7.000 EURO UNTUK ANAK PUTUS SEKOLAH INDONESIA
London, 27/4 (ANTARA) - Warga Indonesia dan Belgia menyumbangkan dana sebesar 7.000 Euro untuk membantu anak putus sekolah di Indonesia yang membutuhkan bantuan.
Bantuan dana untuk anak putus sekolah di Indonesia itu diperoleh dalam acara malam dana "Benefietfeest Indonesia 2009" yang merupakan acara gabungkan pagelaran kesenian dan sajian makanan Indonesia dan penggalangan dana.
Counsellor Pensosbud Diplik KBRI Brussels PLE Priatna, kepada koresponden Antara London, Senin, mengatakan acara yang digelar KBRI Brusel itu mengundang simpati dan perhatian publik Belgia.
Duta Besar RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa (UE) Nadjib Riphat mengatakan bahwa "Benefietfeest Indonesia 2009", merupakan acara penyelenggaraan Hari Dana Indonesia 2009 di kota Antwerpen, Belgia.
Ia berharap. keberhasilan pengalangan dana akan dapat membantu anak-anak Indonesia di Tanah Air untuk dapat melanjutkan pendidikannya demi masa depan bangsa. "Angka anak putus sekolah di Indonesia mencapai jumlah lebih dari 12 juta jiwa," ujarnya.
Pagelaran kesenian yang menampilkan tarian tradisional dan musik gamelan Bali dipadukan sajian kuliner khas Indonesia itu, selain memperkenalkan potret Indonesia, juga mampu menggugah warga Belgia untuk mengulurkan bantuan sekaligus mengenal lebih dekat Indonesia dengan berlibur ke Tanah Air.
Ia mengatakan, mayoritas anak di bawah usia 15 tahun terpaksa harus bekerja dan mencari nafkah karena lingkaran kemiskinan. "Realitas menyedihkan ini telah menggugah nurani dan tekad kita bersama untuk segera meringankan beban penderitaan mereka," ujar Dubes.
Acara "Benefietfeest Indonesia 2009", digelar KBRI Brussels bekerjasama dengan organisasi masyarakat Indonesia di Belgia seperti Bantuan Anak Pelajar Indonesia (BAPI) dan organisasi Asosiasi Bantu Indonesia (ABI) di Belgia.
PLE Priatna, Koordinator Fungsi Pensosbud/Diplik KBRI Brusel menjelaskan, Asosiasi Bantu Indonesia merupakan organisasi masyarakat yang digagas KBRI Brussels dengan menghimpun berbagai ormas di Belgia seperti Perki, KKI-Anwerpen dan Brussel, Bimesa, KPMI, Dewi Asia Tour and Travels, Joker Travel. Organisasi itu dibentuk tahun 2006, pasca bencana Tsunami Aceh.
Ketua Perki-Belgia Stanley Pesik, saat menyerahkan sumbangan yang disaksikan Sacha Lemmens, Ogi Adirono, Patrick Vanden Berger dan pastur Theo mengatakan bahwa dana tersebut merupakan sumbangsih warga Indonesia di Belgia, untuk anak-anak putus sekolah di Indonesia.
***5***
(T.H-ZG/B/B013/B013) 28-04-2009 00:09:04
Tidak ada komentar:
Posting Komentar