British Museum London Gelar Pertunjukkan Gamelan, Tarian Jawa
Senin, 15 Juni 2009 05:47 WIB | Hiburan | Seni/Teater/Budaya | Dibaca 276 kali
(ANTARA/Akbar Nugroho/ss/hp)London (ANTARA News) - Lebih dari 300 penonton terpukau dengan penampilan kesenian Gamelan Southbank London dan tarian Jawa yang dibawakan penari Ni Made Pujawati dalam acara malam kesenian digelar British Museum di BP Lecture Theater di akhir pekan.
Pagelaran kesenian adalah rangkaian dari pameran gamelan koleksi Sir Stamford Raffles yang tengah berlangsung di British Museum, London sejak Mei hingga Juli mendatang di gedung museum yang megah di Great Russell Street,London..
Para penonton yang sebagian besar warga Inggris itu menikmati gending gending yang dimainkan kelompok gamelan Southbank yang mengawali penampilannya dengan memperdengarkan cuplikan dari Lancaran Kebogiro.
Lancaran yang merupakan repertoire musik Jawa yang singkat biasanya digunakan untuk sebagai pembuka atau pada saat pagelaran wayang kulit saat pasukan tengah berjuang di medan perang.
Kurator British Museum untuk Departemen Asia, Jan Stuart mengatakan pagelaran kesenian gamelan adalah dalam rangkaian pameran gamelan koleksi Raffles yang pernah menetap di Indonesia tahun 1800 an..
Dikatakannya pagelaran musik gamelan dan tarian mendapat dukungan dari Kementerian Departemen Kebudayaan dan Pariwisata khususnya dari Dirjen Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI Sapta Nirwandar.
Sementara itu Dubes RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Yuri Thamrin menyampaikan penghargaannya kepada British Musuem yang memprakasai pameran dan kesenian berupa penampilan musik gamelan.
Dikatakannya pagelaran kesenian gamelan Southbank digelar British Museum bekerjasama dengan Departemen Kebudayaan Pariwisata dalam upaya membangun diplomasi dan memperkenalkan kebudayaan khususnya kesenian gamelan.
Menurut Dubes, musik gamelan adalah salah satu elemen dari warisan budaya Indonesia yang unik seperti halnya peradaban dunia.
Di Indonesia khususnya di Jawa gamelan memiliki tempat khusus dan merupakan sejarah warisan dari Kerajaan Jogyakarta dan Surakarta lebih dari seribu tahun.
Menurut Dubes, hampir 200 tahun yang lalu alat musik gamelan diserahkan ke Inggris dan dibawa Sir Thomas Stamford Raffles yang pernah menjadi Gubernur Jawa.
Penampilan gamelan mendapat sambutan penonton diantaranya menampilkan tarian Gunungsari merupakan tarian klasik dari istana Mangkunegaran Surakarta serta musik Ketawang Boyong Basuki yang dimainkan dalam upacara perkawinan tradisional.
"Saya sangat menikmati penampilan gamelan Jawa," ujar Malcolm Lister yang pernah berlibur ke Indonesia dan bekerja di Hongkong beberapa tahun lalu. Its beautiful music, ujar Malcolm yang datang bersama sang istri.
Dikatakannya musik gamelan sangat bagus untuk meditasi dan yang menarik adalah pemain gamelan sebagian besar adalah warga Inggris, "Saya hanya lihat ada satu orang Indonesianya," ujar Malcolm.
Pagelaran musik gamelan Southbank yang sebagian besar anggotanya adalah warga Inggris dengan trampil mengiringi tarian dibawakan Ni Made Pujawati menarikan tarian Gunungsari yang dikenal dengan tari topeng.
Ni Made Pujawati, lulusan dari consenvatory musik Indonesia dan Akademi Seni di Bali adalah guru tari di Royal Academy of Dance dan memiliki sangar tari dan Gamelan Semar Pegulingan sering tampil di berbagai pertunjukkan tari di beberapa negara di Eropa dan Amerika.
Sementara pemain gamelan dari kelompok Southbank Gamelan yang dibentuk tahun 1987 terdiri dari Robert Campion, Isabelle Carre, Andy Channing, Sophia Clark, Nikhil Daily, Aris Daryono, Cathy Eastburn, Joe Field, Manuel Limenez, Penny King, Xerxes Mazda, Dave McKenny, Malcolm Milner, John Pawson, Charlotte Pugh, Jonathan Roberts dan Brat Smith yang mengenakan jas model Jawa warna hitam dan lengkap dengan blankon.(*)
COPYRIGHT © 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar