BATIK
CHIC KARYA NOVITA YUNUS RAMBAH EROPA
Oleh
Zeynita Gibbons
Basel, 27/2 (Antara) - Batik Chic yang berbentuk tas cantik yang
terbuat dari paduan kulit dengan bahan tradisional Indonesia seperti
kain songket Bali, tenun ikat Flores, dan motif batik kuno karya
seniman Novita Yunus mulai merambah Eropa, di antaranya Swiss dan
negara sekitarnya seperti Jerman dan Perancis.
"Dalam pameran dagang Mustermesse Basel (MUBA) 2013, produk tas
Batik Chic banyak diminati wanita dari berbagai bangsa yang singgah
di anjungan Batik Chic selama penyelenggaraan pameran di Exhibition
Centre Basel (Messe Bassel), Basel, Swiss hingga 3 Maret mendatang,"
kata pendiri Batik Chic, Novita Yunus, kepada ANTARA London, Rabu.
Ia mengaku dirinya ikut dalam pameran MUBA dengan Indonesia sebagai
"partner country". "Itu pameran Indonesia yang
terbesar yang pernah saya ikuti," ujarnya.
Menurut wanita yang pernah bekerja di bank asing di Jakarta,
keikutsertaan dalam pameran dagang tertua di Swiss merupakan
kesempatan untuk memasuki pasar Eropa.
"Memang tidak mudah barang etnik untuk masuk ke pasar Eropa,
namun demikian Batik Chic berhasil melakukan terobosan dengan kreasi
gabungan unsur fungsional dan motif tradisional sehingga mempunyai
nilai jual yang tinggi," katanya.
Ia mendirikan Batik Chic (BC) sejak tahun 2009 yang bermula dari
keinginannya untuk berkreasi menciptakan tas yang terbuat dari
berbagai bahan tradisional, meski ia tidak mempunyai "background"
desain.
Kegigihan wanita yang memiliki tiga anak akhirnya dapat membuahkan
hasil karya yang dicari oleh wanita kalangan atas Indonesia dan
bahkan melebarkan sayapnya dengan membuat sandal dari bahan Ulap Doyo
dari Kalimantan.
Sejalan dengan perkembangan usahanya, akhirnya wanita yang sudah
berkarir selama 12 tahun di salah satu bank asing di Jakarta itu
memutuskan untuk berhenti dan menekuni usaha yang dirintisnya.
Kegigihan serta kreativitas yang dimilikinya pada bahan tradisional
Indonesia berhasil mempopulerkan tas batik yang pada saat itu belum
begitu dikenal.
Batik yang biasanya digunakan hanya untuk busana akhirnya dapat
diperluas dan dijadikan sebagai pelengkap kebutuhan sehari hari
seperti tas wanita, tempat paspor dan dompet yang memberikan
identitas memakainya.
Dalam pemasaran, Novita menggunakan sistem yang sederhana dengan
memanfaatkan jaringan sosial dan orang-orang di sekitarnya yang pada
akhirnya banyak peminat dari kalangan publik figur, bahkan Duta Besar
Indonesia di luar negeri ikut mempromosikan tas cantik Batik Chic.
Usaha yang diawali dari nol itu setelah tiga bulan dapat membuka
sebuah gerai pertama di Kemang dan terus berlanjut di mall dan hotel
hotel bintang lima di Jakarta.
Keikutsertaannya dalam pameran MUBA kali ini adalah lanjutan dari
keberhasilannya dalam mengembangkan produk kualitas Indonesia ke
pasaran dunia.
Dengan binaan dari PT Garuda Indonesia, Batik Chic pernah ikut
pameran ke Istambul, Yunani, Belanda, seperti di Pasar Malam
Indonesia, serta mengikuti Japan Fashion Week, Hongkong Fashion Week,
Taipei, Singapura, Budapest-Hungaria, Milan, dan terakhir di
MUBA-Basel, Swiss.
Usahanya selama ini memperkenalkan tas dengan menggunakan berbagai
bahan tradisional ke mancanegara membuahkan penghargaan berupa Unesco
Excellent Handicraft Award pada tahun 2011 untuk Katagori Ulap Doyo
Sleeper bekerja sama dengan Kemendag dan Dekranas Pusat.
Ke depan, Batik Chic diharapkan dapat mengangkat derajat tekstil
tradisional Indonesia, tidak hanya digunakan pada kesempatan acara
resmi, namun juga digunakan pada setiap kesempatan oleh kalangan
konsumen dunia. ***2*** (ZG) (Edy M Ya'kub)
(T.H-ZG/B/E.M.
Yacub/E.M. Yacub) 27-02-2013 08:45:44
Tidak ada komentar:
Posting Komentar