Minggu, 17 Februari 2013

ALUMNI ITB

IKATAN ALUMNI ITB UK BERBAGI PENGALAMAN

Oleh Zeynita Gibbons

London , 16/2 (Antara) - Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung United Kingdom menyelenggarakan seminar Pendidikan Tinggi di Inggris bertajuk "Belajar ke Inggris" bertempat di Labtek VI kampus ITB, Bandung.

Ketua IA-ITB United Kingdom M. Fauzan Adziman kepada Antara London, Sabtu, mengatakan bahwa acara yang terselenggara atas kerja sama IA-ITB UK dan International Relation Office ITB ini menarik banyak kalangan, tidak hanya dari lingkungan ITB juga masyarakat sekitar.

Dikatakan seminar bertujuan memperkenalkan hubungan luar negeri terbaru pendidikan tinggi Inggris dengan Indonesia, khususnya ITB, kepada masyarakat.

Selain itu, menjadi media gratis berisi informasi, peluang, dan berbagi pengalaman mengenyam pendidikan di luar negeri, khususnya Inggris, dari alumni, ujar M. Fauzan Adziman.

Panitia koordinator publikasi Raditya Yudha Wiranegara mengatakan bahwa banyak peminat yang ingin mengikuti seminar yang mencapai sdekitar 300 peserta. Namun, karena kapasitas terbatas, hanya sepertiga yang bisa ditampung.

"Teman-teman yang hadir sangat beruntung, acara seminar gratis ini diminati sekitar 300 peminat yang mendaftar karena kapasitas, hanya sekitar sepertiganya saja yang dapat ikut," ujar pembawa acara Mediane Nurul Fuada,
Sementara itu, ketua panitia pelaksana acara, Narendra Kurnia Putra, mengakui, meskipun hujan lebat yang mengguyur Kota Bandung, tidak menyurutkan semangat para peserta untuk datang dan menuntaskan niat mencari informasi mengenai prospek pendidikan tinggi ke luar negeri.

Seminar dibuka dengan sambutan Direktur Kerja Sama dan Hubungan Internasional ITB Dr. Edwan Kardena. Edwan Kardena, ketika menjelaskan luasnya jaringan internasional yang dimiliki oleh ITB, mengatakan bahwa ITB punya ratusan nota kesepahaman (MOU).

"Semua informasi dapat diakses melalui website ITB, salah satu yang terbaru Rektor ITB menandatangani MOU dengan Cranfield University di Inggris," lanjutnya.

Selain Inggris, kata dia, dengan Jepang banyak juga kerja sama, terutama proyek Reinventing Japan.

Edwan Kardena mengindikasikan luasnya kesempatan pertukaran mahasiswa maupun riset yang dapat dilakukan institusi di Indonesia dengan institusi di luar negeri.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan hubungan terbaru luar negeri Indonesia dengan Inggris dan sistem pendidikan tingginya serta untung rugi sekolah ke Inggris, yang disampaikan Atase Pendidikan Republik Indonesia di London, Prof.Dr. T.A. Fauzi Soelaiman.

Dikatakan pada tahun 2012, Presiden RI diundang Ratu Inggris ke London, satu-satunya presiden luar negeri yang diundang pada tahun itu, ujar T.A. Fauzi Soelaiman, saat mengawali keterangan telah terjalinnya joint working group bidang pendidikan antara Indonesia dan Inggris.

Inggris dan Indonesia sudah memiliki kerja sama bilateral resmi bidang pendidikan, termasuk beasiswa. Namun begitu, terdapat beasiswa yang jumlah pelamarnya masih kurang, yaitu beasiswa Dikti, ujarnya.

Edwan Kardena mengatakan,"Pada tahun 2013, tersedia slot 800 beasiswa Dikti untuk program master dan Ph.D., gelombang pertama tahun ini pelamarnya 300 orang dan yang dipanggil wawancara 180 orang dengan persentase kelulusan 30 persen dari jumlah yang diwawancara."
Saat ditanya kendalanya, dia mengatakan bahwa sebagian besar gagal karena masalah teknis, seperti kemampuan bahasa Inggris dan tidak memiliki pembimbing akademik.

Tidak seperti beasiswa Dikti yang diperuntukkan bagi staf pengajar dengan kontrak kerja 2n+1, terdapat juga beasiswa lainnya, seperti Beasiswa Unggulan BPKLN Kemdikbud.

Sesi berbagi pengalaman serta kiat-kiat praktis dalam proses melamar studi beserta beasiswa ke luar negeri, kemudian diberikan oleh Narendra Kurnia Putra, mahasiswa program master di Imperial College London, alumni ITB yang juga Asisten Akademik di Program Studi Teknik Fisika ITB.

"Saya ingat pesan guru saya, mendapat sekolah di Eropa sangat memungkinkan, tetapi siapa yang mau membayari," ujar Narendra, mengawali sesi berbagi pengalaman termasuk tips dan trik mendapatkan beasiswa.

"Saya salah satu peserta yang ikut seminar tadi, dan saya merasa mendapat banyak pencerahan. Mendengarkan penjelasan mengenai kondisi perkuliahan di UK dan foto-foto kampus di sana membuat saya semakin ingin kuliah di sana, saya juga menjadi jauh lebih pede untuk mendaftar ke universitas di sana, sungguh seminar yang mencerahkan," tutur Aldinal Rachman, mahasiswa tingkat akhir di Teknik Elektro ITB, peserta seminar.

***4***
D.Dj. Kliwantoro
(T.H-ZG/C/D. Kliwantoro/D. Kliwantoro) 16-02-2013 21:10:22

Tidak ada komentar: