Negara ASEAN belajar industri berteknologi dari Swedia
News ID: 195179
London (ANTARA) -
Dutabesar Indonesia untuk Kerajaan Swedia merangkap Republik Latvia, Bagas Hapsoro mengatakan Swedia unggul dalam industri berteknologi tinggi dan ASEAN mau belajar dari Swedia.
Hal itu disampaikan Dubes Bagas Hapsoro dalam Pertemuan Bersama (Joint Courtesy Call) Dubes negara anggota ASEAN yang berkedudukan di Stockholm dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri Swedia, YM. Ann Linde di Kementerian Luar Negeri Swedia, Kamis ( 25/4).Fungsi
Pensosbud KBRI Stockholm, Fajar Primananda kepada Antara London, Jumat mengatakan Indonesia pada periode Januari-Juni 2019, tengah memimpin (Chairing) Komite Negara-Negara ASEAN berkedudukan di Stockholm.
Pertemuan Bersama Dubes-Dubes negara ASEAN di Stockholm dengan Menteri Ann Linde merupakan gagasan Indonesia, dimana negara-negara ASEAN dipandang penting untuk bertemu dengan Menteri-Menteri kunci dalam Pemerintahan Swedia yang baru terbentuk Januari lalu.
Lebih lanjut Dubes Bagas Hapsoro mengatakan Swedia juga memainkan peran penting dalam perekonomian di Uni Eropa dan sebagai salah satu pionir dalam mendukung perdagangan bebas dan adil (free and fair trade).
Sementara itu Menteri Linde menyatakan, dalam memajukan perekonomian, Swedia berpegang pada konsep triple helix, yaitu kerja sama erat sektor akademisi, swasta, dan Pemerintah. “Swedia juga memiliki tingkat transparansi, kebebasan berpendapat, dan penegakan hukum yang tinggi. Hal-hal tersebut yang menjadikan Swedia menjadi negara yang mampu mendorong konsep free and fair trade ,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, juga disepakati konektivitas adalah kunci dari semakin meningkatnya hubungan baik ASEAN dan Swedia. "Yang harus diperhatikan tidak hanya infrastruktur, tapi juga software yang mencakup payung hukum dan regulasi agar pergerakan barang, jasa, modal, dan tenaga kerja, diantara negara ASEAN, dan hingga menuju dan dari Swedia selalu lancar.", demikian Dubes Bagas Hapsoro.(ZG)
Dutabesar Indonesia untuk Kerajaan Swedia merangkap Republik Latvia, Bagas Hapsoro mengatakan Swedia unggul dalam industri berteknologi tinggi dan ASEAN mau belajar dari Swedia.
Hal itu disampaikan Dubes Bagas Hapsoro dalam Pertemuan Bersama (Joint Courtesy Call) Dubes negara anggota ASEAN yang berkedudukan di Stockholm dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri Swedia, YM. Ann Linde di Kementerian Luar Negeri Swedia, Kamis ( 25/4).Fungsi
Pensosbud KBRI Stockholm, Fajar Primananda kepada Antara London, Jumat mengatakan Indonesia pada periode Januari-Juni 2019, tengah memimpin (Chairing) Komite Negara-Negara ASEAN berkedudukan di Stockholm.
Pertemuan Bersama Dubes-Dubes negara ASEAN di Stockholm dengan Menteri Ann Linde merupakan gagasan Indonesia, dimana negara-negara ASEAN dipandang penting untuk bertemu dengan Menteri-Menteri kunci dalam Pemerintahan Swedia yang baru terbentuk Januari lalu.
Lebih lanjut Dubes Bagas Hapsoro mengatakan Swedia juga memainkan peran penting dalam perekonomian di Uni Eropa dan sebagai salah satu pionir dalam mendukung perdagangan bebas dan adil (free and fair trade).
Sementara itu Menteri Linde menyatakan, dalam memajukan perekonomian, Swedia berpegang pada konsep triple helix, yaitu kerja sama erat sektor akademisi, swasta, dan Pemerintah. “Swedia juga memiliki tingkat transparansi, kebebasan berpendapat, dan penegakan hukum yang tinggi. Hal-hal tersebut yang menjadikan Swedia menjadi negara yang mampu mendorong konsep free and fair trade ,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, juga disepakati konektivitas adalah kunci dari semakin meningkatnya hubungan baik ASEAN dan Swedia. "Yang harus diperhatikan tidak hanya infrastruktur, tapi juga software yang mencakup payung hukum dan regulasi agar pergerakan barang, jasa, modal, dan tenaga kerja, diantara negara ASEAN, dan hingga menuju dan dari Swedia selalu lancar.", demikian Dubes Bagas Hapsoro.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar