PARTAI DEMOKRAT KUASAI EROPA
Oleh Zeynita Gibbons
London, 13/4 (ANTARA)- "Pasti yang nyontreng Demokrat kemarin dapat buku SBY", terdengar suara dari ujung saat penghitungan suara dilakukan di ruang pertemuan lantai bawah gedung KBRI London yang berada di jantung kota London, Kamis malam.
Partai Demokrat di London dan juga negara Eropa lainnya seperti Swedia, Firlandia, Paris, Jerman, Italia, melaju pesat meninggalkan partai lainnya, saat penghitungan awal suara di berbagai kota di Eropa.
Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat terakhir kampanye dalam rangkaian mengadiri sidang G20 di London, membuat partai milik SBY mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia yang berada di perantauan.
Bagaimana tidak saat acara temu muka dengan masyarakat Indonesia di Kerajaan Inggris, yang digelar di Wisma Nusantara, petugas membagi bagikan buku biografi sang Presiden "Harus Bisa," Seni memimpin ala SBY dari hasil catatan Dr Dino Patti Djalal.
Tidak heran bila di London, Partai Demokrat meraih suara terbanyak dengan 65 suara dalam penghitungan pemungutan suara langsung di KBRI London yang disaksikan Dutabesar RI untuk Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia Yuri Thamrin.
Pada pemungutan suara berlangsung di gedung KBRI London, dekat Kedutaan Amerika Serikat, tercatat sebanyak 164 pemilih memberikan suara, ditambah enam orang dari 255 yang tercatat, ujar Fungsi Pensosbud KBRI London, Herry Sudrajad.
Dari hasil perhitungan suara, berada di posisi kedua Partai Keadilan Sejahtera yang memperoleh 20 suara, diikuti Partai Golkar dengan 16 suara dan Partai Demokrat Indonesia Perjuangan memperoleh 12 suara.
Di Paris, Partai Demokrat berhasil meraih suara terbanyak dengan 124 suara dalam penghitungan pemungutan suara langsung yang diadakan di KBRI Paris dari 352 pemilih telah memberikan suara.
Dari 352 suara 312 suara di antaranya sah dan 40 suara tidak sah, ujar Kusuma Habir, Fungsi Pensosbud KBRI Paris, jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih melalui pos tercatat 998 orang, ujarnya.
Untuk sementara hasil perolehan suara dalam enam partai peraih suara terbesar adalah Partai Demokrat 124 suara, Partai Keadilan Sejahtera 43 suara, Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia 38 suara, Partai Gerakan Indonesia Raya 24 suara, Partai Damai Sejahtera 22 suara dan Partai Golkar 19 suara.
Sementara itu di Roma, Italia, Partai Demokrat memimpin perolehan suara pada perhitungan suara pemilihan langsung yang menarik minat wartawan dan media masa Italia untuk meliput secara langsung di TPSLN Roma.
Dari 158 warga Indonesia yang memberikan hak suara, Partai Demokrat meraih 39 suara, diikuti Partai Keadilan Sejahtera 34 suara dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 22 suara, demikian Musurifun Lajawa, Counsellor KBRI Roma.
Dikatakannya hasil perolehan suara untuk Partai Golongan Karya 12 suara, Partai Damai Sejahtera 11 suara, PAN empat suara, Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Perjuangan Indonesia Baru masing masing tiga suara dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia dan Partai Gerakan Indonesia Raya dua suara.
Musurifun Lajawa, pejabat Penerangan KBRI Roma mengatakan meskipun masyarakat yang memberikan hak suara di TPSLN Roma tidak begitu banyak, namun mereka tampak antusias mengikuti proses pemilihan umum.
Sementara itu dari Brussel, Partai Demokrat unggul di lima besar sementara partai baru Gerindra dan Hanura naik daun dalam Pemilu yang berlangsung di KBRI Brussel.
Perhitungan sementara dari TPSLN Brussel hingga pukul 20.30, Partai Demokrat meraih 62 suara, diikuti Partai Keadilan Sejahtera yang merebut 49 suara dan PDI-P 40 suara, ujar PLE Priatna, Counsellor Pensosbud/Diplik KBRI Brussels.
Sementara Golongan Karya peroleh 28 suara. Partai Damai Sejahtera merebut 15 suara, sedangkan Partai baru Gerindra dengan 10 suara, Partai Hati Nurani Rakyat tujuh suara. Partai Amanat Rakyat dan Partai Persatuan Pembangunan masing-masing lima suara.
Dikatakannya jumlah pemilih yang terdaftar untuk Belgia dan Luksemburg sebanyak 1043 orang, sedangkan jumlah pemilih langsung hadir sebanyak 263 dan 388 orang mengunakan mekanisme surat pos.
Jumlah suara yang sah tercatat 251 dan 12 diantaranya tidak sah. Hadir dua orang saksi dari Partai Keadilan Sejahtera, Chandra Yani dan Kuni Aulia.
Begitupun di Swedia, Partai Demokrat sementara unggul dengan 49 suara disusul dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Golkar masing-masing mendapatkan sembilan suara dari 88 jumlah suara yang masuk TPSLN Stokholm.
Di Swedia tercatat 692 pemilih mulai dari Trelleborg di ujung paling selatan dekat Denmark sampai Kiruna yang berada di lingkaran Kutub Utara, ujar Dody Sembodo dari KBRI Stokholm.
Secara rinci Doddy Sembodo mengatakan bahwa dari 88 suara yang masuk Partai Damai Sejahtera meraih tiga suara. Sedangkan Partai Keadilan Sejahtera, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia serta Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia dan Partai Gerindra masing-masing dua suara.
Pesta Demokrasi yang berlangsung di jantung Balkan, Kamis berjalan dengan aman, tertib dan lancar, meskipun hanya 39 warga Indonesia yang yang berada di Bulgaria dan 11 di antaranya menyampaikan suara mereka lewat pos,
Namun dengan antusias mereka, tidak kalahnya dengan lebih dari 170 juta warga Indonesia di tanah air dan di seluruh dunia yang memilih calon legislatif dari 38 partai politik yang bertanding dalam Pemilu kali ini untuk kursi DPR.
Sekretaris Tiga Socio-Cultural, Protocol & Consular Affairs KBRI Sofia, Aditya Timoranto mengatakan, warga Indonesia di Bulgaria memilih anggota DPR dan suara mereka dihitung untuk daerah pemilihan propinsi DKI Jakarta II sebagaimana di 116 perwakilan RI lainnya.
Transpormasi
Pemerintah Jerman menyambut positif penyelenggaraan kegiatan Pemilu 2009 dan sangat simpati dengan Pemilu yang berjalan damai di Indonesia tahun 2004.
Hal itu disampaikan Dirjen Urusan Asia Pacifik, Kemlu Jerman, Dubes Hans Henning Blomeyer-Bartenstein, ujar Agus Priono, Counsellor Sosbud dan Promosi PIPP.
Dikatakannya dalam pertemuan dengan Dubes RI Berlin, Eddy Pratomo, Hans Henning Blomeyer-Bartenstein, menyampaikan Pemerintah Jerman menyambut positif penyelenggaraan kegiatan Pemilu dan mereka sangat simpati dengan pemilu yang berjalan damai di Indonesia lima tahun lalu.
Sementara itu Professor Francois Raillon, seorang pengamat politik khususnya mengenai demokrasi dan politik di Indonesia, dari EHESS Paris, mengatakan bawah sejak era demokrasi 2009, Indonesia mengalami transformasi yang hebat.
Seluruh dunia menatap Indonesia dengan penuh antusiasme, sebagai Negara muslim terbesar sekaligus Negara demokrasi terbesar ke tiga setelah Amerika Serikat dan India, ujarnya dalam forum Cafe Democratie yang digelar PPI Paris.
Prof Francois Raillon mengatakan Indonesia mendapatkan pujian yang luar biasa atas pencapaian demokrasi, dengan proses transisi yang relatif tanpa banyak hambatan.
Berbagai kekhawatiran bahwa Indonesia akan `lenyap' alias menjadi `black hole' dalam peta peradaban dunia tidak terbukti sejak runtuhnya Orde Baru.
Dikatakannya Demokrasi Indonesia yang dibangun dari kemajemukan, berjalan cukup baik diiringi dengan pelaksanaan otonomi daerah.
Namun demikian, ia melihat ada tiga kekhawatiran yang menyertai proses demokratisasi yang masih sangat muda, yakni tak kunjung sejahteranya masyarakat secara merata, aturan Pemilu yang tidak stabil serta perilaku elit politik yang terlampau menjaga kepentingannya masing-masing.
Kekecewaan terhadap proses demokrasi harus dihindari Pasca Pemilu 2009 ini, jika Indonesia tidak ingin masuk ke dalam perangkap demokrasi dan kembali berhadapan dengan persoalan konflik otonomi daerah.
Cafe Democratie diselenggarakan oleh PPI Perancis yang diikuti sekitar 50 orang pelajar Indonesia di Perancis, khususnya di Paris, bertujuan untuk membangkitkan kesadaran politik para pelajar Indonesia di Perancis menghadapi Pemilu 2009, ujar Sheika Rauf, dari PPI Paris .
Diskusi politik yang hangat di musim semi diakhir dengan alunan musik klasik dari beberapa anggota PPI Perancis yang menginterpretasikan berbagai karya composer terkenal dunia macam Bach dan Debussy.
Layaknya sebuah musik, politik pun menunjukkan irama yang banyak dipengaruhi oleh kemampuan mengorganisasi elemen-elemennya. Untuk itu, Pemilihan presiden mendatang akan sangat menentukan nasib dan masa depan bangsa Indonesia. (U-ZG)
(T.H-ZG/B/J006/B/J006) 13-04-2009 06:21:11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar