Rabu, 10 Juni 2009

SIDE EVENT CLIMATE CHANGE"

INDONESIA HADIRI "SIDE EVENT CLIMATE CHANGE"

London, 11/6 (ANTARA) - Delegasi RI menghadiri pembicaraan lanjutan mengenai hasil dari penyelenggaraan "World Ocean Conference" (WOC) dalam "Bonn Climate Change Talks," pada "side event" dengan tema "The Role of Oceans on Climate Change - From Manado to Copenhagen".

Acara yang dihadiri Sesmenko Kesra, Prof. Dr. Indroyono Soesilo adalah dalam rangka mengedepankan peran penting laut dalam perubahan iklim, demikian keterangan pers dari KBRI Berlin yang diterima ANTARA London, Kamis.

Dalam pertemuan yang diikuti delegasi dari berbagai negara anggota PBB dalam Kerangka Konvensi Perubahan Iklim (UNFCCC) dan kalangan LSM serta media masa, disampaikan hasil "World Ocean Conference 2009" yang diselenggarakan di Manado, Mei lalu.

Sesmenko Kesra, Prof. Dr. Indroyono Soesilo, menyampaikan hasil-hasil penting WOC 2009 yaitu mengarusutamakan dimensi laut dalam dokumen akhir COP-15 UNFCCC, yaitu Kerangka Konvensi Perubahan Iklim COP 15 di Kopenhagen, Denmark.

Selain itu, juga disampaikan mobilisasi sumber dana bagi kalangan yang paling rawan terkena dampak perubahan iklim dan mengembangkan teknologi dan ilmu kelautan untuk mengkaji dampak perubahan iklim.

Indroyono Soesilo juga berupaya mendorong pertukaran informasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang laut dan perubahan iklim.

Sementara itu, Dubes RI untuk Republik Federal Jerman, Eddy Pratomo menegaskan kembali komitmen Pemerintah RI mengedepankan isu laut dalam pembahasan internasional perubahan iklim, baik melalui UNFCCC dan badan-badan PBB lain serta berbagai forum internasional.

Dikatakannya tujuan yang ingin dicapai Pemerinta Indonesia adalah melindungi laut dan daerah pantai dari dampak perubahan iklim disebabkan manusia, serta mendukung pemahaman atas hubungan dinamis antara iklim dan laut.

Menurut Dubes, tujuan dari WOC ini adalah menegaskan kembali mengenai pentingnya konservasi laut, dan proses kontribusi sosial ekonomi baik penduduk pesisir pantai maupun masyarakat dunia secara keseluruhan.

Dalam kesempatan itu, Direktur "Policy, Economics and Social Sciences dari The World Fish Center", Dr. Edward Allison, menyampaikan tantangan akibat perubahan iklim terhadap kelangsungan hidup nelayan dan sistem perikanan.

Ia mengemukakan, 520 juta penduduk dunia menggantungkan penghidupannya pada sektor perikanan dan hampir tiga juta penduduk dunia sumber proteinnya berasal dari ikan.

Guna menjawab tantangan tersebut, pihaknya melakukan berbagai penelitian antara lain identifikasi strategi adaptasi dan mitigasi bagi sektor perikanan dan mengkaji upaya membangun kapasitas perikanan lokal, nasional dan regional.

Ketua Delegasi Republik Palau, Direktur "Protected Areas Network - Ministry of Natural Resources, Environment & Tourism", menyampaikan kekhawatirannya negaranya tidak akan mampu menjawab tantangan perubahan iklim, terutama terkait dengan naiknya permukaan air laut.

Selain itu, disampaikan pula mengenai peran penting laut dalam perubahan iklim seperti laut sebagai "buffer" perubahan iklim, laut menyerap lebih dari 95 persen radiasi matahari serta menyediakan 85 persen uap air di atmosfir.

Pada sesi pembahasan, para peserta menyampaikan penghargaan atas prakarsa Indonesia mengangkat isu kelautan dalam konteks perubahan iklim.

Mereka juga menyambut baik rencana Pememerintah Indonesia membawa isu tersebut dalam pembahasan perubahan iklim di masa datang bersama dengan negara yang tergabung dalam "Alliance of Small Island States (AOSIS). ***3*** (U-ZG)
(T.H-ZG/B/C004/C004) 11-06-2009 07:23:21

Tidak ada komentar: