada Antara London, Kamis menyebutkan ide awal keikutsertaan Indonesia di pameran ini dilontarkan Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, saat menerima wakil Ikatan Alumni Sarjana Indonesia (IASI) Jerman pada September tahun lalu.
Hal ini setelah mengamati banyaknya peluang kerja sama industri dirgantara yang bisa dimanfaatkan Indonesia dari Jerman.
Dubes Oegroseno menyebutkan industri dirgantara perlu ditampilkan di Hannover Messe 2020, langkah awal dengan mengundang beberapa pelaku industri dirgantara nasional untuk ikut Aero Expo 2019.
Pada 2 April lalu, Indonesia resmi menerima estafet Negara Mitra Hannover Messe 2020 dari Swedia. Sektor industri dirgantara akan melengkapi lima sektor lain yang difokuskan Indonesia di Hannover Messe 2020. Kelima sektor itu adalah makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronika, dan kimia/farmasi.
Stand Indonesia di Aero Expo 2019 difasilitasi KBRI Berlin, kelima perusahaan Indonesia memamerkan sejumlah produk dan jasa dirgantara nasional. Diantaranya maintenance, repair, overhaul (MRO), aeronautical engineering service, drones serta flight data monitoring. Dadali (Multi Purpose Aerial Vehicle Drone) yang merupakan prototype kendaraan masa depan produksi Indonesia memikat perhatian pengunjung. Umumnya berasal dari Jerman, Swiss, Rusia, Polandia, Perancis, dan Cina.
Kelima perusahaan nasional yang mengikuti Aero Expo Friedrichshafen 2019, tergabung dalam beberapa asosisasi, antara lain Indonesia Aircraft Maintenance Services Association (IAMSA), Indonesia Aeronautical Engineering Center (IAEC), Indonesia Aircraft Component Manufacturer Association (INACOM). Asosiasi-asosiasi ini membentuk ekosistem industri dirgantara tanah air.
Melalui keikutsertaan di pameran ini, diyakini jejaring UMKM industri dirgantara Indonesia dengan pelaku di Eropa semakin luas dan meningkat.
Hal senada diungkapkan Direktur Utama MMF yang juga Ketua Umum IAMSA, Rowin H. Mangkusubroto. Rowin yang mengapresiasi inisiatif KBRI Berlin mengajak ikut pameran. “Ini pertama kali bagi kami ikut pameran dirgantara di Jerman. Dari sini kami bisa mengenalkan bahwa Indonesia memiliki ekosistem penerbangan yang sudah berkembang, dan kami juga bisa memperluas jejaring ke Eropa,” ujarnya.
Dikatakan bisnis dirgantara di Asia saat ini melejit pesat. Dari pameran ini diketahui peluang yang bisa dikembangkan. Bidang MRO training maupun drones cukup potensial bagi pasar Jerman maupun Eropa.
Aero Expo Friedrichshafen adalah pameran industri dirgantara yang setiap tahunnya menarik perhatian 35.000 pengunjung yang berasal dari 60 negara. Sekitar 700 peserta pameran yang berasal dari 40 negara hadir dalam pameran 2019 ini.
(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar