Senin, 23 Februari 2009

ASIA FAIR BELGIA

TARI WAROK DAN MULI BETANGKAI PUKAU PENGUNJUNG ASIA FAIR BELGIA

Brussel, 21/2 (ANTARA) - Tari Warok yang dibawakan dengan jenaka dan Tari Muli Betangkai dari Lampung memukau pengunjung pameran pariwisata dan produk industri wisata Asia Fair yang diadakan Belasia di De Zandloper, Wemmel, Brussel, Belgia,Sabtu.

Penampilan para penari dari Sangar Tari Kasitha Smarandhana pimpinan Iin Respatini R Sahetapy serta putri KBRI Brusel l Kanina Pursa dan Armanda Kadirin memukau pengunjung pameran pariwisata yang juga diikuti LSM bidang pendidikan di Asia dan wakil dari Korea, Nepal, Mongolia, Malaysia, Thailand dan China.

Direktur Jenderal Amerika Eropa, Departemen Luar Negeri, Retno L.P Marsudi, dan Kris Peeters, Minister-President dari Pemerintah Flemish-Belgia bersama Dubes RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa (UE), Nadjib Riphat Kesoema secara resmi membuka pameran yang berlangsung hingga Minggu
Retno L.P Marsudi dalam sambutannya mengatakan Indonesia dan Belgia mempunyai hubungan sejarah yang panjang dan unik dan dalam beberapa tahun terakhir ini terus meningkat.

Dikatakannya Brusel memandang Indonesia sebagai Negara yang cukup penting baik dalam bidang ekonomi maupun politik. Diakunya selama ini tidak ada masalah yang mendasar diantara kedua Negara.

Hanya saja hubungan dengan Masyarakat Uni Eropa yang masih menganjal hingga saat ini adalah masalah larangan terbang di tengah upaya Indonesia untuk terus melakukan perbaikan di bidang regulari.
Dikatakannya tengah suasana krisis keuangan di Eropa, pameran ini tetap memberi harapan bagi Indonesia.

Selain turis Belgia yang berkunjung ke Indonesia meningkat tahun lalu, kerjasama Belgia-Indonesia juga terus meningkat dengan kunjungan Pangeran Phillippe ke Indonesia November 2008 lalu dan penganugerahan Bintang Jasa Commandeur de Order de Leopold kepada Wakil Presiden RI Februari lalu,
Hal ini menjadi perekat penting yang menandai 60 tahun dibukannya hubungan diplomatik Indonesia pada tahun 2009 ini, demikian Dirjen Amerika Eropa, Retno LP Marsudi.

Sementara itu Kris Peeters, Minister-President dari Pemerintah Flemish-Belgia dalam sambutannya menyoroti hubungan Negara bagian Flanders yang secara subyek hukum internasional dan secara yuridis dapat melakukan hubungan dengan negara lain sebagai entitas yang otonom.

Asia, khususnya Indonesia menjadi perhatian dimana LSM dari wilayah Flanders yaitu antara Belgium Indonesian Medical and Social Association / BIMESA), asosiasi para dokter yang berasal dari Indonesia menjadi duta sosial dan duta budaya masyarakat Flanders berhubungan dengan Indonesia.

Flander membuka diri untuk meningkatkan berbagai peluang kerjasama dengan Asia dan Indonesia khususnya, ujarnya.

Selain melalui LSM, perusahaan dari Flanders juga menjadi duta yang merangkul wilayah penting yang begitu jauh dari Belgia ini, demikian Kris Peeters, Minister-President dari wilayah Flanders, yang berbahasa Belanda di Belgia ini.

Sementara itu, Dubes Nadjib Riphat Kesoema mengatakan pameran pariwisata terbesar yang mermfokuskan Asia.

"Indonesia sebagai negara tamu melihat pameran ini adalah momentum kita menampilkan kekuatan pariwisata dan produk industri wisata kita kepada masyarakat Eropa dan publik Belgia khususnya agar menjadikan Indonesia menjadi tujua wisata mereka," demikian sambutan Duta Besar RI Nadjib Riphat Kesoema
Koorfungsi Pensosbud KBRI Brussels PLE Priatna, mengatakan pameran pariwisata yang unik dan langka di Brussel-Belgia ini belangsung tiap tahun dan menjadi pameran pariwisata terbesar dengan produk industri wisata yang khusus memfokuskan Asia.

Pameran wisata terbesar di Belgia, yang mengusung Indonesia sebagai negara tamu ini, berlangsung bertepatan dengan peringatan 60 tahun dibukanya hubungan diplomatik Indonesia-Belgia, ujarnya.
Ketua Penyelenggara Pameran Belasia (ASIA FAIR), Gilbert Roels, bersana Marcel Van Langenhove, Walikota Wemmel melakukan suling untuk hubungan Indonesia Belgia yang dihadiri duta besar ASEAN, Uni Eropa dan negara sahabat lainnya.

KBRI Brussels bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pemasaran Pariwisata Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Museum Tekstil serta Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menampilkan kolaborasi unik pameran industri ekonomi kreatif berupa kerajinan tangan, batik, tenunan dengan pagelaran kesenian Indonesia.

Panggung Indonesia seluas 180 mete per segi yang khusus di tempatkan di tengah area pameran menjadi sentra perhatian dihiasi dengan Gapura Bali, yang dikekeliling stan penjual batik, tenun, dan kerajinan tangan
Sekitar 40 stand yang mewakili biro perjalanan wisata ke Indonesia, LSM yang bergerak di bidang pendidikan di Asia, wakil dari Korea, Nepal, Mongolia, Malaysia, Thailand dan China berpartisipasi dalam pameran langka ini.

Selama pameran para penari Imas Kusmiaty, Ny Surip Handayani, Aryo Prasetyo, Slamet Susilo, dan Teguh Hari Santoso bersama dua penari putri diplomat RI mengisi panggung dengan berbagai tarian seperti Tari Muli Betangkai (dari Lampung), Piring Cupa (Sumatera Barat), Warok (Jawa Timur), Bajidor Kohot, Jaipong Gong Mandau (Kalimantan) dan Mambo Simbo (Papua).

Pada acara pembukaan undangan mendapat sajian makanan Indonesia, dengan nasi kuning yang membawa undangan ke dalam suasana alam Indonesia di arena pameran, di sudut kota Wemmel, Belgia.***2***
(T.H-ZG/B/A027/A027) 22-02-2009 07:01:15

Tidak ada komentar: