Rabu, 18 Februari 2009

Islam di Inggris

Islam di Inggris Berkembang dari Kampus

Oleh Zeynita Gibbons

London (ANTARA News) - Agama Islam di Kerajaan Inggris berkembang di kalangan akademisi dan universitas di berbagai perguruan tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan digelarnya berbagai kegiatan dan juga munculnya Islamic Society.

Salah satunya kegiatan yang dilakukan University of Essex, Colchester dengan mengelar "Islamic Awarness" pekan silam yang diisi antara lain dengan pameran pengetahuan pengenai Islam, pameran halal food dan konferensi Islam yang berjudul "Islam Beyon the Viel".

Konferensi yang diikuti lebih dari 200 peserta, separuh di antaranya adalah warga Inggeris digelar Islamic Society, lembaga mahasiswa Muslim di University of Essex, menawarkan Islam sebagai solusi.

Konferensi yang merupakan kelanjutan dua konferensi sebelumnya yaitu -- "A journey to Islamic values,"(2008) dan "slam as a moderate religion", (007) - menampilkan lima pembicara di mana empat di antaranya British Muslim.

Amika Wardana, dosen jurusan Pendidikan Sejarah dari Universitas Negeri Yogyakarta yang mengambil program Doktor Sosiologi di University of Essex, mengatakan Konferensi Islam yang digelar untuk ketiganya menawarkan Islam sebagai solusi.

Sejak tiga tahun lalu Universitas Essex mengelar acara "Islamic Awarness" yang berlangsung dengan sukses, ujar Sekretaris Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Inggris Raya .

Berkembangnya agama Islam di berbagai kampus di Kerajaan Inggris juga diakui Nurul Hidayati Fithriyah yang tengah menyelesaikan S3 di University of Manchester.

Menurut wanita kelahiran Bandung 1975, yang akrab disapa mbak Efi hal tersebut merupakan gejala Sunatullah sesuai dengan Kitabullah.

"Sesungguhnya yang bertaqwa kepada Allah adalah orang-orang yang berilmu" ujar dosen Teknik Kimia, Fak Teknik, Univ Muhammadiyah Jakarta itu.

Dikatakannya harusnya semakin pandai manusia semestinya makin sadar hakikat kebenaran, dan berusaha menemukan Tuhan.

Nurul Hidayati Fithriyah yang menyelesaikan S1 Teknik Kimia, di Fak Teknik UI, Depok, mengatakan kemungkinan lain adalah pertumbuhan aktivitas muslim kampus seperti juga di kampus-kampus Indonesia.

Selain itu pegawai PT Aneka Gas Industri mengatakan gejala tersebut juga ada hubungannya dengan kompetisi diantara mahasiswa untuk menempati posisi penting di student union atau senat mahasiswa.

Dengan demikian mereka bisa menggolkan program-program yang Islami, atau memperjuangkan kepentingan mahasiswa muslim, ujar istri Ir. H. Zainal Abidin.

Nurul yang menyelesaikan S2 di Universitas yang sama mengambil Polymer Science & Technology, School of Materials, the Univ of Manchester memberi contoh salah
satunya mengenai seragam medis/ruang bedah yg menutup aurat.

Selain itu banyaknya kritik terhadap media yang tidak independen khususnya dalam isu terkait muslim, membuat keingintahuan mahasiswa lain mengenai Islam, ujar Nurul yang juga aktif di ICMI UK.

Menurut Nurul, kehadiran ISOC juga sempat diprotes oleh Jewish Society waktu debat menghadirkan sejarawan anti-holocaust, kenangnya.

Kemungkinan lain lagi, banyak mahasiswa dari negeri muslim, Malaysia, Libya, Iran, Turki, Saudi, Palestina, dan negara lainnya yang kuliah di Inggris.


Freedom of Speech
Menurut ibu Nadia Lathifah Abidin (8), Aziz Faizullah Abidin (6) Zahra Hanania Abidin (3), berkembangnya Islam di kampus juga tidak lepas dari iklim "Freedom of Speech," yang dianut oleh pemerintah Inggris.

Hal ini sangat menunjang berkembangnya agama islam di kampus kampus, selain karena bahasanya yang internasional, mutu fasilitas kuliah dan riset yang tinggi, fasilitas menarik untuk student dan keluarganya.

Nurul yang juga aktif di ICMI UK mengibaratkan mobil, kalau bensinnya full tank kan larinya kencang.

Dikatakannya kegiatan mahasiswa muslim di kampusnya dikoordinir Manchester ISOC (Islamic Society), terdiri tiga kampus Uni of Manchester, Uni of Salford, & Mc`r Metropolitan Uni, seperti sosial event, Islamic circles, Arabic, Tajwid, Fiqh, dan juga mengelar National Islam awareness week.

Mereka biasanya selain membuat acara sendiri juga panitia gabungan seperti pada kegiatan Fresher`s week tiap September, ISOC stall di gedung student union.

Di Manchester University juga sering mengadakan ?drop-in session,? kalau ada yang berminat bergabung, atau sekedar bertanya mengenai Islam dan banyak lagi kegiatan khusus untuk sisters atau brothers evening.

Umat Islam di Inggris menyebut saudara seagama dengan menyebutkan sister untuk wanita dan brother untuk kaum prianya, ujar Nurul.

Selain ajakan berpuasa sehari dan undangan ifthar bersama gratis di restauran, lecture series dari pakar dengan berbagai topik seputar kehidupan.

Islamic Society juga mengelar bazar buku, pakaian, makanan halal dan kebutuhan muslim, sholat jama`ah fardhu dan Jum`at, "Fajr Tree" yaitu saling membangunkan sholat Shubuh dengan `miss call? ke HP terutama waktu Summer dimana waktu Shubuh sekitar pukul 3 pagi.

Banyak lagi kegiatan yang dilakukan bahkan mereka juga aktif mengikuti kegiatan nasional, seperti konferensi British Muslim Council (MCB), demo anti perang, mengorganisir diskusi terbuka seputar masalah Palestina dan dunia Islam lainnya, dan pemutar film Islami gratis produksi Iran dan Mesir.

Mahasiswa Muslim yang tergabung dalam ISOC juga berhasil memperjuangkan agar kantin di student union menyediakan makanan halal dan kampus menyediakan masjid atau ruangan untuk shalat Jumat.


Keberadaannya diakui

Sementara itu Saharman Gea yang tengah menuntut ilmu di Queen Marry London mengakui bahwa sangat menarik mencermati perkembangan Islam di UK melalui kampus.

Hampir di setiap kampus di UK memiliki Islamic Society yang dikenal dengan singkatan ISOC, ujar PhD student di Departemen Materials Queen Mary, London.

Menurut Saharman di Queen Mary, ISOC ini sangat berkembang dan bermanfaat sekali bagi mahasiswa yang datang dari berbagai negara.

Lewat forum ini semua keperluan mahasiswa dapat disalurkan baik sesama maupun hubungannnya dengan universitas karena ISOC diakui keberadaannya secara resmi oleh universitas.

Conton kecil, penyelenggaran sholat Jumat di kampus adalah ISOC. Mereka mendapatkan izin untuk ruangan dan fasilitas lain dari kampus.

Ini mirip gerakan dakwah kampus di pertengahan tahun 80-an di tanah air, ujar Saharman Gea.

Uniknya, setidaknya khususnya di Queen Mary, ISOC ini tidak ekslusif pada kelompok dan paham tertentu. Bahkan kawan kawan dari Syiah sekalipun ikut dalam kelompok ini. Mazhab dan turunnya hampir tidak pernah dipermasalahkan, ujar suami Mutia.

Menurut Ketua Umum PC Muhammadiyah Inggris, memang dalam kegiatannya islamic Sociaty perlu diperluas. ISOC mestinya jangan hanya fokus pada kegiatan ibadah mahdah.

Tetapi juga mestinya peka terhadap perkembangan sosial lainnya seperti isu lingkungan hidup, perkembangan ekonomi, kontribusi muslim Eropa terhadap kemajuan science dan technology, sehingga kelihatan berwarna.

Ini perlu dilakukan agar nanti kalau ISOC dikampus berkembang pesat, tidak mudah untuk dituduh dan dicurigai macam-macam. Hal ini pernah juga didiskusikan dengan kawan-kawan di ISOC Queen Mary.

Kesulitaan lain adalah forum ini sangat longgar karena semangat silaturrahmi lebih dikedepankan. Saya khawatir ada pihak-pihak lain yang memanfaatkan celah in untuk memasukkan kepentingannya sehingga dakwah di kampus akan mudah bias,demikian Saharman Gea. (*)

COPYRIGHT © 2009

Tidak ada komentar: