London (ANTARA) - Sekitar 250 WNI di Belanda pendukung pasangan calon Presiden nomor urut 01 pada Pemilu 2019 yang tergabung dalam komunitas PAIJO (Eropa Pilih Jokowi)PAIMIN (Eropa Pilih Amin) berkumpul di Museumplein, Amsterdam melakukan flashmob yang dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, doa bersama dipimpin Niyati Putri Mursidi dan pembacaan pernyataan sikap menolak tindakan rasisme dan anti keberagaman. Koordinator Flashmob PAIJO-PAIMIN: Eropa Pilih Jokowi - Eropa Pilih Amin, Evelyn Silitonga kepada Antara London, Senin mengatakan cuaca pagi Minggu di Amsterdam yang mendung dan berangin tidak menghalangi niat para PAIJO dan PAIMIN, pendukung pasangan calon nomor urut 01, yang datang dari segala penjuru Belanda untuk berkumpul di halaman pelataran Museumplein Amsterdam. Pada siang harinya, cuaca menjadi semakin bersahabat, langit biru dan cerah tak lagi mendung membuat para peserta semakin bersemangat dalam melakukan flashmob. Mereka kompak menggunakan setelan baju atasan putih, jilbab putih bagi yang berjilbab, dan bawahan celana jeans, dipadukan dengan pernak-pernik peunutup kepala khas Indonesia seperti udeng, blangkon, dan songkok serta kain khas Nusantara seperti batik, sarung tenun ikat, dan ulos. Wahyu Koen, salah seorang anggota jamaah sekaligus aktivis Masjid Indonesia Al-Hikmah Amsterdam membacakan pernyataan sikap tersebut. Pernyataan sikap ini disambut dengan deklarasi para peserta flashmob dan penyalaan lilin di atas bunga mawar merah putih sebagai simbolisasi penolakan terhadap tindakan rasisme dan terhadap indoktrinisasi rasisme dalam proses demokrasi di Indonesia. Kutipan pernyataan sikap PAIJO-PAIMIN dalam acara tersebut disampaikan keprihatinan terhadap seluruh rentetan peristiwa tindak rasisme dan anti keberagaman di Selandia Baru, Filipina dan Inggris yang membuat semakin mengemukanya dan menguatnya prasangkaprasangka yang bermuara pada tindakan rasisme dan anti keberagaman. Di mana-mana di dunia sedang dilanda kebangkitan primordialisme, kebangkitan pribumiisme, kebangkitan rasa menjadi yang paling murni dan yang paling berhak dibanding yang lain. Yang lebih memprihatinkan adalah dibawanya rasisme secara sengaja oleh politikus-politikus ke dalam diskursus publik, ke dalam ruang-ruang demokrasi. Oleh karena itu, komunitas Warga Negara Republik Indonesia yang tergabung dalam PAIJOPAIMIN, mengutuk keras dan menyatakan sikap menentang rasisme dan anti keberagaman, tidak hanya terhadap tindakannya, namun juga indoktrinasinya yang diusung oleh para politikus ke dalam ruang publik. Dalam konteks Pemilu 2019, kami mengambil aksi nyata tidak memilih calon-calon yang diusung dan didukung oleh komponen-komponen rasis dan anti keberagaman. Sudah saatnya politik yang menggunakan rasisme kita Tenggelamkan bersama-sama!!!” Acara yang digagas Lestari Wiji dan Evelyn Silitonga ini, dua aktivis yang memimpin dua organisasi relawan Jokowi yang berbeda, akhirnya menjadi daya tarik tersendiri bagi turis pengunjung Museumplein. Secara bergerombol turis menyaksikan, mendokumentasikan dan bahkan turut berjoget dengan iringan lagu-lagu Pilih Jokowi, Meraih Kemenangan dan dipuncaki dengan Goyang Jempol karya Marzuki Muhammad atau biasa dikenal dengan nama Kill the DJ. Para penggagas berharap acara tersebut dapat beresonansi tidak hanya di Eropa, namun juga ke negara-negara lain, khususnya Indonesia, melalui unggahan masif ke semua platform media sosial populer (misalnya, Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp). Mereka juga optimis kegiatan flashmob PAIJO-PAIMIN ini mampu menghimpun WNI di Belanda untuk berada di garda terdepan dalam hal berpolitik secara riang gembira dan berpesta demokrasi dengan merayakan keberagaman penuh sukacita. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar