Kamis, 11 Juni 2009

INGGRIS PUJI INDONESIA STABILKAN HARGA BERAS

INGGRIS PUJI INDONESIA STABILKAN HARGA BERAS

London, 11/6 (ANTARA) - Keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam menstabilkan harga beras mendapat pujian dari Inggris di Konperensi Internasional Grains Council (IGC) yang digelar di Queen Elizabeth II, Conference Centre, London.

IGC mengundang Bulog karena ingin mendengar keberhasilan pemerintah Indonesia melalui Bulog menstabilkan harga beras di dalam negeri, ujar Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bulog Mohammad Ismet PhD kepada koresponden Antara London, Kamis.
International Grains Council (IGC) merupakan organisasi antar pemerintah yang berhubungan dengan perdagangan berbasis di London sejak 1949, merupakan Komite Bantuan Pangan yang didirikan di bawah Konvensi Bantuan Makanan.

Dalam konperensi memperingati 50 tahun komite tersebut, Mohammad Ismet didampingi Deputi Menteri Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi menjelaskan hasil konperensi .
Menurut Ismet, pada tahun 2008 harga beras dunia tidak begitu stabil bahkan mencapai diatas 1.000 dolar AS per metrik ton, sementara Indonesia berhasil menstabilkan harga berasnya.

Mereka ingin mengetahui strategi apa yang dilakukan oleh Indonesia, ujarnya menambahkan bahwa faktor utama adalah produksi dalam negeri dan juga stabilisasi harga yang menjadi kebijakan pemerintah Indonesia.
Diakuinya pada tahun 2008, Indonesia sama sekali tidak mengimpor beras dunia dan justru terjadi peningkatan produksi mampu menyerap 34 juta ton di dalam negeri. Hal itu merupakan rekor baru bagi Bulog, ujarnya.


Stok beras
Menurut Ismet, stok beras Indonesia di awal tahun 2009 cukup bagus mencapai 1,4 juta ton dan saat ini cadangan beras Indonesia mencapai dua setengah juta ton.

Dengan cadangan beras yang cukup besar menunjukkan bahwa Indonesia mampu menstabilkan harga, ujarnya.

Selain faktor produksi dan juga kebijakan stabilitas harga yang konperensif dan juga berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung stabilisasi harga.

Dalam pertemuan itu Ismet menyampaikan bahwa perlunya semacam kerjasama dengan badan semacam Bulog di berbagai negara khususnya di ASEAN seperti dengan Bernas di Malaysia dan National Food Otority di Philipina dan juga negara lainnya untuk saling tukar menukar informasi .

Selain juga dalam menentukan harga dan membantu negara lain yang membutuhkan, apalagi cadangan beras Indonesia cukup banyak, ujarnya.
Dalam kesempatan itu Ismet juga menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi bila cadangan beras melimpah yang berakibat pada degradasi dari kualitas beras itu sendiri.

Selain itu juga besarnya cadangan beras juga dikuatirkan apakah pemerintah mampu dalam menangung beban biaya.

Menurut Ismet, ia juga menyampaikan keuntungan yang diperoleh Indonesia dan juga Bulog dengan besarnya jumlah cadangan beras dan tidak perlu impor.

Dengan tidak mengimpor beras di tahun 2008, berarti Indonesia mampu menciptakan ekonomi pedesaan dan juga mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan, demikian Mohammad Ismet.

Sementara itu Bayu Krisnamurthi mengatakan Indonesia mendapat apresiasi cukup besar karena adanya kenaikan harga pangan dunia khususnya, sementara di indonesia relatif stabil.

Banyak negara mengakui khususnya dari Nigeria, Argentina dan Pakistan yang menyatakan secara terbuka sistem yang diterapkan di Indonesia dalam menstabilkan harga tidak lepas dari peranan Pemerintah khususnya Bulog. (U-ZG) ***2***

(T.H-ZG/B/H-CS/H-CS) 11-06-2009 11:10:04

Tidak ada komentar: