Mahasiswa Indonesia Terima Penghargaan di Paris
News ID: 194739
London (ANTARA) -
Dua putra terbaik Indonesia, Maria Ulfa dan I Dewa Made Fredika Saptanaya meraih prestasi membanggakan menerima Penghargaan Mahar Schützenberger diberikan Association Franco-Indonésienne pour le Développement des Sciences (AFIDES) bertempat di Balai Budaya KBRI Paris, pada hari Kamis, (25/4).
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Paris, Prof. Warsito kepada Antara London, Jumat mengatakan Penghargaan Mahar Schützenberger adalah penghargaan diberikan kepada peneliti muda Indonesia yang menyusun disertasi di Prancis sebagai imbalan atas kualitas penelitian ilmiah. Pemberian penghargaan tersebut diadakan setiap tahun sejak 1991 membantu pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Maria Ulfa melakukan penelitian di bidang Kimia dengan tema sel fotovoltaik dengan perovskit merupakan jenis sel fotovoltaik yang terdiri dari unsur kimia yang memiliki struktur perovskit, biasanya menggunakan bahan timbal atau timah sebabagi lapisan aktifnya. Maria Ulfa menyelesaikan studi Doktor nya di Universite Pierre et Marie Curie, Paris. Sedangkan I Dewa Made Fredika Septanaya melakukan penelitian tentang perubahan penawaran perumahan di kota besar yang semakin sulit didapatkan.
Made melakukan penelitian dengan objek kebutuhan perumahan di Jakarta dan Surabaya, dengan menggambarkan ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan perumahan di dua wilayah metropolitan tersebut. Made menyelesaikan program doktor bidang Geografi Urban di Universite Paris Sorbonne, Paris.
Presiden AFIDES Ibu Hélène Schützenberger menyampaikan selamat kepada dua peneliti Indonesia dan berharap dapat bermanfaat bagi pembangunan di Indonesia, dan meminta keduanya tetap berkarya setelah kembali ke tanah air nanti.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Paris, Prof. Warsito secara khusus kepada penerima penghargaan juga menyampaikan selamat dan berpesan agar pemberian penghargaan ini bukan sebagai akhir dari prestasi tetapi justru sebagai awal berkarya untuk bangsa dan negara Indonesia. Kepada para pelajar yang turut hadir di acara tersebut, Atdikbud berpesan agar kedua peneliti tersebut menjadi tauladan bagi lainnya untuk terus berkarya.
Sementara itu KUAI KBRI Paris, Agung Kurniadi, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas nama KBRI Paris kepada AFIDES konsisten memberikan penghargaan kepada peneliti terbaik Indonesia yang tiap tahun menyelesaikan program doktor di Perancis.
Kegiatan pemberian penghargaan ini, disaksikan sekitar 100 undangan, di antaranya para pembimbing peneliti menerima penghargaan, para pimpinan AFIDES, para juri, pimpinan KBRI Paris, perwakilan pelajar/ mahasiswa Indonesia, dan pihak terkait. Kegiatan tersebut juga diselingi dengan tarian tradisional Indonesia sebagai bentuk promosi seni dan budaya Indonesia.(ZG)
Dua putra terbaik Indonesia, Maria Ulfa dan I Dewa Made Fredika Saptanaya meraih prestasi membanggakan menerima Penghargaan Mahar Schützenberger diberikan Association Franco-Indonésienne pour le Développement des Sciences (AFIDES) bertempat di Balai Budaya KBRI Paris, pada hari Kamis, (25/4).
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Paris, Prof. Warsito kepada Antara London, Jumat mengatakan Penghargaan Mahar Schützenberger adalah penghargaan diberikan kepada peneliti muda Indonesia yang menyusun disertasi di Prancis sebagai imbalan atas kualitas penelitian ilmiah. Pemberian penghargaan tersebut diadakan setiap tahun sejak 1991 membantu pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Maria Ulfa melakukan penelitian di bidang Kimia dengan tema sel fotovoltaik dengan perovskit merupakan jenis sel fotovoltaik yang terdiri dari unsur kimia yang memiliki struktur perovskit, biasanya menggunakan bahan timbal atau timah sebabagi lapisan aktifnya. Maria Ulfa menyelesaikan studi Doktor nya di Universite Pierre et Marie Curie, Paris. Sedangkan I Dewa Made Fredika Septanaya melakukan penelitian tentang perubahan penawaran perumahan di kota besar yang semakin sulit didapatkan.
Made melakukan penelitian dengan objek kebutuhan perumahan di Jakarta dan Surabaya, dengan menggambarkan ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan perumahan di dua wilayah metropolitan tersebut. Made menyelesaikan program doktor bidang Geografi Urban di Universite Paris Sorbonne, Paris.
Presiden AFIDES Ibu Hélène Schützenberger menyampaikan selamat kepada dua peneliti Indonesia dan berharap dapat bermanfaat bagi pembangunan di Indonesia, dan meminta keduanya tetap berkarya setelah kembali ke tanah air nanti.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Paris, Prof. Warsito secara khusus kepada penerima penghargaan juga menyampaikan selamat dan berpesan agar pemberian penghargaan ini bukan sebagai akhir dari prestasi tetapi justru sebagai awal berkarya untuk bangsa dan negara Indonesia. Kepada para pelajar yang turut hadir di acara tersebut, Atdikbud berpesan agar kedua peneliti tersebut menjadi tauladan bagi lainnya untuk terus berkarya.
Sementara itu KUAI KBRI Paris, Agung Kurniadi, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas nama KBRI Paris kepada AFIDES konsisten memberikan penghargaan kepada peneliti terbaik Indonesia yang tiap tahun menyelesaikan program doktor di Perancis.
Kegiatan pemberian penghargaan ini, disaksikan sekitar 100 undangan, di antaranya para pembimbing peneliti menerima penghargaan, para pimpinan AFIDES, para juri, pimpinan KBRI Paris, perwakilan pelajar/ mahasiswa Indonesia, dan pihak terkait. Kegiatan tersebut juga diselingi dengan tarian tradisional Indonesia sebagai bentuk promosi seni dan budaya Indonesia.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar