London (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, melihat produk makanan halal, kopi dan baju Muslim sangat potensial dipasarkan di Dagestan, selain itu produk Indonesia juga bisa masuk ke wilayah Kaukasia Rusia lainnya seperti Chechnya dan negara tetangga, seperti Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan serta Kyrgystan. Kepala Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, Adiguna Wijaya kepada Antara London, menyebutkan dalam kunjungan kerja ke Dagestan, Dubes Wahid Supriyadi, meliat barang-barang produk Indonesia sangat didambakan di Dagestan. Sayangnya, setelah melakukan blusukan ke pasar tradisional setempat, tidak ditemukan satu pun produk Indonesia seperti mie instant, sambal, kecap, kopi maupun yang lainnya. “Saya melihat produk makanan halal, kopi dan baju Muslim sangat potensial dipasarkan di Dagestan. Melalui Dagestan, produk-produk tersebut dapat masuk ke wilayah Kaukasia Rusia lainnya seperti Chechnya dan bahkan ke negara tetangga, seperti Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan, Kyrgystan maupun lainnya” ujar Dubes Wahid. Dubes Wahid yang menghubungi beberapa pengusaha ternama di Indonesia menyatakan minatnya untuk menjajaki bisnis di Dagestan. Tahap awal akan dimulai dengan keterlibatan 11 pengusaha Indonesia pada acara Kazan Summit, di Republik Tatarstan yang mayoritas penduduknya beragama Islam pada tanggal 24-26 April mendatang. Diharapkan delegasi dari Dagestan juga akan hadir yang dipimpin Menteri Ekonomi dan Pembangunan Wilayah Republik Dagestan, Osman Khasbulatov. Selama berada di tanah kelahiran Khabib Nurmagomedov, juara dunia kelas ringan Ultimate Fighter Championship (UFC) ini, Dubes Wahid bertemu dengan Kepala Pemerintahan Dagestan, Artyom Zdunov beserta jajarannya, Presiden Kamar Dagang dan Industri Republik Dagestan, Badrutin Magomedov, serta lebih dari 66 pelaku bisnis setempat.Pengembangan kerja sama ekonomi, perdagangan dan pariwisata menjadi fokus utama pembicaraan. Kedua belah pihak mencatat hubungan dan kerja sama ekonomi, khususnya perdagangan Indonesia dengan Dagestan secara umum belum tergarap. Potensi yang dimiliki kedua pihak sangat besar dan diperlukan upaya pengembangan kerja sama yang tidak hanya dapat meningkatkan nilai perdagangan Indonesia dengan Dagestan, tetapi juga Indonesia dengan Rusia secara keseluruhan. Nilai perdagangan Indonesia-Dagestan tahun 2017 tercatat baru hanya sebesar USD 267 ribu yang mayoritas adalah ekspor minyak kelapa sawit dari Indonesia. Sementara itu, nilai perdagangan Indonesia dengan Rusia tahun 2017 secara keseluruhan sebesar USD 3,2 milyar. Artyom Zdunov berharap rencana pembangunan Koridor Utara-Selatan Rusia dapat menjadikan wilayah tersebut sebagai hub perdagangan Rusia-Indonesia. Bahkan dengan infrastruktur, pengiriman barang (shipping) dari Indonesia dapat menjangkau pelabuhan di kota Makhachkala hanya dalam waktu 25 hari termasuk proses pelabuhan. Waktu tempuh ini jauh lebih cepat dibanding melalui pelabuhan Saint Petersburg yang mencapai 45 hari. Kurangnya informasi mengenai peluang dan potensi kerja sama menjadi salah satu tantangan yang dihadapi. Oleh karena itu kedua pihak memandang penting adanya diseminasi informasi untuk saling mengenal dan mengetahui satu sama lainnya. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah merajut kontak dan jejaring (networking) antar pelaku bisnis, media dan masyarakat, seperti pertemuan dan saling kunjung. Dubes Wahid juga memberikan beberapa contoh produk Indonesia, seperti berbagai bumbu masak, seasoning, mie instant, kopi, dan teh kepada KADIN setempat. Republik Dagestan adalah salah satu negara bagian Federasi Rusia di kawasan Kaukasia Utara yang berbatasan dengan Chechnya (Rusia), Azerbaijan dan Georgia. Republik Dagestan dengan ibukotanya Makhachkala, memiliki kontur wilayah yang berbukit dan pegunungan serta kawasan pantai menghadap Laut Kaspia, dengan total luas wilayah sekitar 50.270 km persegi. Republik Dagestan dengan populasi penduduk sekitar tiga juta orang merupakan salah satu wilayah di Federasi Rusia yang memiliki tingkat keberagaman etnis dan budaya yang sangat tinggi. Sekitar 95 persen masyarakat Dagestan beragama Islam. Pertama kalinya Islam masuk ke Rusia melalui kota Derbent di Dagestan yang berjarak sekitar 170 kilometer dari Makhachkala, pada tahun 642 atau 10 tahun setelah Nabi Muhammad SAW wafat. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar