Membedah Fakta dan Mitos Sawit di Parlemen Eropa
News ID: 162286
London (ANTARA) - KBRI Brussel, kembali menyuarakan aspirasi mengenai sawit lestari (sustainable palm oil) dalam dialog dengan tema “Palm Oil Free: Facts, Fiction, and Misleading Claims” di kantor Pusat Parlemen Eropa, menjelang kunjungan Menko Perekonomian RI ke Brussel pada 8 – 9 April mendatang.
Dialog ini juga meng-highlight adanya perbedaan pandangan di Eropa mengenai sawit sekaligus mengapresiasi upaya bersama untuk mempromosikan sawit lestari, termasuk oleh Indonesia.
Dialog yang dibuka anggota Parlemen Eropa dari Komite Lingkungan Hidup, Alberto Cirio bertujuan membahas sekaligus membahas berbagai fakta, mitos dan klaim (yang secara ilmiah) tidak berdasar, sebagai bagian upaya kampanye negatif meluas terhadap sawit yang terjadi di berbagai negara Eropa.
Cirio menyampaikan, bawah disayangkan masih banyak misleading claims terhadap sawit yang pada akhirnya mempengaruhi persepsi masyarakat Eropa terhadap komoditi penting ini”.
Perwakilan KBRI Brussel, Andi Sparringa, menegaskan “sweeping negative claims” (sawit) oleh Eropa tidak diimbangi dengan perkembangan positif yang dilakukan Indonesia untuk mempromosi sawit lestari.
Lebih lanjut, sebagai equal partners, Indonesia dan Uni Eropa memiliki aspirasi yang sama untuk melawan perubahan iklim sehingga perlu terus perkuat kemitraan untuk memperkuat sawit lestari berdasarkan prinsip-prinsip UN Sustainable Development Goals (SDGs).
Akademisi dari John Cabott University, Prof. Pietro Paganini mengatakan secara ilmiah, banyak tuduhan negatif (klaim) terhadap sawit yang tidak berdasar dan membingungkan bagi konsumen, terutama terkait dengan kandungan saturated fat dan deforestasi.
Dalam studinya, disebutkan belum tentu produk yang tidak mengandung sawit lebih baik dari aspek kesehatan sehingga sering klaim tersebut menjadi sekedar marketing trick. European Palm Oil Alliance, Imkje Tiesinga, menyebutkan apabila ada boikot terhadap produk sawit di Eropa, maka dapat dipastikan justru akan memperburuk deforestasi karena vegetable oils lainnya (selain sawit) justru membutuhkan areal lahan untuk produksi yang lebih banyak.
Hadir sebagai pembicara dalam dialog ini antara lain Alberto Cirio (anggota Parlemen dari Komite Lingkungan Hidup), Imkje Tiesinga (European Palm Oil Alliance), Prof. Pietro Paganini (Competere.eu), Giacomo Bandini (For Free Choice Institute), Aude Mahy (Attorney-at-law, Loyens & Loeff Brussels), dan Andi Sparringa (KBRI Brussel). Acara ini juga dihadiri berbagai anggota dan penasehat Parlemen Eropa.(ZG)
Dialog ini juga meng-highlight adanya perbedaan pandangan di Eropa mengenai sawit sekaligus mengapresiasi upaya bersama untuk mempromosikan sawit lestari, termasuk oleh Indonesia.
Dialog yang dibuka anggota Parlemen Eropa dari Komite Lingkungan Hidup, Alberto Cirio bertujuan membahas sekaligus membahas berbagai fakta, mitos dan klaim (yang secara ilmiah) tidak berdasar, sebagai bagian upaya kampanye negatif meluas terhadap sawit yang terjadi di berbagai negara Eropa.
Cirio menyampaikan, bawah disayangkan masih banyak misleading claims terhadap sawit yang pada akhirnya mempengaruhi persepsi masyarakat Eropa terhadap komoditi penting ini”.
Perwakilan KBRI Brussel, Andi Sparringa, menegaskan “sweeping negative claims” (sawit) oleh Eropa tidak diimbangi dengan perkembangan positif yang dilakukan Indonesia untuk mempromosi sawit lestari.
Lebih lanjut, sebagai equal partners, Indonesia dan Uni Eropa memiliki aspirasi yang sama untuk melawan perubahan iklim sehingga perlu terus perkuat kemitraan untuk memperkuat sawit lestari berdasarkan prinsip-prinsip UN Sustainable Development Goals (SDGs).
Akademisi dari John Cabott University, Prof. Pietro Paganini mengatakan secara ilmiah, banyak tuduhan negatif (klaim) terhadap sawit yang tidak berdasar dan membingungkan bagi konsumen, terutama terkait dengan kandungan saturated fat dan deforestasi.
Dalam studinya, disebutkan belum tentu produk yang tidak mengandung sawit lebih baik dari aspek kesehatan sehingga sering klaim tersebut menjadi sekedar marketing trick. European Palm Oil Alliance, Imkje Tiesinga, menyebutkan apabila ada boikot terhadap produk sawit di Eropa, maka dapat dipastikan justru akan memperburuk deforestasi karena vegetable oils lainnya (selain sawit) justru membutuhkan areal lahan untuk produksi yang lebih banyak.
Hadir sebagai pembicara dalam dialog ini antara lain Alberto Cirio (anggota Parlemen dari Komite Lingkungan Hidup), Imkje Tiesinga (European Palm Oil Alliance), Prof. Pietro Paganini (Competere.eu), Giacomo Bandini (For Free Choice Institute), Aude Mahy (Attorney-at-law, Loyens & Loeff Brussels), dan Andi Sparringa (KBRI Brussel). Acara ini juga dihadiri berbagai anggota dan penasehat Parlemen Eropa.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar