IKATAN
ALUMNI ITB UK BERBAGI PENGALAMAN
Oleh
Zeynita Gibbons
London , 16/2 (Antara) - Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung
United Kingdom menyelenggarakan seminar Pendidikan Tinggi di Inggris
bertajuk "Belajar ke Inggris" bertempat di Labtek VI kampus
ITB, Bandung.
Ketua IA-ITB United Kingdom M. Fauzan Adziman kepada Antara London,
Sabtu, mengatakan bahwa acara yang terselenggara atas kerja sama
IA-ITB UK dan International Relation Office ITB ini menarik banyak
kalangan, tidak hanya dari lingkungan ITB juga masyarakat sekitar.
Dikatakan seminar bertujuan memperkenalkan hubungan luar negeri
terbaru pendidikan tinggi Inggris dengan Indonesia, khususnya ITB,
kepada masyarakat.
Selain itu, menjadi media gratis berisi informasi, peluang, dan
berbagi pengalaman mengenyam pendidikan di luar negeri, khususnya
Inggris, dari alumni, ujar M. Fauzan Adziman.
Panitia koordinator publikasi Raditya Yudha Wiranegara mengatakan
bahwa banyak peminat yang ingin mengikuti seminar yang mencapai
sdekitar 300 peserta. Namun, karena kapasitas terbatas, hanya
sepertiga yang bisa ditampung.
"Teman-teman yang hadir sangat beruntung, acara seminar gratis
ini diminati sekitar 300 peminat yang mendaftar karena kapasitas,
hanya sekitar sepertiganya saja yang dapat ikut," ujar pembawa
acara Mediane Nurul Fuada,
Sementara itu, ketua panitia pelaksana acara, Narendra Kurnia Putra,
mengakui, meskipun hujan lebat yang mengguyur Kota Bandung, tidak
menyurutkan semangat para peserta untuk datang dan menuntaskan niat
mencari informasi mengenai prospek pendidikan tinggi ke luar negeri.
Seminar dibuka dengan sambutan Direktur Kerja Sama dan Hubungan
Internasional ITB Dr. Edwan Kardena. Edwan Kardena, ketika
menjelaskan luasnya jaringan internasional yang dimiliki oleh ITB,
mengatakan bahwa ITB punya ratusan nota kesepahaman (MOU).
"Semua informasi dapat diakses melalui website ITB, salah satu
yang terbaru Rektor ITB menandatangani MOU dengan Cranfield
University di Inggris," lanjutnya.
Selain Inggris, kata dia, dengan Jepang banyak juga kerja sama,
terutama proyek Reinventing Japan.
Edwan Kardena mengindikasikan luasnya kesempatan pertukaran mahasiswa
maupun riset yang dapat dilakukan institusi di Indonesia dengan
institusi di luar negeri.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan hubungan terbaru luar negeri
Indonesia dengan Inggris dan sistem pendidikan tingginya serta untung
rugi sekolah ke Inggris, yang disampaikan Atase Pendidikan Republik
Indonesia di London, Prof.Dr. T.A. Fauzi Soelaiman.
Dikatakan pada tahun 2012, Presiden RI diundang Ratu Inggris ke
London, satu-satunya presiden luar negeri yang diundang pada tahun
itu, ujar T.A. Fauzi Soelaiman, saat mengawali keterangan telah
terjalinnya joint working group bidang pendidikan antara Indonesia
dan Inggris.
Inggris dan Indonesia sudah memiliki kerja sama bilateral resmi
bidang pendidikan, termasuk beasiswa. Namun begitu, terdapat beasiswa
yang jumlah pelamarnya masih kurang, yaitu beasiswa Dikti, ujarnya.
Edwan Kardena mengatakan,"Pada tahun 2013, tersedia slot 800
beasiswa Dikti untuk program master dan Ph.D., gelombang pertama
tahun ini pelamarnya 300 orang dan yang dipanggil wawancara 180 orang
dengan persentase kelulusan 30 persen dari jumlah yang diwawancara."
Saat
ditanya kendalanya, dia mengatakan bahwa sebagian besar gagal karena
masalah teknis, seperti kemampuan bahasa Inggris dan tidak memiliki
pembimbing akademik.
Tidak seperti beasiswa Dikti yang diperuntukkan bagi staf pengajar
dengan kontrak kerja 2n+1, terdapat juga beasiswa lainnya, seperti
Beasiswa Unggulan BPKLN Kemdikbud.
Sesi berbagi pengalaman serta kiat-kiat praktis dalam proses melamar
studi beserta beasiswa ke luar negeri, kemudian diberikan oleh
Narendra Kurnia Putra, mahasiswa program master di Imperial College
London, alumni ITB yang juga Asisten Akademik di Program Studi Teknik
Fisika ITB.
"Saya ingat pesan guru saya, mendapat sekolah di Eropa sangat
memungkinkan, tetapi siapa yang mau membayari," ujar Narendra,
mengawali sesi berbagi pengalaman termasuk tips dan trik mendapatkan
beasiswa.
"Saya salah satu peserta yang ikut seminar tadi, dan saya merasa
mendapat banyak pencerahan. Mendengarkan penjelasan mengenai kondisi
perkuliahan di UK dan foto-foto kampus di sana membuat saya semakin
ingin kuliah di sana, saya juga menjadi jauh lebih pede untuk
mendaftar ke universitas di sana, sungguh seminar yang mencerahkan,"
tutur Aldinal Rachman, mahasiswa tingkat akhir di Teknik Elektro
ITB, peserta seminar.
***4***
D.Dj.
Kliwantoro
(T.H-ZG/C/D.
Kliwantoro/D. Kliwantoro) 16-02-2013 21:10:22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar