Napak Tilas di Bumi Para Nabi
News ID: 198356
London (ANTARA) - Napak Tilas di Bumi Para Nabi
Sebelum bus berangkat dari hotel tempat rombongan menginap selama di Kairo, tour guide yang berasal dari Mesir yang pandai berbahasa Indonesia pun mengajak semua rombongan dalam Cheria Halal Holiday periode April ketiga negara yaitu Kairo di Mesir, Palestina di Israel serta Petra di Jordan - berdoa bersama-sama agar selama perjalanan berjalanan lacar dan tidak ada halangan apapun. Thanks
Dengan wisata yang bertema “Napak Tilas di Bumi Para Nabi,” yang diikuti sekitar 40 peserta yang berasal dari berbagai kalangan dan daerah itu pun berdoa dipimpin langsung oleh Ahmed Abdelnasser. Usai berdoa pria yang pernah belajar bahasa Indonesia dari pusat bahasa di KBRI Kairo pun dengan singkat bercerita tempat yang akan dikunjungi.
Peserta tur kali ini datang dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bandung. Malang, Surabaya, Kalimantan dan Sulawesi, ujar pak Sumarna , wakil dari Cheria Halal Holiday kepada Antara London, yang ikut dalam wisata ziarah ke makam para nabi.
Wisata yang bertujuan untuk menapak tilas di bumi para nabi itupun dimulai dengan mengunjungi makam Abu Abdullah Muhammad bin Idris al Shafii yaitu seorang mufti besar Suni Islam yang juga pendiri mazhab Syafii dimana disebutkan masyarakat muslim Indonesia bermazhabkan Syaffi. Masyarakat Indonesia umumnya menganut mazhab Syaffi, ujar Ahmed.
Makam yang berada di komplek mesjid yang berada di pemukiman padat dan pasar khas kota Mesir itupun, Ahmed bercerita mengenai makam Abu Abdullah Muhammad bin Idris al Shafii yang berada di dalam mesjid di tengah-tengah pemukiman yang penuh sesak.
“Sayang sekali makam para Nabi berada di sekitar perkampungan sangat kumuh,” ujar Imam Pratikno salah seorang peserta tur dari Jakarta kepada Antara London menambahkan bahwa sampah terdapat dimana-mana. Padahal Islam mengajarkan kebersihan adalah sebagai bagian dari iman.
Sementara itu Chichi Destina yang mengikuti tur bersama ibunda Rifna Boestaman yang berusia 79 tahun dan sang kakak lelaki Ferry bersama sang istri Lina Sari mengakui perjalanan tour berjalan lancar dan cukup menyenangkan, selain berlibur wisata kali ini juga diikuti dengan beribadah.
Menurut Chichi, tour
mengunjungi masjid-mesjid dan berziarah ke makam sahabat nabi, juga makam para rasul sangat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan tentunya.
“Tidak terbayang sebelum bisa berkunjung ke masjid Al Aqso, salah satu perintah Allah adalah mengunjungi tiga mesjid dan sekaligus bisa melaksanakan sholat seperti Mesjid Nabawi, Al Haram dan mesjid Al Aqsa.
Menurut Chichi, tujuan utama mengikuti wisata religi adalah menemani sang ibunda yang ingin melihat dan mengunjungi tiga mesjid. “Walaupun ada rasa khawatir dan was-was apakah bisa menjalani ini semua mengingat usia ibu kami sudah mencapai 79 tahun dan keterbatasan kondisi kesehatannya.
Diakuinya di Mesir banyak mesjid yang bagus begitu juga dengan arsitkturnya, sayangnya kondisi lingkungan yang kurang bersih dan tidak terawat.
Sementara itu Sartisa yang bekerja di salah satu bank di Jakarta juga mengajak sang bunda mengikuti wisata “Napak Tilas di Bumi Para Nabi,” sebagai hadiah ulang tahun sang ibunda. “Saya mendapat informasi mengenai wisata ini ini dari sosme,” ujar Sartisa.
Hal yang sama juga disampaikan Ismet Inono dan istri Yayuk mendapat informasi tentang tour Napak Tilas di Bumi Para Nabi dari sosmed.Sudah sejak lama saya ingin mengajak istri untuk menikmati liburan,”ujar Ismet Inono yang pernah bertugas di Bank Indonesia London yang selama bertugas ke luar negeri jarang mengajak sang istri.
Dikatakannya meskipun harus menempu perjalanan dengan bus sekitar tiga sampai lima jam namun berlibur bersama istri sang tercinta sudah menjadi keinginannya setelah pensiun.
Peserta tur kali ini juga diikuti selain pensiunan dan pegawai swasta dan bank itu juga pengusaha muda dan kaum pria yang memang senang berpetualang dan ibu-ibu dan keluarga muda.
Berwisata ke luar negeri bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi kebutuhan seperti halnya orang Eropa, apalagi dengan adanya wisata halal yang semakin populer. “Paling tidak kami tidak merasa was-was dengan makanan,” ujar Ernawati.
Peluang dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat Indonesia berwisata ke luar negeri semakin terbuka luas, apalagi dengan adanya keperdulian dari Pemerintah khususnya dari Kementerian Pariwisata akan wisata dengan kebutuhan khusus seperti makanan halal. Tidak heran banyak pengusaha di tanah air yang melirik bisnis wisata religi dengan mengunjungi berbagai obyek wisata yang berkaitan dengan keagamaan seperti wisata Napak Tilas di Bumi Para Nabi.
Peserta wisata religi diajak berkunjung dari mesjid ke mesjid bersejarah seperti di Mesir yang dikenal dengan mesjid Al Emam Al Hussain merupakan cucu nabi Muhammad Saw dan berkunjung ke Mesjid Al Azhar, yang sangat terkenal dengan universitas dimana banyak mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan. Selain itu berkunjung ke Museum Egyptian terdapat mummi yang diyakini salah satunya adalah mumi Firhaun.
Selain itu peserta tur diajak mengunjungi pyramid yang merupakan kuburan Raja dibangun seratus ribu pekerja serta patung Sphinx berbentuk singa berkepala manusia.Selama di Mesir, peserta tur diajak ke kota Alexandria dimana terdapat makam Nabi Daniyal dan Lukman Hakim serta mesjid dan maqam Mursi Abu Abbas serta maqam Imam Busiri merupakan sahabat Rasulullah saw.
Sebelum melanjutkan tur ke Palestina, peserta tur berkunjung ke Gunung Sinai yang diyakini sebagai tempat Nabi Musa menerima perintah dari Allah serta biara St Catherine dimana Nabi Muhammad membantu seorang biarawati.
Setelah menginap semalam di St. Catherine peserta tur pun melanjutkan perjalanan menuju Palestina melalui Terusan Suez memisahkan Benua Asia dan Afrika dan sebagai sumber devisa negara Mesir dengan melewati Terowongan Ahmad Hamdi dan melewati ‘Uyun Musa yang merupakan 12 sumur air Nabi Musa serta Laut Merah.
Wisata religi menatap tilas bumi para nabi ini juga berkunjung ke Makam Nabi Harun dan Makam Nabi Sholeh.
Sebelum melanjutkan wisata ke Palestina, rombongan pun bermalam di kota Taba daerah perbatasan antara Mesir dan Israel yang hanya berjarak hanya beberapa ratus meter. Di wilayah Israel peserta wisata disambut guide dari Palestina yang memang setiap negara memiliki guide berbeda. “Sudah menjadi aturan harus mengunakan guide lokal,” ujar pak Nana, demikian peserta wisata menyapa Sumarna yang diutus Cheria menemani peserta selama perjalanan menapak tilas bumi para Nabi.
Sepanjang perjalanan karena selalu makan dan sholat sama-sama dan juga photo bersama membuat peserta menjadi akrab satu sama lain bagaikan saudara. Setalah tur kita tetap berkomunikasi di What-app grup nya ya, ujar salah satu peserta yang disetujui seluruh peserta kalo boleh nanti kita bisa buat reuni Mesir. (ZG)
Sebelum bus berangkat dari hotel tempat rombongan menginap selama di Kairo, tour guide yang berasal dari Mesir yang pandai berbahasa Indonesia pun mengajak semua rombongan dalam Cheria Halal Holiday periode April ketiga negara yaitu Kairo di Mesir, Palestina di Israel serta Petra di Jordan - berdoa bersama-sama agar selama perjalanan berjalanan lacar dan tidak ada halangan apapun. Thanks
Dengan wisata yang bertema “Napak Tilas di Bumi Para Nabi,” yang diikuti sekitar 40 peserta yang berasal dari berbagai kalangan dan daerah itu pun berdoa dipimpin langsung oleh Ahmed Abdelnasser. Usai berdoa pria yang pernah belajar bahasa Indonesia dari pusat bahasa di KBRI Kairo pun dengan singkat bercerita tempat yang akan dikunjungi.
Peserta tur kali ini datang dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bandung. Malang, Surabaya, Kalimantan dan Sulawesi, ujar pak Sumarna , wakil dari Cheria Halal Holiday kepada Antara London, yang ikut dalam wisata ziarah ke makam para nabi.
Wisata yang bertujuan untuk menapak tilas di bumi para nabi itupun dimulai dengan mengunjungi makam Abu Abdullah Muhammad bin Idris al Shafii yaitu seorang mufti besar Suni Islam yang juga pendiri mazhab Syafii dimana disebutkan masyarakat muslim Indonesia bermazhabkan Syaffi. Masyarakat Indonesia umumnya menganut mazhab Syaffi, ujar Ahmed.
Makam yang berada di komplek mesjid yang berada di pemukiman padat dan pasar khas kota Mesir itupun, Ahmed bercerita mengenai makam Abu Abdullah Muhammad bin Idris al Shafii yang berada di dalam mesjid di tengah-tengah pemukiman yang penuh sesak.
“Sayang sekali makam para Nabi berada di sekitar perkampungan sangat kumuh,” ujar Imam Pratikno salah seorang peserta tur dari Jakarta kepada Antara London menambahkan bahwa sampah terdapat dimana-mana. Padahal Islam mengajarkan kebersihan adalah sebagai bagian dari iman.
Sementara itu Chichi Destina yang mengikuti tur bersama ibunda Rifna Boestaman yang berusia 79 tahun dan sang kakak lelaki Ferry bersama sang istri Lina Sari mengakui perjalanan tour berjalan lancar dan cukup menyenangkan, selain berlibur wisata kali ini juga diikuti dengan beribadah.
Menurut Chichi, tour
mengunjungi masjid-mesjid dan berziarah ke makam sahabat nabi, juga makam para rasul sangat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan tentunya.
“Tidak terbayang sebelum bisa berkunjung ke masjid Al Aqso, salah satu perintah Allah adalah mengunjungi tiga mesjid dan sekaligus bisa melaksanakan sholat seperti Mesjid Nabawi, Al Haram dan mesjid Al Aqsa.
Menurut Chichi, tujuan utama mengikuti wisata religi adalah menemani sang ibunda yang ingin melihat dan mengunjungi tiga mesjid. “Walaupun ada rasa khawatir dan was-was apakah bisa menjalani ini semua mengingat usia ibu kami sudah mencapai 79 tahun dan keterbatasan kondisi kesehatannya.
Diakuinya di Mesir banyak mesjid yang bagus begitu juga dengan arsitkturnya, sayangnya kondisi lingkungan yang kurang bersih dan tidak terawat.
Sementara itu Sartisa yang bekerja di salah satu bank di Jakarta juga mengajak sang bunda mengikuti wisata “Napak Tilas di Bumi Para Nabi,” sebagai hadiah ulang tahun sang ibunda. “Saya mendapat informasi mengenai wisata ini ini dari sosme,” ujar Sartisa.
Hal yang sama juga disampaikan Ismet Inono dan istri Yayuk mendapat informasi tentang tour Napak Tilas di Bumi Para Nabi dari sosmed.Sudah sejak lama saya ingin mengajak istri untuk menikmati liburan,”ujar Ismet Inono yang pernah bertugas di Bank Indonesia London yang selama bertugas ke luar negeri jarang mengajak sang istri.
Dikatakannya meskipun harus menempu perjalanan dengan bus sekitar tiga sampai lima jam namun berlibur bersama istri sang tercinta sudah menjadi keinginannya setelah pensiun.
Peserta tur kali ini juga diikuti selain pensiunan dan pegawai swasta dan bank itu juga pengusaha muda dan kaum pria yang memang senang berpetualang dan ibu-ibu dan keluarga muda.
Berwisata ke luar negeri bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi kebutuhan seperti halnya orang Eropa, apalagi dengan adanya wisata halal yang semakin populer. “Paling tidak kami tidak merasa was-was dengan makanan,” ujar Ernawati.
Peluang dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat Indonesia berwisata ke luar negeri semakin terbuka luas, apalagi dengan adanya keperdulian dari Pemerintah khususnya dari Kementerian Pariwisata akan wisata dengan kebutuhan khusus seperti makanan halal. Tidak heran banyak pengusaha di tanah air yang melirik bisnis wisata religi dengan mengunjungi berbagai obyek wisata yang berkaitan dengan keagamaan seperti wisata Napak Tilas di Bumi Para Nabi.
Peserta wisata religi diajak berkunjung dari mesjid ke mesjid bersejarah seperti di Mesir yang dikenal dengan mesjid Al Emam Al Hussain merupakan cucu nabi Muhammad Saw dan berkunjung ke Mesjid Al Azhar, yang sangat terkenal dengan universitas dimana banyak mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan. Selain itu berkunjung ke Museum Egyptian terdapat mummi yang diyakini salah satunya adalah mumi Firhaun.
Selain itu peserta tur diajak mengunjungi pyramid yang merupakan kuburan Raja dibangun seratus ribu pekerja serta patung Sphinx berbentuk singa berkepala manusia.Selama di Mesir, peserta tur diajak ke kota Alexandria dimana terdapat makam Nabi Daniyal dan Lukman Hakim serta mesjid dan maqam Mursi Abu Abbas serta maqam Imam Busiri merupakan sahabat Rasulullah saw.
Sebelum melanjutkan tur ke Palestina, peserta tur berkunjung ke Gunung Sinai yang diyakini sebagai tempat Nabi Musa menerima perintah dari Allah serta biara St Catherine dimana Nabi Muhammad membantu seorang biarawati.
Setelah menginap semalam di St. Catherine peserta tur pun melanjutkan perjalanan menuju Palestina melalui Terusan Suez memisahkan Benua Asia dan Afrika dan sebagai sumber devisa negara Mesir dengan melewati Terowongan Ahmad Hamdi dan melewati ‘Uyun Musa yang merupakan 12 sumur air Nabi Musa serta Laut Merah.
Wisata religi menatap tilas bumi para nabi ini juga berkunjung ke Makam Nabi Harun dan Makam Nabi Sholeh.
Sebelum melanjutkan wisata ke Palestina, rombongan pun bermalam di kota Taba daerah perbatasan antara Mesir dan Israel yang hanya berjarak hanya beberapa ratus meter. Di wilayah Israel peserta wisata disambut guide dari Palestina yang memang setiap negara memiliki guide berbeda. “Sudah menjadi aturan harus mengunakan guide lokal,” ujar pak Nana, demikian peserta wisata menyapa Sumarna yang diutus Cheria menemani peserta selama perjalanan menapak tilas bumi para Nabi.
Sepanjang perjalanan karena selalu makan dan sholat sama-sama dan juga photo bersama membuat peserta menjadi akrab satu sama lain bagaikan saudara. Setalah tur kita tetap berkomunikasi di What-app grup nya ya, ujar salah satu peserta yang disetujui seluruh peserta kalo boleh nanti kita bisa buat reuni Mesir. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar